Kucing adalah anggota keluarga yang rentan terhadap berbagai infeksi bakteri. Ketika kucing menunjukkan tanda-tanda sakit—seperti lesu, kehilangan nafsu makan, atau demam—pemilik sering kali tergoda untuk segera memberikan pengobatan. Salah satu obat yang sering dicari adalah antibiotik buat kucing. Namun, penggunaan antibiotik pada hewan, terutama kucing, harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan selalu di bawah pengawasan dokter hewan.
Antibiotik adalah obat yang dirancang untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif melawan virus, jamur, atau parasit. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat dari dokter hewan sangat krusial sebelum pengobatan dimulai.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri memerlukan antibiotik. Beberapa kondisi umum pada kucing yang mungkin memerlukan terapi antibiotik meliputi:
Ada beberapa kelas antibiotik yang umum digunakan oleh dokter hewan. Pemilihan jenis dan dosis antibiotik sangat bergantung pada jenis bakteri yang dicurigai, lokasi infeksi, dan kondisi kesehatan umum kucing.
Ini adalah salah satu antibiotik spektrum luas yang sering digunakan untuk berbagai infeksi kulit dan jaringan lunak. Klavulanat ditambahkan untuk membantu mengatasi bakteri yang resisten terhadap amoksisilin saja.
Sering digunakan untuk infeksi kulit dan tulang. Dokter hewan mungkin memilih jenis ini jika ada kekhawatiran tentang alergi terhadap penisilin.
Sangat efektif melawan beberapa bakteri yang sulit dijangkau, termasuk yang menyebabkan penyakit seperti Bartonellosis (penyebab "cat scratch disease" pada manusia) dan beberapa infeksi pernapasan kronis.
Antibiotik kuat ini sering digunakan untuk infeksi saluran kemih atau infeksi berat lainnya. Namun, penggunaannya harus sangat dibatasi karena potensi efek samping pada tulang rawan kucing muda dan risiko resistensi antibiotik.
Penyalahgunaan antibiotik pada kucing menimbulkan risiko serius, baik bagi kucing itu sendiri maupun kesehatan publik:
Jika dokter hewan telah meresepkan antibiotik buat kucing, kepatuhan pemilik adalah kunci keberhasilan pengobatan.
Pertama, selesaikan seluruh rangkaian obat sesuai instruksi. Jika antibiotik diberikan selama 7 hari, berikan selama 7 hari penuh, bahkan jika kucing tampak sembuh total pada hari ketiga. Kedua, pastikan dosisnya tepat. Dosis dihitung berdasarkan berat badan kucing. Jika kucing berat badannya berubah selama pengobatan, hubungi dokter hewan Anda sebelum menyesuaikan dosis.
Untuk kucing yang sulit minum obat oral, dokter hewan mungkin memberikan injeksi (suntikan) yang bertahan lebih lama atau menyarankan mencampurkan obat cair ke dalam makanan yang sangat disukai (seperti tuna kaleng), meskipun ini harus dilakukan dengan hati-hati agar kucing tetap mau makan.
Kesimpulannya, antibiotik adalah alat penting dalam kedokteran hewan, namun penggunaannya harus bijaksana. Selalu konsultasikan dengan profesional medis hewan Anda untuk diagnosis dan resep yang aman dan efektif untuk sahabat berbulu Anda.