Kalimantan Tengah, sebuah provinsi yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki berbagai warisan seni yang unik, salah satunya adalah lagu daerah. Di antara sekian banyak lagu yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak, "Isen Mulang" adalah salah satu yang paling dikenal dan dicintai. Lagu ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga telah merambah ke berbagai penjuru negeri, membawa serta nuansa dan keindahan budaya Kalimantan Tengah.
Judul "Isen Mulang" sendiri memiliki makna yang mendalam dalam bahasa Dayak. Secara harfiah, "isen" berarti "mari" atau "ayo", sementara "mulang" berarti "pulang". Jadi, "Isen Mulang" dapat diartikan sebagai "Ayo Pulang" atau "Mari Kembali". Namun, makna yang terkandung dalam lagu ini jauh lebih luas dari sekadar ajakan untuk pulang. Lagu ini sering kali diinterpretasikan sebagai panggilan untuk kembali ke jati diri, kembali ke akar budaya, atau bahkan sebagai ungkapan rasa cinta terhadap kampung halaman dan tanah leluhur. Pesan moral yang tersirat di dalamnya adalah pentingnya menjaga keharmonisan, kekeluargaan, dan melestarikan warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman.
Melodi "Isen Mulang" biasanya dibawakan dengan nuansa yang ceria dan semangat, namun tetap terasa syahdu. Instrumen musik tradisional seperti sape' (sejenis kecapi khas Dayak), gendang, dan gong sering digunakan untuk mengiringi lantunan vokal. Perpaduan suara merdu para penyanyi dengan iringan musik tradisional menciptakan atmosfer yang khas, membangkitkan rasa bangga dan kehangatan. Lagu ini kerap dinyanyikan dalam berbagai acara adat, perayaan, pertemuan keluarga, hingga acara-acara yang bersifat sosial dan kebudayaan. Keberadaannya menjadi perekat sosial bagi masyarakat Kalimantan Tengah.
Meskipun ada beberapa variasi lirik, berikut adalah salah satu versi lirik lagu "Isen Mulang" yang paling umum dikenal. Lirik ini menggambarkan kerinduan, keindahan alam, dan harapan untuk kembali berkumpul di tanah kelahiran.
Dalam lirik "Isen Mulang", tersirat sebuah narasi tentang kehidupan masyarakat Dayak. Frasa seperti "Biajaku nansarunang" dan "Mata lempet kuleh jelempah" menggambarkan keindahan alam pedalaman Kalimantan yang sering kali menjadi latar belakang kehidupan mereka. Sungai yang mengalir, hutan yang rindang, serta kekayaan flora dan fauna menjadi sumber inspirasi dan kehidupan. Keberadaan kata "Tamuang batukah mampenjaga" bisa dimaknai sebagai ajakan untuk menjaga kelestarian alam dan tradisi agar tetap terjaga keasliannya untuk generasi mendatang.
Lebih jauh lagi, lagu ini juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang sangat kuat dalam budaya Dayak. "Isen Mulang" bukan sekadar lagu, melainkan sebuah seruan hati untuk merajut kembali tali silaturahmi, berbagi cerita, dan merayakan kebersamaan di tengah hiruk pikuk kehidupan. Ini adalah pengingat bahwa di manapun kita berada, rumah, keluarga, dan akar budaya akan selalu memanggil kita untuk kembali.
Oleh karena itu, setiap kali lantunan melodi "Isen Mulang" terdengar, ia mampu membangkitkan nostalgia, rasa memiliki, dan kecintaan yang mendalam terhadap tanah Dayak. Lagu ini menjadi simbol identitas, kebanggaan, dan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Kalimantan Tengah, serta menjadi daya tarik unik bagi siapapun yang ingin mengenal kekayaan budaya Indonesia lebih dalam. Kehadiran lirik lagu "Isen Mulang" di berbagai platform digital semakin memudahkan akses bagi siapapun yang ingin mendalami dan mengapresiasi keindahan lagu daerah yang satu ini.