Ilustrasi konseptual desain generasi terbaru perangkat lipat Samsung.
Setiap kali Samsung bersiap meluncurkan iterasi terbaru dari seri ponsel lipat premium mereka, Galaxy Z Fold, satu pertanyaan selalu mendominasi diskusi para penggemar teknologi dan analis pasar: Berapa harga Z Fold 6? Jawaban atas pertanyaan ini tidak pernah sederhana. Harga sebuah perangkat flagship yang inovatif, apalagi yang mendefinisikan kategori baru, merupakan cerminan dari biaya komponen mutakhir, riset dan pengembangan (R&D) yang masif, dan strategi penetapan harga premium yang bertujuan menegaskan posisi dominasi di pasar.
Galaxy Z Fold 6 diharapkan menjadi lompatan signifikan, bukan hanya sekadar peningkatan bertahap. Rumor yang beredar mengindikasikan bahwa model ini akan mengatasi kritik utama yang dialamatkan pada pendahulunya, terutama terkait dengan ketebalan, berat, dan dimensi layar luar. Jika janji-janji inovasi ini terpenuhi, maka kita harus bersiap menghadapi titik harga yang mungkin setara atau bahkan melampaui banderol yang pernah ditetapkan sebelumnya. Analisis ini akan membedah faktor-faktor penentu harga Z Fold 6, mulai dari perubahan desain fundamental hingga revolusi kecerdasan buatan (AI) yang disematkan di dalamnya.
Pasar ponsel lipat saat ini sudah lebih kompetitif dibandingkan beberapa tahun lalu. Meskipun demikian, Samsung tetap memegang mahkota sebagai pemimpin pasar, dan penetapan harga mereka selalu berfungsi sebagai patokan industri. Mengingat tekanan inflasi global, kenaikan biaya semikonduktor, dan peningkatan signifikan pada material konstruksi (seperti titanium, jika rumor itu benar), kecil kemungkinan Samsung akan menurunkan titik harga standar. Sebaliknya, mereka mungkin mencari cara untuk membenarkan harga yang tinggi tersebut melalui paket fitur eksklusif dan daya tahan yang superior.
Untuk memprediksi harga Z Fold 6, kita harus melihat kembali pola penetapan harga Samsung dalam beberapa generasi terakhir. Seri Z Fold selalu meluncur di kisaran harga yang sangat tinggi, sebuah investasi serius bagi konsumen. Z Fold 5, misalnya, memulai debutnya di Amerika Serikat dengan harga $1,799 untuk konfigurasi dasar. Di pasar Indonesia, harga awal (MSRP) cenderung sedikit lebih tinggi karena faktor pajak, bea masuk, dan nilai tukar mata uang. Biasanya, harga dasar Z Fold di Indonesia berkisar antara Rp24.999.000 hingga Rp27.999.000 untuk varian memori terendah.
Kenaikan harga dari generasi ke generasi seringkali bersifat minor, sekitar $50 hingga $100, kecuali jika ada perubahan desain yang benar-benar radikal. Untuk Z Fold 6, desas-desus mengenai bodi yang jauh lebih tipis, engsel yang lebih ringan, dan mungkin adopsi rasio aspek layar luar yang lebih lebar (mendekati ponsel konvensional) merupakan perubahan radikal. Setiap perbaikan pada engsel—teknologi paling mahal dalam ponsel lipat—secara langsung memengaruhi biaya produksi. Jika Samsung berhasil menyajikan desain yang sangat ramping (slimline design), biaya manufaktur engsel yang baru dan kompleks itu akan menjadi justifikasi utama kenaikan harga.
Harga Z Fold 6 bukan hanya tentang merek; itu adalah kalkulasi biaya material dan teknologi eksklusif. Komponen-komponen berikut diprediksi mengalami peningkatan biaya, yang mau tidak mau akan tercermin dalam harga jual akhir kepada konsumen:
Dengan mempertimbangkan semua peningkatan ini—desain lebih ramping, material premium, chipset khusus, dan integrasi AI menyeluruh—sangat realistis untuk memprediksi bahwa harga Z Fold 6 akan mengalami kenaikan marginal, sekitar 3% hingga 5% dibandingkan pendahulunya, terutama untuk model dasar 256GB. Ini menempatkan harga di Indonesia berpotensi mendekati Rp26.500.000 hingga Rp28.500.000 untuk varian termurah.
