Abses adalah penumpukan nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri di jaringan tubuh. Abses seringkali muncul sebagai benjolan bengkak, merah, hangat, dan terasa nyeri saat disentuh. Infeksi bakteri ini memerlukan intervensi medis yang tepat, dan seringkali, pengobatan utamanya melibatkan kombinasi drainase (mengeluarkan nanah) dan pemberian antibiotik.
Peran antibiotik dalam penanganan abses sangat krusial. Jika abses kecil dan dangkal, kadang cukup dilakukan drainase saja. Namun, pada abses yang lebih dalam, besar, atau jika pasien menunjukkan gejala sistemik seperti demam tinggi, antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi yang mungkin telah menyebar ke jaringan sekitarnya atau bahkan ke aliran darah.
Pemilihan antibiotik yang tepat sangat bergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi. Karena seringkali sulit menentukan bakteri spesifik sebelum hasil kultur keluar, dokter biasanya memulai dengan antibiotik spektrum luas yang efektif melawan bakteri paling umum penyebab abses kulit, yaitu Staphylococcus aureus (termasuk MRSA) dan Streptococcus.
Beberapa kelas antibiotik yang sering diresepkan untuk abses meliputi:
Catatan Penting: Antibiotik saja seringkali tidak cukup untuk menyembuhkan abses. Karena nanah adalah kumpulan sel mati dan bakteri yang terperangkap dalam kantung tertutup, antibiotik mungkin sulit menembus ke konsentrasi yang memadai untuk membunuh seluruh bakteri. Oleh karena itu, drainase (pembedahan kecil untuk membuka dan mengeringkan nanah) hampir selalu menjadi langkah pertama dan terpenting dalam terapi abses yang sudah matang.
Setelah nanah dikeluarkan, ruang kosong yang tersisa dapat diobati dengan antibiotik sistemik (oral atau IV) untuk memastikan semua sisa bakteri dihilangkan dan mencegah infeksi berulang.
Kesalahan terbesar dalam pengobatan abses adalah menghentikan antibiotik segera setelah bengkak mulai kempes. Sangat penting untuk mengikuti seluruh durasi pengobatan yang diresepkan oleh dokter, meskipun gejala klinis telah membaik secara signifikan.
Jika antibiotik dihentikan terlalu cepat, bakteri yang tersisa—terutama yang paling kuat—dapat berkembang biak kembali, menyebabkan infeksi kambuh. Kekambuhan ini seringkali lebih sulit diobati karena bakteri yang bertahan mungkin telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya digunakan.
Jika Anda mengalami efek samping saat mengonsumsi antibiotik abses, jangan langsung berhenti. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk mendiskusikan alternatif pengobatan yang aman dan efektif.