Revolusi mobilitas elektrik di Indonesia semakin masif, dan Wuling Air EV tampil sebagai salah satu pionir yang mengubah paradigma transportasi urban. Kehadiran kendaraan listrik berukuran kompak ini tidak hanya menawarkan solusi ramah lingkungan, tetapi juga memposisikan diri sebagai opsi yang sangat terjangkau. Pemahaman mendalam mengenai struktur harga Wuling Air EV menjadi kunci bagi calon konsumen untuk mengukur nilai investasi, efisiensi operasional, dan manfaat keseluruhan yang ditawarkan.
Artikel ini akan mengupas tuntas segala aspek yang memengaruhi nominal biaya Wuling Air EV di pasar domestik, mulai dari daftar harga resmi On The Road (OTR) untuk setiap varian, analisis biaya kepemilikan, perbandingan dengan kendaraan konvensional, hingga dampak insentif pemerintah terhadap harga akhir yang harus dibayar konsumen.
Wuling Motors menghadirkan Air EV dalam beberapa pilihan varian yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mobilitas harian yang berbeda-beda. Perbedaan paling mendasar terletak pada kapasitas baterai, jarak tempuh (range), dan kelengkapan fitur. Perbedaan spesifikasi inilah yang secara langsung menentukan nominal harga OTR dari masing-masing model.
| Varian | Kapasitas Baterai (kWh) | Jarak Tempuh Klaim (km) | Estimasi Harga OTR (Rp) |
|---|---|---|---|
| Lite (Paling Terjangkau) | 17.3 | 200 | Rp 188.900.000 - Rp 195.000.000 |
| Standard Range | 17.3 | 200 | Rp 215.000.000 - Rp 225.000.000 |
| Long Range (Pilihan Utama) | 26.7 | 300 | Rp 250.000.000 - Rp 275.000.000 |
Penting untuk dicatat bahwa estimasi nominal harga ini bersifat OTR (On The Road), yang berarti sudah mencakup Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan biaya administrasi lainnya. Posisi harga ini menempatkan Wuling Air EV sebagai EV paling kompetitif di segmennya, bahkan bersaing ketat dengan beberapa Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil konvensional bekas berkualitas.
Varian Lite diposisikan sebagai pintu masuk utama bagi masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan listrik tanpa beban biaya awal yang terlalu tinggi. Dengan harga yang berada di bawah 200 juta Rupiah (tergantung insentif), Lite menargetkan pengguna perkotaan dengan rute harian yang pendek dan terprediksi. Fitur-fiturnya dibuat esensial, namun tidak mengorbankan keamanan dan kenyamanan dasar. Nominal investasi awal yang rendah ini menjadi daya tarik utama, memaksimalkan aksesibilitas mobil listrik bagi kelas menengah.
Meskipun memiliki jarak tempuh yang paling pendek (sekitar 200 km), nominal ini sudah lebih dari cukup untuk mayoritas aktivitas di kota besar. Analisis biaya kepemilikan menunjukkan bahwa penghematan bahan bakar dan perawatan berkala akan menutupi selisih harga jual dengan mobil bensin dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun, menjadikan investasi ini sangat rasional.
Varian Long Range, dengan selisih harga yang signifikan dari Lite, menawarkan peningkatan kapasitas baterai menjadi 26.7 kWh, yang memungkinkan klaim jarak tempuh hingga 300 km. Peningkatan jangkauan ini adalah faktor penentu nilai jual dan harga beli. Konsumen yang sering melakukan perjalanan antarkota atau khawatir akan ‘range anxiety’ cenderung memilih varian ini, meskipun harus mengeluarkan biaya awal yang lebih besar.
Selain baterai, varian Long Range sering kali dilengkapi dengan fitur-fitur premium, seperti layar sentuh yang lebih besar, sistem konektivitas yang lebih canggih, dan opsi pengisian cepat (jika tersedia). Fitur tambahan ini membenarkan nominal harga yang lebih tinggi. Pembeli Long Range melihatnya sebagai investasi mobilitas yang lebih fleksibel dan nyaman, sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Untuk memahami sepenuhnya struktur harga, calon pembeli harus mempertimbangkan bahwa harga yang tertera di brosur adalah harga acuan. Lokasi geografis (perbedaan BBNKB) dan kebijakan dealer lokal dapat menyebabkan sedikit fluktuasi pada nominal OTR akhir yang dibayarkan. Proses negosiasi, diskon promosi, atau penambahan aksesori juga turut memengaruhi biaya total pembelian.