Kritik paling keras terhadap seri Z Fold sebelumnya adalah formatnya yang terlalu tinggi dan sempit saat ditutup, serta bobotnya yang terasa berat. Z Fold 6 dikabarkan akan secara definitif mengatasi masalah ini. Perubahan desain ini adalah inovasi yang memakan biaya besar, tetapi sangat penting untuk menarik konsumen dari pasar ponsel non-lipat.
Rumor terkuat menunjukkan bahwa Z Fold 6 akan mengadopsi rasio aspek yang lebih lebar pada layar penutup (cover screen). Jika layar luar ini menjadi lebih lebar dan tidak terlalu "remote control" seperti model lama, pengalaman pengguna saat ponsel tertutup akan jauh lebih baik untuk mengetik dan navigasi sehari-hari. Desain yang lebih lebar dan lebih tipis memerlukan restrukturisasi total pada sasis dan penempatan komponen internal, yang meningkatkan kerumitan dan, akibatnya, biaya produksi.
Selain layar luar, ketebalan keseluruhan Z Fold 6 saat dilipat juga menjadi fokus. Jika Samsung dapat mengurangi ketebalannya secara drastis—mungkin mendekati ketebalan ponsel candybar saat dilipat—maka mereka memiliki argumen yang sangat kuat untuk membenarkan harga premium. Pengurangan ketebalan sering kali dicapai dengan menyusun baterai yang lebih tipis atau menggunakan teknologi stacked battery, yang keduanya merupakan inovasi mahal.
Diagram yang menunjukkan besarnya kontribusi teknologi AI dan chipset terhadap total biaya produksi perangkat lipat.
Daya tahan selalu menjadi perhatian utama, dan setiap generasi Z Fold menjanjikan ketahanan yang lebih baik. Jika Z Fold 6 mencapai peringkat IP yang lebih tinggi atau mengklaim peningkatan ketahanan lipatan hingga ratusan ribu kali, ini menunjukkan penggunaan paduan logam yang lebih canggih dan mekanisme internal yang lebih presisi. Mekanisme engsel ini adalah inti dari teknologi lipat, dan peningkatan presisinya, yang mengurangi kerutan (crease) layar internal, secara langsung menambah nol di belakang biaya produksi. Konsumen membayar mahal untuk ketenangan pikiran bahwa perangkat premium mereka tidak akan rusak karena penggunaan sehari-hari.
Oleh karena itu, sebagian besar dari kenaikan potensi harga Z Fold 6 dibenarkan oleh investasi Samsung dalam membuat perangkat ini lebih tipis, lebih ringan, dan secara fundamental lebih nyaman digunakan daripada pendahulunya. Ini adalah upaya untuk mengubah Z Fold dari sekadar perangkat niche menjadi ponsel utama bagi pengguna kelas atas.
Kinerja adalah pilar kedua yang menopang harga Z Fold 6. Sebagai perangkat yang dirancang untuk multitasking ekstrem—menjalankan tiga aplikasi sekaligus, bermain game intensif di layar besar, dan kini, memproses model AI yang kompleks—Z Fold 6 memerlukan spesifikasi internal yang tidak hanya terdepan, tetapi juga dioptimalkan secara spesifik.
Chipset Snapdragon "for Galaxy" adalah salah satu faktor pembeda harga terbesar. Chipset ini tidak hanya memiliki kecepatan clock yang lebih tinggi (overclocked prime core) tetapi juga dioptimalkan secara termal dan perangkat lunak untuk perangkat Samsung. Untuk Z Fold 6, chipset ini harus mampu mengelola panas yang dihasilkan saat layar besar digunakan secara intensif, sebuah tantangan teknik yang unik untuk format lipat.
Biaya yang dikeluarkan oleh Samsung untuk mendapatkan versi eksklusif dari chipset ini sangatlah tinggi, sebuah biaya yang kemudian diteruskan kepada pembeli. Pembeli tidak hanya mendapatkan kecepatan mentah, tetapi juga janji efisiensi daya yang lebih baik, sangat krusial mengingat keterbatasan ruang baterai dalam bodi yang tipis.
Z Fold 6 kemungkinan akan mempertahankan struktur penyimpanan: 256GB, 512GB, dan 1TB. Namun, yang semakin penting adalah kapasitas RAM. Untuk mendukung fitur Galaxy AI yang intensif, RAM 12GB kini menjadi standar minimum yang diperlukan. Jika Samsung memutuskan untuk memperkenalkan varian premium (mungkin 1TB) dengan RAM 16GB, harga Z Fold 6 untuk varian teratas akan melambung signifikan, kemungkinan besar menembus angka Rp32.000.000 di Indonesia.
