Instagram Stories telah berevolusi menjadi salah satu alat komunikasi visual tercepat dan paling efektif di media sosial. Kemampuan untuk membagikan ulang atau me-repost konten, baik milik sendiri maupun milik pengguna lain, adalah inti dari membangun komunitas dan meningkatkan interaksi. Namun, proses repost Story IG sering kali menimbulkan kebingungan, terutama karena Instagram memiliki aturan ketat mengenai privasi dan hak cipta. Artikel komprehensif ini akan mengupas tuntas setiap aspek dan metode repost Story Instagram, mulai dari cara resmi yang paling sederhana hingga teknik lanjutan yang memerlukan bantuan eksternal, sambil menekankan pentingnya etika digital.
Memahami cara yang benar untuk me-repost bukan hanya soal teknis, melainkan juga strategi penting dalam membangun kredibilitas, mengakui kontribusi komunitas, dan menjaga aliran konten yang segar di akun Anda.
Metode ini adalah cara repost yang paling dianjurkan oleh Instagram karena menghormati hak cipta dan privasi pengguna. Repost hanya dapat dilakukan jika pengguna lain secara eksplisit menandai (mention) akun Anda dalam Story mereka.
Proses ini berlangsung secara otomatis melalui notifikasi di Direct Message (DM) Anda.
Buka aplikasi Instagram dan navigasi ke kotak masuk Direct Message Anda. Anda akan menerima pesan otomatis dari pengguna yang me-mention Anda. Pesan ini berbunyi kurang lebih: “[Nama Pengguna] menyebut Anda dalam Story mereka.”
Di bawah pratinjau Story yang berisi mention tersebut, Anda akan melihat tombol atau tautan bertuliskan "Tambahkan ke Cerita Anda" (Add to Your Story). Tombol ini adalah pintu gerbang resmi untuk repost. Pastikan Anda mengetuk tombol ini, bukan hanya membalas DM.
Setelah diklik, Story tersebut akan terbuka di jendela edit Story Anda. Story akan muncul sebagai stiker yang ukurannya dapat disesuaikan. Ini adalah langkah krusial untuk personalisasi:
Setelah selesai mengedit, ketuk tombol "Kirim Ke" (Your Story) untuk mempublikasikannya. Story yang Anda repost kini terlihat oleh pengikut Anda dan memiliki tautan kembali ke profil akun pembuat Story asli.
Metode ini menawarkan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan metode lain:
Bagaimana jika Anda ingin me-repost Story yang menarik, tetapi akun Anda tidak di-mention? Ini memerlukan langkah-langkah manual. Penting untuk dicatat bahwa metode ini harus selalu dilakukan dengan izin dan menyertakan kredit, terutama jika Story tersebut berasal dari akun publik yang tidak Anda kenal secara pribadi.
Ini adalah solusi paling cepat dan universal untuk konten non-mention.
Jika konten berupa gambar statis, gunakan fitur Tangkapan Layar (Screenshot) pada ponsel Anda. Jika konten berupa video, gunakan fitur Perekaman Layar (Screen Recording) yang tersedia di sebagian besar sistem operasi ponsel (iOS dan Android).
Buka hasil tangkapan/rekaman. Gunakan alat edit bawaan ponsel Anda untuk memotong bagian-bagian yang tidak perlu, menghilangkan noise, atau memfokuskan pada elemen utama. Ini sangat penting untuk menjaga estetika Story Anda.
Buka fitur pembuatan Story Instagram. Unggah gambar atau video yang sudah dipangkas tersebut dari galeri Anda.
Karena Anda menggunakan metode manual, atribusi harus dilakukan secara manual dan jelas. Ini adalah langkah yang tidak boleh diabaikan:
Meskipun cepat, metode ini memiliki kerugian teknis dan etika yang signifikan:
Kadang kala, konten terbaik adalah konten yang sudah pernah Anda unggah. Instagram menyimpan semua Story yang telah kedaluwarsa dalam folder Arsip (Archive). Me-repost konten lama adalah cara yang fantastis untuk mendaur ulang konten berkualitas dan mengingatkan pengikut tentang momen masa lalu.
Buka profil Instagram Anda. Ketuk ikon garis tiga (Menu Hamburger) di sudut kanan atas. Pilih opsi "Arsip" atau "Archive". Pastikan Anda berada di bagian "Arsip Cerita" (Story Archive), bukan Arsip Postingan.