Pemerintah Indonesia secara aktif mendorong adopsi kendaraan listrik melalui berbagai insentif, yang memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap harga jual eceran Wuling Air EV. Insentif ini adalah komponen vital yang memungkinkan harga jual Air EV menjadi sangat kompetitif.
Salah satu skema insentif terbesar adalah pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung oleh pemerintah. Skema ini secara efektif mengurangi PPN dari 11% menjadi persentase yang jauh lebih rendah (misalnya 1%) untuk kendaraan listrik yang memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu. Karena Wuling Air EV telah memenuhi persyaratan TKDN yang ditetapkan, nominal harga jualnya langsung terpangkas secara substansial.
Sebagai contoh, jika sebuah mobil memiliki harga dasar Rp 250.000.000, PPN normalnya adalah Rp 27.500.000. Dengan insentif, pemotongan ini bisa mencapai puluhan juta Rupiah, yang secara langsung membuat biaya investasi awal jauh lebih ringan bagi konsumen. Potongan ini adalah alasan utama mengapa Air EV bisa menawarkan harga yang setara atau bahkan di bawah mobil konvensional sekelasnya.
Selain PPN, kendaraan listrik sering kali mendapatkan keringanan dalam hal Pajak Kendaraan Bermotor Tahunan (PKB). Di banyak daerah, PKB untuk mobil listrik dipatok 10% dari PKB mobil konvensional, atau bahkan sepenuhnya dibebaskan untuk mendorong transisi energi. Meskipun PKB bukan bagian dari harga OTR awal, pengurangan biaya tahunan ini meningkatkan nilai ekonomis Wuling Air EV secara keseluruhan, membenarkan nominal harga beli yang dikeluarkan.
Keringanan PKB ini harus dipertimbangkan dalam analisis total biaya kepemilikan. Konsumen tidak hanya hemat biaya operasional harian (listrik vs bensin), tetapi juga hemat biaya rutin tahunan. Ini memperkuat proposisi nilai Air EV sebagai solusi mobilitas yang ramah kantong dalam jangka waktu panjang.
Harga Wuling Air EV yang tertera di awal hanya mencerminkan biaya akuisisi. Untuk mendapatkan gambaran investasi yang akurat, penting untuk menganalisis Total Cost of Ownership (TCO) selama periode kepemilikan (misalnya 5 tahun). TCO menunjukkan bahwa meskipun harga awal EV mungkin sedikit lebih tinggi dari LCGC, biaya operasionalnya jauh lebih rendah.
Asumsi: Jarak tempuh rata-rata 15.000 km per tahun. Efisiensi Air EV Long Range (300 km / 26.7 kWh) adalah sekitar 11.2 km/kWh.
Biaya operasional harian Air EV sangat rendah, menekan nominal pengeluaran secara drastis dibandingkan kendaraan bensin. Jika dihitung per bulan, biaya listrik hanya sekitar Rp 167.000.
Perbedaan biaya ini menunjukkan penghematan hampir Rp 15.500.000 per tahun hanya dari energi. Penghematan ini menjadi justifikasi kuat untuk harga akuisisi awal Air EV, karena biaya awal tersebut akan kembali dalam bentuk penghematan energi.
Air EV, seperti EV lainnya, memiliki komponen bergerak yang jauh lebih sedikit dibandingkan mobil mesin pembakaran internal (ICE). Tidak ada oli mesin, filter bensin, busi, atau sistem transmisi yang kompleks. Hal ini secara signifikan mengurangi biaya servis berkala.
Perawatan fokus pada pengecekan baterai, sistem kelistrikan, rem, dan ban. Dalam jangka waktu 5 tahun, biaya perawatan Wuling Air EV bisa mencapai 50% hingga 70% lebih rendah daripada mobil ICE sekelasnya. Pengurangan biaya operasional ini merupakan komponen penting dari TCO yang membenarkan struktur harga jual yang ditawarkan.