Keputusan untuk menyediakan RAM dan penyimpanan yang sangat cepat (LPDDR5X dan UFS 4.0) memastikan bahwa perangkat dapat menangani beban kerja besar. Kecepatan ini bukan sekadar kemewahan, tetapi kebutuhan operasional untuk menjalankan model AI secara lokal, menghindari latensi jaringan. Ini adalah investasi perangkat keras yang secara langsung membenarkan banderol harga tinggi.
Setiap penambahan RAM dan kapasitas penyimpanan yang lebih cepat merupakan peningkatan biaya komponen yang langsung terlihat pada label harga. Misalnya, perbedaan harga antara model 512GB dan 1TB seringkali lebih dari sekadar biaya chip memori itu sendiri; ini juga tentang menetapkan tingkatan premium untuk konsumen yang membutuhkan penyimpanan maksimal bagi produktivitas mereka.
Analisis pasar menunjukkan bahwa Samsung menggunakan konfigurasi penyimpanan tertinggi (1TB) sebagai anchor price, membuat varian 512GB terlihat lebih masuk akal. Strategi penetapan harga bertingkat ini dirancang untuk memaksimalkan margin keuntungan, memastikan bahwa harga Z Fold 6 selalu berada di puncak pasar ponsel pintar.
Jika desain baru adalah pembenaran harga fisik, maka Kecerdasan Buatan (AI) adalah pembenaran harga perangkat lunak dan fungsional. Z Fold 6 akan menjadi salah satu pendorong utama ekosistem Galaxy AI yang diperkenalkan Samsung. Fitur-fitur ini, ditambah dengan peningkatan sensor kamera, menjadi faktor kunci dalam penentuan harga Z Fold 6.
Seri Fold sering dikritik karena modul kameranya tertinggal sedikit di belakang seri S Ultra. Untuk Z Fold 6, harapan terbesar adalah peningkatan signifikan pada sensor utama. Jika Samsung mengadopsi sensor 200MP yang ditemukan di seri Ultra, atau setidaknya sensor 50MP yang jauh lebih besar dan lebih baru, biaya modul kamera akan meningkat drastis. Lensa telephoto periskop yang lebih baik juga merupakan peningkatan biaya yang tak terhindarkan jika Z Fold 6 ingin bersaing sebagai flagship fotografi yang sesungguhnya.
Selain itu, sistem kamera UDC (Under Display Camera) pada layar utama terus diperbarui. Meskipun fungsinya mungkin tidak sekuat kamera belakang, peningkatan resolusi UDC atau pengurangan visibilitasnya memerlukan biaya R&D yang sangat besar. Konsumen membayar bukan hanya untuk megapiksel, tetapi untuk teknologi yang memungkinkan kamera "menghilang" di bawah layar tanpa mengorbankan kualitas visual.
Galaxy AI memerlukan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang kompleks. Fitur-fitur seperti Circle to Search, terjemahan panggilan real-time, dan fitur pengeditan foto generatif yang canggih (Generative Edit) memposisikan Z Fold 6 sebagai AI Phone sejati. Biaya untuk mempertahankan model AI ini dan memberikannya kepada pengguna premium adalah komponen harga yang baru dan signifikan.
Samsung mungkin mengikuti strategi di mana beberapa fitur AI paling canggih—terutama yang berjalan secara eksklusif di perangkat (on-device) untuk privasi dan kecepatan—dikhususkan untuk perangkat terbarunya, yang tentunya termasuk Z Fold 6. Pembeli Z Fold 6 membayar untuk menjadi yang pertama dan yang terbaik dalam pengalaman AI seluler Samsung.
Pertimbangkan potensi adanya skema berlangganan di masa depan untuk beberapa fitur AI paling canggih. Meskipun Z Fold 6 mungkin menawarkan fitur-fitur ini secara gratis untuk periode awal, harga beli yang tinggi mungkin menyertakan biaya lisensi tersembunyi untuk akses fitur AI eksklusif tersebut seumur hidup perangkat. Hal ini meningkatkan nilai yang diterima konsumen, tetapi juga meningkatkan label harga Z Fold 6 di awal penjualan.
Intinya, Z Fold 6 adalah perangkat yang menggabungkan superkomputer seluler dengan pusat AI. Integrasi ini, mulai dari NPU khusus hingga optimasi perangkat lunak yang intensif, membenarkan posisinya sebagai perangkat premium yang harganya jauh melampaui ponsel standar, bahkan ponsel flagship konvensional.