Gulir melalui kalender atau tampilan grid Story lama Anda. Pilih Story yang ingin Anda publikasikan ulang.
Setelah Story terbuka, cari ikon "Bagikan" (Share) yang biasanya terletak di bagian bawah layar. Ketuk ikon tersebut.
Story lama Anda akan muncul di jendela edit Story. Story akan menampilkan stempel waktu asli (misalnya, "Diunggah setahun yang lalu"). Ini adalah kesempatan Anda untuk:
Repost Story dari arsip adalah bagian vital dari strategi konten jangka panjang. Ini membantu menjaga konsistensi konten tanpa perlu membuat materi baru dari nol, sekaligus mengingatkan audiens tentang nilai-nilai, pencapaian, atau produk Anda di masa lampau.
Melakukan repost dari arsip secara rutin memastikan bahwa konten yang terbukti menarik perhatian mendapatkan kesempatan kedua untuk dilihat oleh pengikut yang mungkin melewatkannya pada unggahan pertama, atau pengikut baru yang belum pernah melihatnya sama sekali. Pendekatan ini adalah salah satu teknik evergreen content recycling yang paling efektif di Instagram.
Aplikasi pihak ketiga menjadi solusi ketika Story yang ingin di-repost tidak me-mention akun Anda dan Anda ingin menghindari penurunan kualitas akibat screenshot. Namun, penggunaan aplikasi eksternal melibatkan risiko keamanan dan memerlukan kehati-hatian ekstra terkait hak cipta.
Ada dua kategori utama aplikasi yang digunakan untuk tujuan ini:
Karena alasan keamanan, kami sangat merekomendasikan menggunakan aplikasi yang tidak meminta kredensial login Anda, melainkan hanya tautan.
Buka Story yang ingin Anda repost. Ketuk tiga titik (More Options) di sudut kanan atas. Pilih "Salin Tautan" (Copy Link). Ini hanya berfungsi jika akun pembuat Story adalah publik.
Buka aplikasi pengunduh media pilihan Anda. Tempelkan tautan yang sudah disalin ke kolom yang disediakan. Aplikasi akan memproses tautan dan biasanya menampilkan pratinjau konten.
Setelah pratinjau muncul, pilih opsi unduh (Download). File akan disimpan di galeri ponsel Anda dalam kualitas terbaik yang tersedia.
Unggah file yang diunduh ke Story IG Anda seperti postingan baru. Karena metode ini sepenuhnya manual, ATRIBUSI WAJIB HUKUMNYA. Gunakan stiker mention untuk menandai akun asli. Jangan pernah mengklaim konten tersebut sebagai milik Anda.
Penggunaan aplikasi pihak ketiga yang melanggar Ketentuan Layanan Instagram dapat memiliki konsekuensi serius, yang mencakup:
Peringatan Tegas: Jika Anda harus menggunakan aplikasi pihak ketiga, pastikan aplikasi tersebut memiliki reputasi yang baik, dan jangan pernah memberikan izin akses ke kredensial login Instagram Anda.
Strategi konten modern sering kali melibatkan pembagian konten ke berbagai platform. Repost Story IG ke Facebook atau TikTok memerlukan pertimbangan yang berbeda, baik dari segi teknis maupun format.
Instagram dimiliki oleh Meta, yang memfasilitasi integrasi yang sangat mudah ke Facebook. Ini adalah satu-satunya skenario cross-posting yang dapat dilakukan secara otomatis.
Pastikan akun Instagram Anda terhubung ke halaman atau profil Facebook Anda. Buka Pengaturan > Akun > Berbagi ke Aplikasi Lain (Sharing to Other Apps). Pilih Facebook.
Saat Anda mengunggah Story di Instagram, di bagian bawah layar "Kirim Ke", terdapat opsi "Cerita Facebook Anda" (Your Facebook Story). Pastikan opsi ini dicentang. Story akan otomatis diunggah ke Facebook secara simultan.
Untuk platform di luar ekosistem Meta, Anda harus mengunduh file Story terlebih dahulu. Ini umumnya berlaku untuk Story yang Anda buat sendiri.
Saat Story Anda sedang aktif, buka Story tersebut. Ketuk ikon tiga titik/More Options. Pilih "Simpan" (Save). Ini akan mengunduh video atau gambar Story ke galeri Anda, lengkap dengan stiker, teks, dan musik (meskipun musik mungkin dihapus oleh platform lain karena isu hak cipta).