Meskipun Air EV mendapatkan keuntungan dari biaya operasional yang rendah, calon pembeli harus memperhitungkan biaya tambahan untuk instalasi pengisi daya di rumah (Wall Box Charging). Nominal biaya instalasi ini bervariasi tergantung lokasi dan kebutuhan peningkatan daya listrik di rumah. Biasanya, biaya ini berkisar antara Rp 5.000.000 hingga Rp 15.000.000.
Wuling sering kali menawarkan paket penjualan yang mencakup Wall Box Charger, namun biaya instalasi mungkin masih ditanggung pembeli. Biaya ini harus dimasukkan sebagai bagian dari investasi awal total yang melengkapi harga OTR kendaraan.
Mayoritas pembeli mobil baru menggunakan skema kredit atau pembiayaan. Struktur pembiayaan ini memengaruhi biaya bulanan yang harus dikeluarkan, yang sering kali menjadi pertimbangan utama dibandingkan harga OTR itu sendiri. Nominal uang muka (Down Payment/DP) dan tenor cicilan adalah dua variabel utama.
| Tenor (Tahun) | DP Minimal (20%) | Pokok Kredit | Estimasi Cicilan Bulanan (Rp) |
|---|---|---|---|
| 3 Tahun | Rp 53.000.000 | Rp 212.000.000 | Rp 6.800.000 - Rp 7.500.000 |
| 5 Tahun | Rp 53.000.000 | Rp 212.000.000 | Rp 4.400.000 - Rp 5.000.000 |
| 7 Tahun | Rp 53.000.000 | Rp 212.000.000 | Rp 3.500.000 - Rp 4.000.000 |
Ketersediaan tenor panjang (hingga 7 tahun) memungkinkan pembeli Air EV untuk mendapatkan cicilan bulanan yang sangat kompetitif, setara dengan cicilan mobil ICE segmen LCGC. Ini adalah strategi pembiayaan yang efektif untuk mengatasi harga akuisisi awal yang mungkin terasa berat, mengalihkan fokus dari nominal OTR ke kemampuan bayar bulanan.
Wuling Air EV bersaing ketat dengan EV kompak lain yang mulai membanjiri pasar. Dalam konteks persaingan harga, Air EV umumnya memegang keunggulan sebagai yang paling terjangkau, terutama pada varian Lite dan Standard Range.
Saat membandingkan biaya investasi Air EV Long Range (Rp 265 Juta) dengan mobil ICE sekelas city car atau MPV entry-level (misalnya Rp 220 Juta - Rp 270 Juta), nominal OTR terlihat seimbang. Namun, keunggulan Air EV terletak pada TCO (Total Cost of Ownership).
Meskipun harga OTR-nya setara, penghematan operasional Air EV sebesar Rp 15 juta per tahun akan menghasilkan pengembalian investasi (ROI) yang jauh lebih cepat. Dalam 4-5 tahun, total pengeluaran kumulatif pemilik Air EV akan jauh lebih rendah daripada pemilik mobil bensin dengan harga akuisisi yang sama.
Salah satu pertanyaan terbesar terkait harga Wuling Air EV adalah bagaimana nilai jual kembalinya (resale value) di masa depan. Karena Air EV adalah model yang relatif baru dan teknologi baterai terus berkembang, prediksinya memerlukan kehati-hatian:
Harga yang dirilis oleh Wuling tidak statis. Terdapat sejumlah variabel makroekonomi dan kebijakan yang secara konstan dapat mengubah nominal biaya akuisisi Air EV dari waktu ke waktu. Pemahaman terhadap faktor-faktor ini krusial untuk keputusan pembelian yang optimal.
Meskipun PPN ditanggung pemerintah (DTP), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah pajak daerah yang berbeda di setiap provinsi. Perbedaan BBNKB dapat menyebabkan selisih harga OTR hingga jutaan Rupiah antara pembelian di Jakarta, Surabaya, atau Medan. Pembeli harus selalu mengonfirmasi harga OTR spesifik di wilayah domisili mereka.
Meskipun Air EV dirakit di Indonesia dan memenuhi TKDN tinggi, beberapa komponen penting—terutama sel baterai dan chip semikonduktor—masih diimpor. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USD secara langsung memengaruhi biaya produksi. Jika Rupiah melemah, Wuling mungkin terpaksa menyesuaikan harga jual ke atas untuk mempertahankan profitabilitas.