Seperti generasi sebelumnya, Z Fold 6 akan diluncurkan dalam beberapa konfigurasi penyimpanan, dan perbedaan harga antara varian ini sangat penting untuk dipahami. Samsung menggunakan perbedaan kapasitas ini bukan hanya untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna, tetapi juga untuk menciptakan margin keuntungan yang berbeda di setiap level.
Harga Z Fold 6 untuk varian 512GB biasanya diposisikan sekitar Rp1.500.000 hingga Rp2.000.000 lebih mahal daripada model dasar 256GB. Varian 1TB, yang sering kali disebut sebagai "Eksklusif Samsung," memiliki kenaikan harga yang lebih tajam, mencapai Rp3.000.000 hingga Rp4.000.000 di atas model 512GB.
Jika kita asumsikan harga dasar 256GB berada di Rp27.000.000:
Penetapan harga yang agresif untuk varian tertinggi (1TB) berfungsi sebagai indikator psikologis. Bagi pengguna yang benar-benar membutuhkan kapasitas besar untuk video 8K, foto beresolusi tinggi, dan file kerja besar, harga Z Fold 6 di level ini mencerminkan ketersediaan memori super cepat yang masih jarang ditemukan di ponsel lain, selain seri Ultra. Ini juga memberikan sinyal bahwa perangkat ini ditujukan untuk profesional yang melihat ponsel sebagai alat produktivitas utama mereka, bukan sekadar perangkat komunikasi.
Meskipun harga Z Fold 6 sangat tinggi saat peluncuran, Samsung selalu berusaha memaniskan kesepakatan bagi pembeli awal. Paket pre-order sering mencakup peningkatan kapasitas penyimpanan gratis (misalnya, membayar harga 256GB tetapi mendapatkan 512GB), bonus aksesori (seperti Galaxy Watch atau Buds), dan penawaran tukar tambah (trade-in) yang sangat agresif.
Penawaran pre-order ini secara efektif menurunkan biaya kepemilikan riil bagi konsumen yang melakukan pembelian di hari-hari pertama. Meskipun harga Z Fold 6 secara MSRP mungkin Rp27 juta, nilai paket bonus yang diterima dapat mencapai Rp5 juta, membuat investasi awal terasa lebih berharga. Analisis harga harus selalu memasukkan nilai paket pre-order ini sebagai bagian dari strategi pemasaran Samsung.
Selain itu, program tukar tambah yang diperkuat oleh Samsung memungkinkan konsumen beralih dari perangkat lama (termasuk Fold generasi sebelumnya) dengan diskon yang substansial. Ini adalah cara Samsung untuk memastikan loyalitas pengguna foldable mereka sambil mempertahankan harga eceran yang tinggi untuk menjaga citra premium Z Fold 6 di mata pasar dan investor.
Meskipun Samsung adalah pemimpin pasar, persaingan di segmen ponsel lipat semakin memanas. Pesaing dari Tiongkok (seperti Huawei, Honor, dan Xiaomi) serta pemain baru dari Amerika (seperti Google Pixel Fold) memberikan tekanan. Namun, tekanan ini tidak selalu berarti penurunan harga; seringkali, itu berarti keharusan untuk berinovasi lebih lanjut, yang justru meningkatkan biaya R&D.
Google Pixel Fold memposisikan dirinya sebagai pesaing langsung, terutama di pasar Amerika dan Eropa, dengan menawarkan pengalaman perangkat lunak Android murni yang sangat baik dan format yang lebih lebar. Samsung harus memastikan Z Fold 6 tidak hanya mengungguli pesaing dalam spesifikasi teknis (chipset, kamera, daya tahan) tetapi juga dalam integrasi perangkat lunak dan AI.
Jika Z Fold 6 benar-benar lebih tipis dan lebih ringan daripada Pixel Fold (sebuah poin penjualan utama Pixel Fold), Samsung telah berhasil menciptakan diferensiasi yang kuat. Untuk setiap inovasi yang berhasil membuat Z Fold 6 lebih baik dari kompetitor—baik itu ketahanan air IPX8, engsel yang lebih minimalis, atau lapisan UTG yang lebih kuat—Samsung memiliki hak untuk mempertahankan banderol harga premiumnya. Dengan kata lain, persaingan mendorong Samsung untuk menghabiskan lebih banyak uang untuk R&D, sehingga menjustifikasi harga Z Fold 6 yang tinggi.
