Koran bekas seringkali dianggap sebagai sampah rumah tangga yang cepat menumpuk dan berakhir di tempat pembuangan akhir. Namun, bagi tangan-tangan kreatif, lembaran kertas berita yang telah usang ini justru menjadi bahan baku utama untuk menciptakan karya seni fungsional yang menawan, salah satunya adalah seni **menganyam dari koran**. Teknik ini telah berkembang menjadi sebuah kerajinan tangan yang tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan produk bernilai jual tinggi, mulai dari keranjang, tempat tisu, hingga elemen dekorasi rumah.
Popularitas menganyam dari koran didukung oleh beberapa faktor utama. Pertama, ketersediaannya sangat melimpah dan gratis. Setiap hari, jutaan eksemplar koran terbit, dan sebagian besar berakhir sebagai barang sekali pakai. Kedua, tekstur kertas koran yang tipis namun cukup kuat setelah digulung atau dilipat memberikan fleksibilitas yang baik untuk dibentuk. Berbeda dengan rotan atau bambu alami yang membutuhkan penanganan khusus, kertas koran dapat diproses dengan peralatan sederhana.
Proses mengubah lembaran koran menjadi "lidi" anyaman adalah langkah krusial pertama. Kertas digulung rapat, biasanya menggunakan tusuk sate atau jarum sebagai pemandu, lalu direkatkan ujungnya. Gulungan yang padat ini akan menjadi komponen dasar yang menyerupai rotan kecil. Semakin rapat gulungan, semakin kuat hasil anyamannya. Setelah gulungan kertas selesai, tahap selanjutnya adalah pewarnaan jika diperlukan, seringkali menggunakan cat akrilik atau pernis untuk memberikan kesan elegan dan melindunginya dari kelembapan.
Bagi pemula yang tertarik mencoba **menganyam dari koran**, persiapan bahan baku adalah fondasi keberhasilan. Selain gulungan kertas yang sudah jadi, alat lain yang dibutuhkan sangat minim. Siapkan lem kayu (PVAc) yang kuat, gunting, serta pola dasar yang ingin dibuat. Kerajinan ini mengajarkan kesabaran, karena proses menggulung kertas bisa memakan waktu berjam-jam, tergantung seberapa banyak lidi anyaman yang dibutuhkan untuk satu proyek.
Ada beberapa teknik dasar dalam menganyam koran:
Meskipun terbuat dari kertas, produk yang dihasilkan dari seni menganyam koran memiliki ketahanan yang mengejutkan setelah melalui proses pelapisan (finishing). Setelah diwarnai dan dilapisi vernis atau cat pelapis, benda anyaman menjadi cukup keras dan tahan terhadap debu. Keuntungan utamanya adalah bobotnya yang ringan. Keranjang buah yang terbuat dari rotan mungkin sangat berat, sementara keranjang sejenis dari koran terasa ringan namun tetap fungsional untuk menyimpan barang-barang kering.
Nilai estetika dari **menganyam dari koran** terletak pada kemampuannya meniru tampilan anyaman tradisional, bahkan terkadang terlihat lebih modern karena pola cetak koran yang masih samar terlihat di sela-sela anyaman. Ini memberikan sentuhan unik dan artistik yang sulit ditiru oleh bahan sintetis. Selain itu, kegiatan ini menawarkan jalur ekonomi alternatif yang berkelanjutan, mengubah apa yang tadinya sampah menjadi aset berharga bagi para pengrajin lokal. Dengan sedikit latihan dan kreativitas tanpa batas, siapa pun bisa memulai petualangan mereka dalam mengubah tumpukan koran menjadi mahakarya anyaman yang indah.