Dalam jangka panjang, optimisme bahwa harga Air EV akan cenderung menurun didasarkan pada dua asumsi: penurunan biaya produksi baterai global dan peningkatan skala produksi Wuling di Indonesia. Semakin banyak unit Air EV yang diproduksi, semakin efisien rantai pasoknya, dan efisiensi ini dapat diterjemahkan menjadi penurunan nominal harga jual kepada konsumen.
Analisis yang mendalam menunjukkan bahwa Wuling Air EV bukan hanya sekadar kendaraan listrik dengan harga yang menarik; ia adalah proposisi investasi jangka panjang yang solid. Harga jual yang kompetitif, ditambah dengan insentif pemerintah dan biaya operasional yang sangat rendah, menjadikannya pilihan yang secara finansial lebih masuk akal dibandingkan banyak city car konvensional di pasar saat ini.
Inti dari harga Wuling Air EV adalah paket baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP). Baterai adalah komponen tunggal termahal pada kendaraan listrik. Oleh karena itu, jaminan garansi Wuling terhadap baterai sangat penting dalam membenarkan nominal harga beli.
Wuling umumnya menawarkan garansi baterai yang sangat panjang, sering kali mencakup 8 tahun atau 120.000 km. Garansi ini menjamin bahwa jika baterai mengalami penurunan kapasitas di bawah ambang batas tertentu (misalnya 70%) dalam periode tersebut, Wuling akan menggantinya.
Ketersediaan garansi yang kuat ini menghilangkan sebagian besar kekhawatiran tentang potensi biaya penggantian baterai yang tinggi di masa depan. Tanpa garansi yang memadai, potensi biaya penggantian (yang bisa mencapai sepertiga dari harga mobil baru) akan menjadi risiko besar. Dengan adanya garansi ini, pembeli dapat menganggap nominal investasi awal mereka lebih aman.
Meskipun Air EV memiliki harga terjangkau, perlu diakui bahwa setelah masa garansi habis, potensi biaya penggantian baterai masih menjadi pertimbangan. Namun, ada optimisme bahwa dalam 8-10 tahun ke depan, harga komponen baterai akan turun drastis seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan produksi massal global.
Artinya, meskipun saat ini biaya penggantian baterai terlihat mahal, pada saat Air EV generasi pertama membutuhkan penggantian, nominal biaya tersebut diproyeksikan jauh lebih rendah dari estimasi saat ini, sehingga mengurangi risiko finansial jangka panjang dan mendukung proposisi harga jual Air EV saat ini.
Penetapan harga Wuling Air EV adalah hasil dari strategi pemasaran yang cerdas yang bertujuan untuk mencapai penetrasi pasar yang cepat. Wuling tidak hanya menjual mobil, tetapi juga menjual gaya hidup dan solusi energi.
Di pasar yang didominasi oleh mobil ICE, Wuling menggunakan nominal harga yang agresif sebagai alat diferensiasi utama. Mereka memposisikan Air EV sebagai "mobil listrik yang dapat dijangkau semua kalangan." Strategi ini efektif dalam menarik perhatian konsumen yang sadar biaya dan ingin mencoba teknologi EV tanpa melakukan komitmen finansial yang besar.
Wuling sering kali menawarkan promosi bundling yang memengaruhi biaya total yang dikeluarkan konsumen. Promosi ini bisa berupa cicilan ringan, paket asuransi gratis, atau gratis biaya instalasi home charging. Meskipun harga OTR tetap, benefit tambahan ini secara efektif mengurangi total pengeluaran pembeli di awal.
Penting bagi calon pembeli untuk selalu memantau promosi resmi dari dealer. Nominal diskon dan bonus yang ditawarkan dapat secara signifikan mengubah perhitungan TCO dan membuat Air EV menjadi opsi yang jauh lebih menarik secara finansial dibandingkan harga daftarnya.
