Gangguan asam lambung atau dispepsia adalah keluhan umum yang dialami banyak orang dewasa. Kondisi ini seringkali ditandai dengan sensasi terbakar di dada (heartburn), kembung, atau rasa asam yang naik ke kerongkongan. Salah satu penanganan lini pertama yang paling sering digunakan adalah obat antasida.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung berlebih secara cepat, memberikan kelegaan instan dari gejala yang mengganggu. Namun, penting bagi pengguna dewasa untuk mengetahui antasida dosis dewasa yang tepat agar pengobatan efektif dan aman.
Antasida adalah obat yang mengandung basa lemah (seperti magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, atau kalsium karbonat). Ketika dikonsumsi, senyawa basa ini bereaksi dengan asam klorida (HCl) yang ada di lambung, menghasilkan air dan garam yang bersifat netral atau kurang asam. Efeknya adalah meningkatkan pH lambung dan mengurangi iritasi pada lapisan esofagus (kerongkongan) dan lambung itu sendiri.
Dosis antasida dapat bervariasi tergantung pada bentuk sediaan (tablet kunyah, suspensi cair, atau tablet biasa) dan kandungan zat aktifnya. Selalu ikuti anjuran yang tertera pada kemasan atau petunjuk dokter/apoteker Anda.
Ini adalah formula yang paling umum. Magnesium cenderung memiliki efek pencahar, sementara aluminium cenderung menyebabkan konstipasi, sehingga kombinasi keduanya membantu menyeimbangkan efek samping pencernaan.
Catatan Penting: Dosis maksimum harian untuk orang dewasa umumnya tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan (seringkali setara dengan 12 tablet atau 60 mL dalam 24 jam, tergantung merek).
Kalsium karbonat sering memberikan efek penetralan yang sangat cepat dan kuat, namun juga dapat menyebabkan efek samping berupa 'rebound acidity' (peningkatan produksi asam setelah efek obat hilang) dan konstipasi.
Antasida efektif sebagai obat pelepas cepat (short-acting). Waktu konsumsi yang ideal meliputi:
Penting untuk diingat bahwa antasida hanya menangani gejala, bukan penyebab utama masalah asam lambung. Jika gejala terjadi lebih dari dua kali seminggu atau berlangsung lama, konsultasi medis sangat dianjurkan untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan pengobatan jangka panjang seperti penghambat pompa proton (PPI).
Penggunaan antasida dosis dewasa yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah. Karena sifatnya yang menetralkan, antasida dapat memengaruhi penyerapan obat lain. Oleh karena itu, jika Anda mengonsumsi obat lain (terutama antibiotik tertentu, obat jantung, atau obat tiroid), beri jeda minimal 2 jam antara konsumsi antasida dan obat tersebut.
Efek samping umum meliputi sembelit (biasanya dengan aluminium) atau diare (biasanya dengan magnesium). Konsumsi jangka panjang antasida yang mengandung aluminium juga berisiko menyebabkan penumpukan aluminium dalam tubuh, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal.
Antasida adalah solusi cepat dan mudah diakses untuk meredakan ketidaknyamanan akibat asam lambung berlebih pada orang dewasa. Memahami antasida dosis dewasa yang tepat adalah kunci efektivitasnya. Namun, jika rasa mulas atau sakit maag menjadi masalah rutin, penggunaan antasida harus didampingi oleh diagnosis dan rencana pengobatan dari profesional kesehatan.