Ilustrasi: Simbol peringatan dan ungkapan emosional
Lagu "Tabola Bale Ondeh" merupakan salah satu lagu daerah yang populer dari Minangkabau, Sumatera Barat. Lagu ini tidak hanya dikenal dengan nadanya yang ceria dan mudah diingat, tetapi juga liriknya yang mengandung pesan mendalam tentang kehidupan dan nasihat. Dalam bahasa Minang, "Tabola Bale Ondeh" dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai "terbang pergi sayang aduhai". Namun, makna di baliknya jauh lebih kaya daripada sekadar ungkapan perpisahan.
Lirik lagu "Tabola Bale Ondeh" sarat dengan kiasan dan perumpamaan yang khas budaya Minangkabau. Mari kita bedah makna setiap bagiannya:
Bagian ini adalah pembuka yang paling sering diingat. "Tabola bale" berarti "terbang pergi". Kata "ondeh" adalah seruan yang bisa berarti sayang, aduhai, atau ungkapan rasa emosional lainnya. "Balai" bisa merujuk pada tempat berkumpul atau balai kota. Secara keseluruhan, frasa ini bisa diartikan sebagai ungkapan perpisahan atau kepergian yang terasa sedih, merindu, atau bahkan cemas. Seseorang atau sesuatu yang "terbang pergi" meninggalkan tempat atau orang yang dicintai.
Frasa ini berarti "berkata tanpa ada, berbisik tanpa ada". Ini menggambarkan situasi di mana seseorang berbicara atau mengeluh tentang sesuatu yang tidak nyata, tidak ada, atau mungkin tentang masa depan yang belum pasti. Bisa juga diartikan sebagai keluhan yang tidak beralasan atau ketakutan yang tidak beralasan.
Ini adalah perumpamaan yang kuat. "Jika ingin merangkak, merangkaklah ke hutan; jika ingin berenang, berenanglah ke lautan." Makna di sini adalah bahwa jika seseorang bertekad melakukan sesuatu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan sampai tuntas. Jangan setengah-setengah. Mencari sesuatu yang besar atau melakukan sesuatu yang berisiko (hutan dan lautan adalah tempat yang luas dan penuh tantangan) membutuhkan keberanian dan kesungguhan.
Bagian ini bisa diartikan sebagai keraguan atau dilema. "Yang kutinggalkan, yang kubawa," atau "yang kutinggalkan, yang kucari". Frasa "takatok di jurai takatagak di luruih" menggambarkan posisi yang terjebak, tidak bisa maju tidak bisa mundur, atau bingung memilih jalan. "Jurai" bisa berarti lembah atau jurang, sementara "luruih" berarti lurus. Ini menggambarkan posisi sulit di persimpangan jalan, tidak tahu harus mengambil risiko (luruih) atau tetap di zona aman (jurai).
"Ondeh malala" adalah seruan kerinduan atau kesedihan yang mendalam. "Yang dituju sudah jauh, yang dibawa sudah dekat." Ini bisa merujuk pada impian yang semakin jauh namun kenyataan yang ada di depan mata. Atau, bisa juga diartikan bahwa usaha yang dilakukan sudah jauh namun hasil yang diharapkan belum tercapai, sementara beban yang dibawa semakin berat.
Lagu "Tabola Bale Ondeh" lebih dari sekadar lagu hiburan. Ia adalah cerminan dari nilai-nilai budaya Minangkabau yang menghargai kesungguhan, keberanian, dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan. Lagu ini sering dinyanyikan dalam berbagai acara, mulai dari hiburan hingga acara adat, menunjukkan bahwa pesona dan relevansinya tidak lekang oleh waktu. Liriknya yang puitis mengajak pendengar untuk merenungkan perjalanan hidup, keberanian dalam mengambil keputusan, serta kekuatan emosi dalam menghadapi perpisahan dan ketidakpastian.
Melodi yang riang namun lirik yang sarat makna inilah yang membuat "Tabola Bale Ondeh" tetap dicintai oleh masyarakat Minang dan dikenal luas. Lagu ini membuktikan bahwa musik daerah dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan warisan budaya dan kearifan lokal.