Untuk melengkapi analisis harga yang komprehensif, perluasan rincian mengenai biaya operasional dan komponen harga tidak boleh diabaikan. Perbedaan signifikan pada harga jual antara varian Standard Range dan Long Range bukan hanya masalah jangkauan, tetapi juga mencakup fitur pendukung keselamatan dan kenyamanan, yang menambah nilai dan membenarkan nominal yang lebih tinggi.
Dalam kurun waktu 5 tahun pertama, Wuling Air EV memiliki jadwal servis yang lebih sederhana. Biaya yang dikeluarkan untuk mobil konvensional seringkali mencakup penggantian oli mesin, filter oli, filter udara, dan busi. Sementara Air EV hanya memerlukan pengecekan sistem rem, filter kabin, dan sistem pendingin baterai. Struktur nominal perawatan yang sederhana ini merupakan penghematan puluhan juta Rupiah selama masa pakai kendaraan, yang harus dipertimbangkan ketika membandingkan harga OTR awal.
Misalnya, total biaya servis rutin mobil ICE dalam 5 tahun dapat mencapai Rp 15 juta hingga Rp 25 juta, sementara Air EV diprediksi hanya menghabiskan sepertiga dari nominal tersebut. Pengurangan biaya ini memperkuat posisi Air EV sebagai kendaraan yang memiliki nilai investasi tinggi, meski harga akuisisi awalnya sedikit lebih tinggi dari pesaing LCGC.
Ketika menganalisis harga Air EV, perlu diterapkan konsep nilai waktu uang. Uang yang dihemat dari operasional harian (listrik vs bensin) dapat diinvestasikan kembali. Jika penghematan Rp 1.500.000 per bulan diinvestasikan dengan tingkat bunga tertentu, total kekayaan yang dihasilkan dari penghematan ini dalam 10 tahun akan melampaui selisih harga awal antara Air EV dan mobil konvensional yang lebih murah.
Pendekatan ini mengubah pandangan konsumen dari sekadar melihat harga OTR menjadi melihat potensi aset yang dihasilkan dari efisiensi energi. Air EV, dengan harga jual yang terjangkau, menawarkan percepatan dalam akumulasi penghematan.
Selain harga dasar Wuling Air EV, banyak konsumen memilih untuk menambahkan aksesori atau melakukan kustomisasi, yang tentunya menambah biaya total. Nominal tambahan ini penting untuk dipertimbangkan dalam anggaran keseluruhan.
Wuling menawarkan paket aksesori resmi seperti pelindung lantai, penutup bodi, atau peningkatan tampilan eksterior. Biaya-biaya ini biasanya tidak termasuk dalam harga OTR standar. Penambahan aksesori dapat meningkatkan daya tarik visual dan fungsionalitas, tetapi perlu dianggarkan sebagai biaya tambahan, yang bisa mencapai Rp 3 juta hingga Rp 10 juta tergantung paket yang dipilih.
Meskipun tidak dianjurkan, beberapa pemilik mungkin mempertimbangkan modifikasi atau peningkatan pada sistem kelistrikan di rumah mereka untuk memaksimalkan kecepatan pengisian. Biaya penyesuaian daya listrik PLN (jika diperlukan) dan instalasi sistem proteksi surge harus dimasukkan dalam kalkulasi biaya total investasi awal, di luar harga mobil itu sendiri.
Variasi harga menjadi sangat jelas saat kita membandingkan harga Air EV di Jakarta dengan kota-kota di luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Balikpapan, atau Medan. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh biaya logistik dan perbedaan BBNKB daerah.
Nominal harga jual di luar Jawa sering kali lebih tinggi karena adanya tambahan biaya pengiriman (freight cost) dari pabrik perakitan ke dealer di lokasi yang jauh. Biaya logistik ini dapat menambah Rp 5 juta hingga Rp 15 juta pada harga OTR akhir, tergantung seberapa jauh lokasi dealer dari pelabuhan utama.
Dealer di daerah mungkin memiliki kebijakan harga yang sedikit berbeda, tetapi Wuling berusaha mempertahankan margin harga yang relatif seragam di seluruh Indonesia. Meskipun ada fluktuasi regional, Air EV tetap mempertahankan posisi sebagai EV paling terjangkau di hampir semua pasar domestik, menjaga konsistensi nilai dari nominal harga jual yang ditawarkan.
