Kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya adalah keluhan yang umum dialami oleh banyak orang. Terkadang, hal ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar karena banyak minum atau faktor lain yang bersifat sementara. Namun, jika frekuensi buang air kecil meningkat secara signifikan dan disertai gejala lain, ada baiknya untuk waspada, terutama jika dikaitkan dengan potensi gejala diabetes.
Peningkatan frekuensi buang air kecil, atau yang dalam istilah medis disebut poliuria, memang salah satu tanda klasik dari diabetes, baik itu diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Namun, penting untuk dipahami bagaimana fenomena ini terjadi dan apa saja gejala lain yang perlu diperhatikan.
Pada individu yang tidak menderita diabetes, ginjal bekerja untuk menyaring darah dan membuang limbah serta kelebihan air dalam bentuk urin. Gula (glukosa) dalam darah biasanya diserap kembali oleh tubuh. Namun, pada penderita diabetes, kadar gula dalam darah menjadi sangat tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Ketika kadar glukosa darah melebihi ambang batas normal yang dapat diserap kembali oleh ginjal, glukosa ini akan ikut terbawa ke dalam urin. Kehadiran glukosa dalam urin meningkatkan osmolaritas urin, yang berarti urin menarik lebih banyak air dari tubuh. Akibatnya, tubuh memproduksi lebih banyak urin untuk mengeluarkan kelebihan glukosa tersebut, sehingga seseorang akan merasa perlu untuk buang air kecil lebih sering, baik di siang hari maupun di malam hari (nokturia).
Meskipun sering buang air kecil adalah gejala yang menonjol, penting untuk melihat gambaran keseluruhan. Diabetes mellitus sering kali disertai dengan gejala lain yang muncul secara bertahap atau tiba-tiba. Jika Anda mengalami kombinasi dari gejala-gejala berikut, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis:
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, antara lain:
Jika Anda merasa sering buang air kecil dan mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat krusial dalam mengelola diabetes dan mencegah komplikasi jangka panjang yang serius.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan kemungkinan besar akan meminta tes darah, seperti tes gula darah puasa, tes toleransi glukosa oral, atau tes HbA1c untuk mengonfirmasi diagnosis. Dengan penanganan yang tepat, penderita diabetes tetap dapat menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.