Ilustrasi visual buah gayam.
Di tengah keragaman buah tropis Indonesia, terdapat satu buah yang mungkin kurang populer di kalangan umum namun menyimpan potensi kesehatan yang signifikan: buah gayam. Dikenal juga dengan nama ilmiahnya, *Inocarpus edulis*, buah ini merupakan sumber nutrisi penting, terutama bagi masyarakat lokal di mana pohonnya tumbuh subur. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai buah yang seringkali terabaikan ini.
Buah gayam adalah buah dari pohon gayam, sejenis tanaman dari famili Fabaceae (polong-polongan). Pohon ini umumnya ditemukan di daerah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Papua Nugini, dan beberapa pulau Pasifik. Secara visual, buah gayam memiliki bentuk yang unik, menyerupai polong pipih yang besar, dengan kulit keras berwarna coklat kehijauan ketika muda dan berubah menjadi coklat gelap saat matang.
Daging buah gayam, yang berada di balik cangkang keras tersebut, seringkali diolah sebelum dikonsumsi karena teksturnya yang padat dan rasanya yang cenderung hambar atau sedikit sepat. Masyarakat tradisional sering merebus atau memanggangnya hingga empuk. Meskipun sering dianggap sebagai tanaman penghasil kayu, bagian buahnya ternyata menyimpan komposisi gizi yang patut diperhitungkan, menjadikannya sumber pangan alternatif yang bernilai tinggi.
Kekuatan utama buah gayam terletak pada profil nutrisinya. Berbeda dengan buah-buahan manis lainnya, gayam cenderung tinggi akan kandungan karbohidrat kompleks dan lemak sehat, menjadikannya sumber energi yang berkelanjutan.
Memanfaatkan buah gayam secara tradisional maupun modern menawarkan sejumlah manfaat kesehatan yang didukung oleh kandungan gizinya.
Kandungan serat yang tinggi dalam buah gayam berperan krusial dalam menjaga sistem pencernaan tetap lancar. Serat membantu mencegah sembelit, meningkatkan volume feses, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus besar. Asupan serat yang cukup juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit divertikular.
Karena gayam didominasi oleh karbohidrat kompleks (pati) daripada gula sederhana, ia memiliki indeks glikemik yang relatif rendah. Hal ini berarti pelepasan glukosa ke dalam aliran darah terjadi secara perlahan. Bagi penderita diabetes tipe 2 atau mereka yang ingin menjaga stabilitas energi, gayam dapat menjadi pilihan karbohidrat yang lebih baik daripada nasi atau roti putih jika diolah dengan benar.
Lemak tak jenuh yang terkandung dalam buah gayam bersifat kardioprotektif. Lemak ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga mengurangi risiko penumpukan plak di arteri. Mineral seperti kalium juga membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh.
Bagi masyarakat yang melakukan aktivitas fisik berat, kebutuhan akan sumber energi yang padat sangatlah penting. Buah gayam, setelah dimasak, berfungsi mirip seperti umbi-umbian, menyediakan energi yang dilepaskan secara bertahap. Ini membantu mencegah lonjakan energi singkat diikuti oleh rasa lemas tiba-tiba.
Konsumsi buah gayam membutuhkan penanganan khusus. Biji atau daging buahnya harus diolah terlebih dahulu karena dalam keadaan mentah seringkali terasa pahit atau bahkan berpotensi menyebabkan iritasi ringan.
Meskipun buah gayam menawarkan manfaat luar biasa, penting untuk diingat bahwa informasi ini tidak menggantikan saran medis profesional. Eksplorasi kekayaan pangan lokal seperti buah gayam adalah langkah nyata menuju pola makan yang lebih beragam dan seimbang.