Sakit tenggorokan adalah keluhan umum yang sering dialami banyak orang. Rasa nyeri, gatal, atau sensasi terbakar di tenggorokan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari menelan makanan hingga berbicara. Penyebab sakit tenggorokan sangat beragam, mulai dari infeksi virus (seperti flu atau pilek biasa) hingga infeksi bakteri.
Ilustrasi sederhana area tenggorokan
Kapan Antibiotik Diperlukan untuk Sakit Tenggorokan?
Hal terpenting yang harus dipahami adalah bahwa mayoritas kasus sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus. Untuk infeksi virus, **antibiotik tidak efektif** dan tidak boleh dikonsumsi. Antibiotik hanya bekerja melawan bakteri.
Antibiotik hanya diresepkan jika dokter mendiagnosis bahwa sakit tenggorokan Anda disebabkan oleh infeksi bakteri, yang paling umum adalah infeksi Streptococcus pyogenes (strep throat). Gejala yang lebih mengarah pada infeksi bakteri meliputi:
- Demam tinggi (di atas 38°C).
- Tidak ada gejala batuk atau pilek yang menyertai.
- Adanya bercak putih atau nanah pada amandel.
- Nyeri hebat saat menelan.
- Muncul ruam (terkadang terjadi pada demam scarlet).
Jenis Obat Antibiotik yang Umum Digunakan
Jika dokter memastikan penyebabnya adalah bakteri, pengobatan akan difokuskan pada bakteri penyebab. Obat antibiotik yang paling sering diresepkan untuk sakit tenggorokan akibat streptokokus adalah:
1. Penisilin dan Amoksisilin
Ini adalah lini pertama pengobatan karena sangat efektif dan biasanya ditoleransi dengan baik. Amoksisilin sering dipilih karena rasanya lebih enak dan dosisnya lebih mudah diatur, terutama pada anak-anak. Durasi pengobatan biasanya 10 hari penuh, meskipun pasien sering merasa lebih baik setelah 1-2 hari.
2. Antibiotik untuk Pasien Alergi Penisilin
Bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin (reaksi seperti gatal-gatal atau sesak napas), dokter akan meresepkan antibiotik golongan lain, seperti:
- Makrolida: Contohnya Azithromycin atau Clarithromycin. Obat ini biasanya digunakan sebagai alternatif utama.
- Sefalosporin: Beberapa jenis sefalosporin dapat digunakan, tergantung tingkat keparahan alergi pasien.
Penting untuk selalu menginformasikan riwayat alergi obat kepada dokter sebelum memulai pengobatan.
Pentingnya Mengikuti Dosis Penuh
Kesalahan paling umum saat mengonsumsi obat antibiotik untuk sakit tenggorokan adalah berhenti minum obat segera setelah rasa sakit mereda. Meskipun gejala biasanya membaik dalam 24 hingga 48 jam setelah memulai terapi antibiotik, bakteri mungkin belum sepenuhnya musnah dari tubuh.
Menghentikan pengobatan terlalu cepat meningkatkan risiko:
- Infeksi kembali (relaps).
- Bakteri yang tersisa menjadi resisten terhadap obat tersebut, sehingga pengobatan di masa depan menjadi lebih sulit.
- Risiko komplikasi serius pada kasus strep throat, seperti demam rematik atau glomerulonefritis (radang ginjal).
Perawatan Pendukung Selain Antibiotik
Selama masa pemulihan, terutama sambil menunggu antibiotik bekerja penuh, perawatan suportif sangat penting untuk meredakan gejala:
- Istirahat Cukup: Membantu sistem imun melawan infeksi.
- Hidrasi: Minum banyak cairan hangat (teh herbal dengan madu, air hangat) untuk menjaga tenggorokan tetap lembap.
- Obat Pereda Nyeri: Menggunakan Parasetamol atau Ibuprofen untuk meredakan nyeri dan demam.
- Obat Kumur Garam Hangat: Dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membersihkan area tenggorokan.
Ingat, obat antibiotik adalah alat yang sangat kuat. Gunakan hanya ketika benar-benar diperlukan dan selalu ikuti petunjuk profesional medis untuk memastikan pemulihan yang cepat dan aman.