Spekulasi yang menarik adalah kemungkinan Samsung memperkenalkan strategi dua tingkat: sebuah Z Fold 6 standar dan mungkin Z Fold 6 Ultra, atau sebaliknya, Z Fold 6 FE (Fan Edition) yang lebih terjangkau.
Meskipun demikian, fokus utama saat ini tetap pada Z Fold 6 model utama, yang harus mempertahankan posisinya di segmen harga super flagship, tidak peduli apa pun langkah taktis pesaing lainnya.
Samsung beroperasi dengan keyakinan bahwa pelanggan seri Fold adalah konsumen yang tidak sensitif terhadap harga (price-insensitive) dan bersedia membayar untuk inovasi terbaik. Dengan strategi ini, harga Z Fold 6 akan tetap tinggi, didukung oleh nilai merek, ekosistem Galaxy yang luas, dan janji teknologi yang tak tertandingi.
Untuk benar-benar memahami mengapa harga Z Fold 6 begitu tinggi, kita harus masuk lebih dalam ke biaya AI. AI tidak hanya tentang perangkat lunak; AI adalah tentang infrastruktur. Samsung tidak hanya membayar untuk mengembangkan model bahasa besar (LLM) mereka sendiri, tetapi juga berinvestasi pada pelatihan, penyempurnaan, dan pengoptimalan model tersebut agar dapat berjalan efisien di perangkat seluler.
Keputusan Samsung untuk memproses sebanyak mungkin fitur Galaxy AI secara lokal (di perangkat, bukan di cloud) memberikan keuntungan privasi dan kecepatan, tetapi secara dramatis meningkatkan kebutuhan perangkat keras. NPU (Neural Processing Unit) di Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy harus sangat kuat. Biaya NPU canggih ini jauh lebih tinggi daripada chip CPU atau GPU standar. Konsumen membayar premi untuk AI yang cepat dan aman, yang tidak bergantung pada koneksi internet.
Selain NPU, kapasitas RAM yang besar (12GB atau 16GB) diperlukan untuk memuat model AI. Model bahasa generatif membutuhkan ruang memori yang signifikan agar dapat beroperasi tanpa tersendat. Perangkat yang berorientasi AI seperti Z Fold 6 harus menyediakan memori yang melimpah, dan memori yang melimpah berarti harga Z Fold 6 yang lebih tinggi.
Samsung telah menjanjikan dukungan pembaruan perangkat lunak yang panjang, termasuk pembaruan keamanan dan OS. Untuk perangkat sepenting Z Fold 6, dukungan ini harus mencakup pembaruan dan penyempurnaan fitur Galaxy AI selama bertahun-tahun. Biaya untuk mempertahankan tim pengembang AI, melisensikan teknologi pihak ketiga (jika ada), dan mendistribusikan pembaruan ke seluruh dunia adalah biaya operasional berkelanjutan yang sudah dihitung ke dalam harga jual awal perangkat.
Jika fitur-fitur AI ini merupakan nilai jual utama, maka harga Z Fold 6 berfungsi sebagai investasi yang menjamin bahwa pengguna mendapatkan akses ke ekosistem teknologi yang terus berkembang. Ini bukan sekadar membeli ponsel; ini adalah membeli pintu gerbang ke pengalaman komputasi seluler masa depan yang digerakkan oleh AI.
Visualisasi Chipset yang Didukung NPU untuk Pemrosesan AI On-Device.
Oleh karena itu, sebagian besar dari label harga premium Z Fold 6 adalah premi AI. Konsumen yang membeli perangkat ini mengharapkan kemampuan AI yang tidak hanya ada, tetapi juga lebih unggul dan lebih terintegrasi daripada yang ditawarkan oleh seri non-lipat, membenarkan kenaikan harga dibandingkan dengan flagship standar.
Ketika mempertimbangkan investasi pada Z Fold 6, penting untuk melihat tidak hanya harga pembelian awal tetapi juga nilai jangka panjangnya. Seri Z Fold dikenal memiliki depresiasi harga yang relatif stabil dibandingkan beberapa ponsel Android lainnya, meskipun tetap kehilangan nilai lebih cepat daripada iPhone kelas atas.
Inovasi seperti desain lipat dan fitur AI eksklusif membantu Z Fold 6 mempertahankan nilai jual kembali yang kuat, terutama pada tahun pertama dan kedua. Konsumen yang berinvestasi pada Z Fold 6 tahu bahwa mereka membeli teknologi yang akan tetap relevan lebih lama. Jika Z Fold 6 berhasil merampingkan desain secara signifikan, ini akan menjadi poin longevity (umur panjang) yang kuat, karena akan memperbaiki salah satu kelemahan desain utama yang mungkin membuat model lama cepat terasa usang.
