BIGBANG, grup legendaris asal Korea Selatan, telah lama dikenal dengan kemampuan mereka meracik lagu-lagu yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh relung hati pendengarnya. Salah satu karya yang kerap meninggalkan kesan mendalam adalah "Sober". Lagu ini, dengan melodi yang catchy namun dibalut lirik yang sarat makna, berhasil menangkap esensi dari sebuah perasaan yang campur aduk antara kerinduan, kehilangan, dan upaya untuk tetap tegar di tengah badai emosi.
"Sober" dirilis sebagai bagian dari album "MADE" yang fenomenal. Sejak awal kemunculannya, lagu ini langsung mencuri perhatian berkat *beat* yang enerjik namun berpadu harmonis dengan vokal para anggotanya yang khas. Namun, di balik iramanya yang membuat kepala bergoyang, tersembunyi sebuah narasi tentang seseorang yang berjuang untuk tidak tenggelam dalam kesedihan setelah perpisahan. Ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja, mencoba meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa ia sudah bisa melupakan segalanya, padahal kenyataannya luka itu masih menganga.
Judul "Sober" sendiri, yang berarti "sadar" atau "tidak mabuk", menjadi kunci utama dalam memahami pesan lagu ini. Sang protagonis lirik berusaha untuk tetap berada dalam keadaan sadar, menolak untuk melarikan diri dari kenyataan melalui kesedihan yang berlebihan atau keputusasaan. Ia ingin menunjukkan bahwa ia mampu menghadapi rasa sakit ini tanpa harus kehilangan kendali diri. Ini adalah sebuah bentuk perjuangan internal, sebuah monolog yang diungkapkan melalui nada dan lirik yang puitis.
Lirik lagu ini menggambarkan perasaan kosong yang ditinggalkan oleh seseorang yang pernah begitu berarti. Ada pengakuan bahwa meskipun ia mencoba untuk terlihat kuat, di dalam hatinya masih ada rasa sakit yang mendalam. Ia merindukan momen-momen kebersamaan, dan ingatan itu terus menghantuinya. Namun, di sisi lain, ia juga sadar bahwa ia tidak bisa terus menerus terjebak dalam masa lalu. Ada dorongan untuk bangkit, untuk terus melangkah, meskipun langkah itu terasa berat dan terseok-seok.
Dalam liriknya, kita bisa merasakan kerentanan yang dihadirkan dengan begitu jujur. Ada pengakuan bahwa ia "berpura-pura" baik-baik saja, sebuah strategi pertahanan diri yang seringkali diadopsi ketika seseorang sedang terluka. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak bergantung pada orang lain, bahwa ia bisa berdiri di atas kakinya sendiri, bahkan ketika hati sedang remuk redam. Namun, usaha untuk terlihat "sober" ini justru menunjukkan betapa beratnya beban emosional yang sedang ia pikul.
Keindahan lirik "Sober" tidak hanya terletak pada pengungkapan emosi yang mentah, tetapi juga pada cara BIGBANG menyampaikannya. Setiap anggota memberikan warna vokal yang unik, mulai dari rap yang emosional hingga vokal yang penuh perasaan, yang semuanya berkontribusi pada kedalaman lagu ini. Liriknya menciptakan gambaran yang jelas tentang situasi hati sang penyanyi, membuat pendengar mudah berempati.
Penggunaan metafora yang sederhana namun kuat juga menjadi ciri khas lagu ini. Ia menggambarkan perpisahan seolah-olah sebuah kehilangan yang membuat dunia terasa berbeda, namun ia tetap berusaha menemukan kembali pijakan. Perjuangan untuk "kembali sadar" setelah kehilangan cinta adalah tema universal yang berhasil diangkat oleh BIGBANG dengan sangat baik. Lagu ini menjadi semacam pengingat bahwa setelah hujan badai, selalu ada kemungkinan untuk kembali melihat cahaya matahari, meskipun prosesnya mungkin tidak mudah dan membutuhkan waktu.
Bagi banyak penggemar, "Sober" bukan sekadar lagu. Lagu ini menjadi soundtrack bagi momen-momen sulit dalam hidup mereka, menjadi teman setia ketika merasa kesepian atau sedang berjuang menghadapi patah hati. Melodi yang *ear-catching* membuat lagu ini mudah dihafal dan dinyanyikan, sementara liriknya yang sarat makna memberikan ruang untuk refleksi diri. Inilah mengapa "Sober" tetap relevan dan dicintai hingga kini, menjadi bukti kejeniusan BIGBANG dalam menciptakan karya seni yang abadi.