Pertanyaan mengenai bentuk Bumi merupakan salah satu pertanyaan paling mendasar yang pernah diajukan manusia tentang rumah mereka. Sejak zaman kuno, para pemikir dan ilmuwan telah mencoba memahami geometri planet yang kita tinggali ini. Meskipun kini pengetahuan itu begitu umum dan mudah diakses, ada baiknya kita menelisik kembali "mengapa Bumi itu bulat" dari sudut pandang yang mudah dicerna.
Alasan utama mengapa Bumi berbentuk bulat adalah gaya gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa. Semakin besar massa suatu benda, semakin kuat pula gaya gravitasinya. Bumi adalah benda langit yang sangat masif, dengan massa yang luar biasa besar. Akibatnya, Bumi memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat.
Bayangkan Bumi sebagai kumpulan partikel debu dan gas yang sangat banyak di ruang angkasa. Partikel-partikel ini saling tertarik satu sama lain karena gravitasi. Gaya gravitasi ini bekerja dari segala arah, menarik semua materi menuju pusat massa Bumi. Karena gaya tarik ini bekerja secara merata dari semua sisi, maka bentuk yang paling efisien untuk menampung semua materi tersebut dalam keadaan stabil adalah sebuah bola. Bola adalah bentuk geometris di mana setiap titik di permukaannya berjarak sama dari pusatnya. Ini adalah konfigurasi yang paling minim energi dan paling stabil di bawah pengaruh gravitasi.
Proses pembentukan Bumi dimulai miliaran tahun lalu dari awan debu dan gas yang berputar di angkasa. Melalui proses yang disebut akresi, partikel-partikel kecil ini saling bertabrakan dan bergabung membentuk gumpalan yang lebih besar. Seiring bertambahnya massa, gaya gravitasi gumpalan tersebut juga semakin kuat, menarik lebih banyak materi. Pada tahap awal pembentukan, Bumi kemungkinan besar berbentuk tidak beraturan. Namun, seiring waktu, karena gravitasi terus menarik materi ke arah pusat, bentuknya mulai membulat.
Suhu yang sangat tinggi pada masa awal pembentukan juga berperan. Bumi purba sangat panas, bahkan sebagian besar cair. Dalam keadaan cair ini, materi lebih mudah bergerak dan beradaptasi mengikuti tarikan gravitasi, sehingga mempercepat proses pembulatan. Bayangkan seperti setetes air yang jatuh dari ketinggian; sebelum mengenai permukaan, ia cenderung berbentuk bulat karena tegangan permukaan (analog dengan gravitasi pada skala yang sangat berbeda).
Meskipun sering digambarkan sebagai bola sempurna, Bumi sebenarnya tidaklah bulat sempurna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyimpangan ini. Salah satunya adalah rotasi Bumi itu sendiri. Karena Bumi berputar pada porosnya, ada gaya sentrifugal yang cenderung mendorong materi keluar dari garis khatulistiwa.
Akibatnya, Bumi sedikit menggembung di bagian khatulistiwa dan sedikit pipih di kutub. Bentuk ini dikenal sebagai oblate spheroid. Perbedaan diameternya memang tidak terlalu signifikan, tetapi cukup untuk membuat Bumi bukan bola yang mulus. Diameter khatulistiwa Bumi sedikit lebih besar daripada diameter dari kutub ke kutub.
Meskipun Google dan sains modern telah lama membuktikan bahwa Bumi itu bulat, pemahaman ini tidak datang begitu saja. Sejak zaman Yunani kuno, para filsuf seperti Aristoteles telah mengamati fenomena yang mengindikasikan Bumi tidak datar. Contohnya adalah kapal yang berlayar menjauh ke cakrawala akan menghilang bagian bawahnya terlebih dahulu sebelum bagian atasnya, hal ini hanya mungkin terjadi pada permukaan melengkung. Gerhana bulan juga menunjukkan bayangan Bumi yang selalu bulat di piringan bulan.
Di era modern, bukti-bukti semakin melimpah: foto-foto dari luar angkasa yang jelas menunjukkan Bumi sebagai bola biru yang indah, penerbangan keliling dunia yang membuktikan bahwa kita bisa terus bergerak ke satu arah dan kembali ke titik awal, serta navigasi satelit yang sangat bergantung pada model Bumi bulat untuk akurasi.
Jadi, secara sederhana, Bumi itu bulat karena gravitasi. Gravitasi menarik semua materi Bumi secara merata ke arah pusat, membentuk konfigurasi yang paling stabil dan efisien, yaitu bola. Meskipun ada sedikit penyimpangan karena rotasi, inti dari bentuknya adalah kekuatan gravitasi yang tak tertandingi.