Bagaimana harga Air EV akan berkembang dalam 3 hingga 5 tahun ke depan? Proyeksi ini penting bagi konsumen yang melihat Air EV sebagai investasi.
Ketika Wuling merilis model Air EV dengan spesifikasi atau jangkauan yang ditingkatkan (generasi baru), harga model lama cenderung mengalami depresiasi yang lebih cepat. Namun, karena Air EV generasi pertama sudah menawarkan harga yang sangat rendah, ruang lingkup depresiasinya mungkin lebih terbatas dibandingkan mobil premium. Penurunan harga ini adalah faktor alami pasar otomotif.
Permintaan akan mobil listrik bekas yang terjangkau diprediksi kuat. Konsumen yang masih ragu untuk membeli baru dengan harga OTR penuh akan mencari opsi bekas. Ini dapat menopang nilai jual kembali Air EV. Jika insentif pemerintah dipertahankan atau diperluas, nilai mobil bekas juga akan diuntungkan, membuat depresiasi harga menjadi lebih lambat.
Secara keseluruhan, nominal harga jual Wuling Air EV telah dirancang secara strategis untuk mendorong adopsi massal. Dengan harga akuisisi yang bersaing, TCO yang sangat rendah, dan dukungan insentif pemerintah, Air EV menawarkan salah satu proposisi nilai terbaik di pasar otomotif Indonesia.
Meskipun kita fokus pada harga nominal, terdapat biaya non-moneter yang memengaruhi nilai total investasi. Ini termasuk kenyamanan pengisian daya dan aksesibilitas infrastruktur yang secara tidak langsung memengaruhi persepsi konsumen terhadap harga.
Wuling Air EV, terutama varian Standard Range, menggunakan pengisian AC yang relatif lambat (sekitar 8-11 jam). Waktu pengisian yang panjang ini adalah 'biaya' kenyamanan bagi pemilik yang tidak memiliki fasilitas pengisian di rumah. Varian Long Range, yang mungkin mendukung pengisian DC lebih cepat (meski biayanya lebih tinggi), membenarkan harga jualnya yang lebih mahal dengan menawarkan penghematan waktu yang signifikan.
Konsumen yang memilih Air EV harus mengintegrasikan pengisian daya ke dalam rutinitas harian mereka. Namun, bagi pengguna perkotaan dengan rute harian yang pendek, biaya non-moneter ini dapat diabaikan, dan harga jual yang rendah menjadi faktor penarik yang dominan.
Range anxiety (kecemasan akan habisnya daya) adalah biaya psikologis. Wuling menetapkan harga Varian Long Range lebih tinggi untuk menanggulangi biaya psikologis ini. Dengan jangkauan 300 km, kecemasan berkurang, dan kenyamanan penggunaan meningkat. Nominal biaya tambahan pada varian Long Range dilihat sebagai premi untuk ketenangan pikiran dan fleksibilitas penggunaan yang lebih luas.
Setelah menelaah secara mendalam struktur harga Wuling Air EV di semua varian, insentif yang berlaku, dan Total Cost of Ownership (TCO) jangka panjang, dapat disimpulkan bahwa kendaraan ini menawarkan nilai investasi yang luar biasa di pasar EV Indonesia. Keputusan untuk membeli Air EV didukung oleh fakta-fakta finansial yang kuat:
Wuling Air EV bukan hanya pilihan mobilitas masa depan, tetapi juga keputusan finansial yang cerdas di masa kini. Analisis harga yang detail ini menegaskan bahwa biaya awal yang dikeluarkan akan terkompensasi penuh oleh penghematan operasional dan manfaat lingkungan dalam jangka waktu kepemilikan.
Ringkasan Kunci Harga: Harga Wuling Air EV adalah investasi jangka panjang. Fokuskan pada TCO (Biaya Total Kepemilikan) yang sangat rendah, bukan hanya pada nominal OTR, untuk memahami nilai sebenarnya dari kendaraan listrik kompak ini.
Setiap Rupiah yang diinvestasikan dalam Air EV adalah langkah menuju efisiensi, keberlanjutan, dan pengurangan biaya hidup jangka panjang. Nominal harga yang ditetapkan Wuling telah berhasil mendefinisikan standar baru untuk mobil listrik perkotaan di Indonesia.