Meskipun Story memiliki format vertikal (9:16), ia sering kali terasa lebih kasual. Jika Anda me-repost Story ke TikTok, pertimbangkan untuk menambahkan elemen khas TikTok (seperti suara yang sedang tren atau filter khas) sebelum diunggah untuk memaksimalkan performa di platform tersebut. Repost tanpa penyesuaian akan terlihat seperti konten 'tempelan'.
Jika Anda me-repost konten pengguna lain yang diunduh secara manual ke platform yang berbeda (misalnya, mengambil Story dari IG dan mempostingnya ke Twitter), tanggung jawab atribusi Anda berlipat ganda. Anda harus mencantumkan:
Reposting bukanlah sekadar kegiatan teknis; ini adalah tindakan berbagi yang memiliki implikasi moral, etika, dan hukum. Mengabaikan hak cipta dapat merusak reputasi Anda atau bahkan mengakibatkan tindakan hukum, terutama bagi akun yang dimonetisasi.
Dalam konteks non-mention (repost manual), persetujuan lisan atau tertulis dari pembuat konten asli harus menjadi prosedur standar Anda, bahkan jika akun mereka bersifat publik.
Kirim Direct Message (DM) yang sopan kepada pembuat konten tersebut. Contoh pesan: "Hai, kami sangat menyukai Story Anda tentang [Topik]. Apakah kami boleh membagikannya ke Story kami? Kami akan memberikan kredit penuh." Tunggu respons positif sebelum memposting ulang.
Atribusi harus mudah terlihat dan tidak boleh disembunyikan. Pemberian kredit memastikan pengakuan atas kerja keras orang lain.
Secara hukum, materi yang dibuat di Instagram (foto, video, desain grafis) dilindungi oleh hak cipta segera setelah dibuat. Repost Story tanpa izin merupakan pelanggaran hak cipta. Konsekuensinya meliputi:
Untuk akun bisnis, dampak reputasi akibat dituduh mencuri konten bisa jauh lebih mahal daripada sanksi teknis dari Instagram. Etika harus diutamakan sebagai strategi mitigasi risiko.
Reposting Story, terutama konten buatan pengguna (User-Generated Content/UGC), adalah alat pemasaran yang sangat kuat. Ini bukan sekadar mengisi kekosongan konten, melainkan membangun kepercayaan dan interaksi komunitas.
UGC adalah konten yang dibuat oleh pelanggan Anda, bukan oleh merek itu sendiri. Ketika pelanggan memposting ulasan, foto produk, atau pengalaman positif di Story dan me-mention Anda, reposting Story tersebut memberikan beberapa manfaat strategis:
Saat me-repost UGC, jangan hanya membiarkannya. Tambahkan lapisan strategis untuk memaksimalkan dampaknya:
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari reposting, tetapkan jadwal atau tema khusus. Misalnya, Anda dapat memiliki sesi "Review Pelanggan Hari Jumat" di mana Anda secara khusus me-repost 3-5 Story UGC terbaik yang Anda terima selama seminggu. Konsistensi ini mengajarkan audiens kapan mereka harus datang untuk melihat diri mereka sendiri di akun Anda, yang meningkatkan traffic secara keseluruhan.
Dalam konteks strategi pemasaran digital, reposting UGC harus dilihat sebagai investasi dalam hubungan pelanggan, bukan hanya sebagai teknik pengisian konten.
Meskipun proses repost terlihat sederhana, sering kali pengguna menghadapi masalah teknis. Mengetahui cara melakukan troubleshooting adalah kunci untuk menjaga kelancaran alur konten Anda.
Ini adalah keluhan paling umum. Opsi repost resmi tidak muncul meskipun Anda di-mention. Solusinya harus dipecah menjadi beberapa pemeriksaan:
Diagnosis: Akun pembuat Story mungkin diubah menjadi akun pribadi (Private Account) setelah Story diunggah, atau memang sudah pribadi sejak awal. Solusi: Tidak ada solusi resmi. Anda harus meminta pembuat Story untuk menjadikan akun mereka publik (meskipun hanya sebentar) atau menggunakan metode screenshot setelah mendapat izin.
Diagnosis: Anda mungkin mematikan fitur mention atau tagging untuk akun Anda. Solusi: Buka Pengaturan > Privasi > Story. Pastikan opsi "Izinkan Pembagian ke Story" (Allow Sharing to Story) diaktifkan. Selain itu, pastikan bagian "Izinkan Tag dari" (Allow Tags From) tidak diatur ke 'Tidak Seorang Pun'.