Kestabilan harga Z Fold 6 di pasar sekunder sedikit meringankan beban harga awal yang tinggi. Pengguna dapat menjual perangkat mereka dengan harga yang wajar saat model baru diluncurkan, menggunakan dana tersebut untuk mengurangi biaya upgrade. Ini adalah siklus premium; harga awal yang tinggi dibenarkan sebagian oleh nilai jual kembali yang tinggi.
Bagi konsumen di Indonesia, harga Z Fold 6 juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Semua komponen penting diimpor dan dihargai dalam Dolar. Jika kurs melemah pada saat peluncuran Z Fold 6, ini dapat memaksa Samsung untuk menetapkan harga eceran yang lebih tinggi di pasar lokal, bahkan jika harga Dolar AS di Amerika tidak berubah.
Faktor makroekonomi ini sering kali menjadi penyebab utama mengapa harga Z Fold 6 di Indonesia cenderung berada di batas atas prediksi. Perusahaan harus memasukkan margin risiko kurs ke dalam harga jual eceran mereka untuk melindungi diri dari kerugian finansial. Ini adalah detail penetapan harga yang sering diabaikan tetapi sangat memengaruhi angka akhir di kasir.
Mengingat semua faktor ini—riset engsel yang sangat mahal, penggunaan material premium seperti titanium (jika diterapkan), biaya lisensi Snapdragon khusus, investasi masif dalam Galaxy AI, dan tekanan makroekonomi kurs Rupiah—kesimpulan yang paling kuat adalah bahwa harga Z Fold 6 akan mempertahankan posisinya sebagai salah satu ponsel konsumen termahal di pasar. Samsung akan membenarkan harga ini melalui janji pengalaman yang lebih ramping, lebih kuat, dan lebih cerdas dari sebelumnya.
Tingkat detail dan teknologi yang dimasukkan ke dalam Z Fold 6 mengubahnya dari sekadar ponsel menjadi perangkat statement. Perangkat ini tidak hanya berorientasi pada fungsionalitas, tetapi juga pada citra dan status. Konsumen yang memilih Fold membayar untuk berada di garis depan teknologi, dan biaya tersebut secara inheren berada pada tingkat premium. Kesuksesan Z Fold 6 akan sangat bergantung pada kemampuan Samsung untuk mengkomunikasikan nilai luar biasa yang tersembunyi di balik harga yang mahal tersebut.
Peningkatan dimensi, seperti layar luar yang lebih fungsional, adalah perubahan yang bersifat esensial. Konsumen telah lama menunggu Z Fold yang terasa seperti ponsel normal saat tertutup, namun tetap memberikan pengalaman tablet saat terbuka. Mencapai keseimbangan desain yang ideal ini membutuhkan presisi manufaktur yang ekstrem, yang tentu saja berbanding lurus dengan peningkatan biaya. Setiap mikrometer yang dihilangkan dari ketebalan perangkat, setiap gram yang dikurangi dari bobot, mewakili ribuan jam kerja R&D dan jutaan Dolar AS dalam investasi mesin produksi baru. Oleh karena itu, jika Z Fold 6 memang berhasil menjadi yang paling ramping, itu adalah justifikasi harga yang kuat dan mudah dipahami oleh pasar.
Faktor lain yang sering memengaruhi harga Z Fold 6 adalah strategi bundling dan ekosistem. Samsung tidak menjual Z Fold 6 sebagai perangkat tunggal. Mereka menjualnya sebagai inti dari ekosistem Galaxy. Kemampuan integrasi yang mulus dengan Galaxy Watch, Galaxy Tab, dan laptop Galaxy Book menambah nilai yang tidak terlihat pada spesifikasi perangkat keras. Konsumen yang sudah terikat pada ekosistem Samsung lebih cenderung menerima harga premium, karena mereka mendapatkan pengalaman yang terintegrasi penuh. Ekosistem ini adalah lapisan nilai tambah yang berfungsi sebagai peredam guncangan psikologis terhadap harga yang tinggi.
Analisis mendalam mengenai potensi harga Z Fold 6 menunjukkan bahwa titik harga premium adalah hasil yang tak terhindarkan dari inovasi yang terus didorong oleh Samsung. Mereka berinvestasi pada masa depan komputasi seluler, dan investasi tersebut dibebankan kepada pembeli awal yang antusias. Harga Z Fold 6 adalah harga sebuah revolusi, bukan sekadar evolusi.