Diagnosis: Ada bug sementara pada versi aplikasi Anda. Solusi: Lakukan pembaruan (update) aplikasi Instagram ke versi terbaru di App Store atau Play Store. Jika masih bermasalah, coba hapus cache aplikasi atau mulai ulang ponsel Anda.
Kualitas gambar yang menurun setelah screenshot/screen recording adalah hal yang diharapkan, tetapi dapat diminimalkan:
Durasi standar Story adalah 15 detik. Jika Anda merekam Story video yang lebih panjang (misalnya, 60 detik) menggunakan perekam layar, Instagram akan otomatis membaginya menjadi beberapa segmen 15 detik saat Anda mengunggahnya. Pastikan perekaman layar Anda lancar dan tidak ada jeda di antara segmen-segmen tersebut agar transisi mulus.
Aktivitas reposting oleh akun bisnis harus terintegrasi dengan strategi pemasaran yang lebih besar. Di bawah ini adalah skenario dan praktik terbaik untuk memaksimalkan ROI (Return on Investment) dari setiap Story yang di-repost.
Banyak merek meluncurkan tantangan atau kompetisi berbasis hashtag. Jika seorang peserta membuat Story, merek harus me-repostnya secara masif.
Buat Highlight khusus di profil Anda berjudul "Challenge Submissions". Repost semua Story yang relevan (setelah di-mention) ke Story Anda hari itu, dan langsung simpan ke Highlight tersebut. Ini memastikan konten partisipasi tidak hilang setelah 24 jam.
Dampak: Mengubah Story sesaat menjadi katalog testimonial permanen, memberikan insentif jangka panjang bagi pelanggan untuk terus berpartisipasi.
Dalam industri yang bergerak cepat (misalnya, berita, saham, atau fashion), kemampuan untuk me-repost konten terkait peristiwa terkini sangat penting.
Jika seorang influencer terkenal men-tag Anda karena memakai produk Anda di acara besar, segera repost Story mereka dalam waktu 15-30 menit. Jangan hanya repost; tambahkan stiker hitungan mundur (Countdown Sticker) ke tanggal rilis produk atau diskon yang relevan.
Dampak: Memanfaatkan hype dan FOMO (Fear of Missing Out) secara real-time, meningkatkan konversi instan. Ini menunjukkan bahwa merek Anda aktif dan relevan.
Story UGC tidak selalu berupa pujian; kadang-kadang berupa pertanyaan atau keluhan. Merek dapat memanfaatkan repost sebagai kesempatan dukungan pelanggan.
Jika pelanggan men-tag Anda dengan pertanyaan teknis di Story, repost Story tersebut (setelah izin). Gunakan fitur "Tanya Jawab" di Story Anda untuk memposting jawaban rinci secara publik. Balas Story asli dengan DM pribadi bahwa jawaban telah diposting di Story merek.
Dampak: Mendemonstrasikan transparansi dan menunjukkan kepada komunitas bahwa Anda secara aktif mendengarkan dan menyelesaikan masalah, meningkatkan loyalitas pelanggan.
Kemampuan untuk me-repost Story Instagram merupakan fungsi yang jauh melampaui sekadar membagikan ulang gambar. Ini adalah cerminan dari strategi komunikasi, komitmen terhadap etika digital, dan upaya membangun komunitas yang aktif.
Prioritaskan selalu metode resmi, yaitu melalui mention dan opsi "Tambahkan ke Cerita Anda". Ini memastikan kualitas konten, atribusi yang sah, dan kepatuhan terhadap Ketentuan Layanan Instagram. Metode manual (screenshot atau aplikasi pihak ketiga) harus dijadikan opsi terakhir, dan harus selalu diiringi dengan permohonan izin eksplisit dan kredit yang sangat jelas.
Dengan menguasai teknik repost Story IG, Anda tidak hanya menjaga aliran konten yang segar di profil Anda, tetapi juga memperkuat hubungan dengan audiens, memvalidasi kontribusi komunitas, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan akun Anda secara organik dan berkelanjutan. Reposting Story yang cerdas adalah pilar utama dalam ekosistem pemasaran digital modern.
Pastikan Anda secara rutin meninjau pengaturan privasi Anda dan selalu menghormati hak cipta pengguna lain. Dengan kesadaran teknis dan etika yang kuat, Story reposting akan menjadi salah satu aset terpenting dalam upaya membangun kehadiran Anda di Instagram.