Freddie Mercury, legenda musik yang tak lekang oleh waktu, tidak hanya dikenal dengan aksi panggungnya yang memukau dan vokal yang luar biasa, tetapi juga kemampuannya dalam menulis lirik yang sarat makna. Salah satu karyanya yang paling menyentuh hati adalah "Love Me Like There's No Tomorrow," sebuah lagu yang dirilis dari album solonya, "Mr. Bad Guy" pada tahun 1985. Lagu ini, meski mungkin tidak setenar anthem Queen lainnya, menyimpan kedalaman emosi yang luar biasa, menggambarkan kerinduan dan kebutuhan manusia akan cinta yang tulus dan tanpa syarat.
"Love Me Like There's No Tomorrow" adalah sebuah permohonan. Ia bukan tentang cinta yang biasa, melainkan sebuah pengakuan akan kerapuhan diri dan keinginan untuk merasakan kedekatan emosional yang mendalam di saat-saat terakhir. Liriknya mencerminkan ketakutan akan kehilangan, keraguan diri, dan harapan agar di momen krusial tersebut, ada seseorang yang bersedia memberikan cinta seutuhnya, seolah esok hari tidak akan pernah datang.
Dalam interpretasi yang lebih luas, lagu ini bisa dilihat sebagai cerminan dari pergulatan Freddie Mercury sendiri dengan kehidupan, kesendirian, dan pencarian makna di tengah sorotan publik. Ia mengungkapkan kerentanannya yang tersembunyi di balik persona panggungnya yang kuat. Kata-kata "Love me like there's no tomorrow" bukanlah sekadar permintaan romantis; ia adalah seruan untuk keberadaan yang total, sebuah momen di mana waktu berhenti dan hanya cinta yang menjadi satu-satunya realitas.
Keindahan lirik ini terletak pada kesederhanaannya yang mendalam. Freddie tidak menggunakan metafora yang rumit, melainkan langsung pada inti perasaan. Permohonan ini terdengar begitu personal, seolah ia sedang berbicara dari lubuk hatinya yang terdalam kepada pendengar, atau mungkin kepada seseorang yang sangat ia cintai. Penggunaan frasa "no tomorrow" secara repetitif memperkuat nuansa urgensi dan keputusasaan, namun juga melahirkan harapan akan penerimaan cinta yang absolut.
Lirik: Love Me Like There's No Tomorrow
Bagian lirik yang berbunyi, "It's the same old story / Lovers they tell each other / 'I'll love you 'til I die' / 'I'll love you 'til I die'," menjadi pengingat akan janji-janji cinta yang seringkali terucap, namun kerap kali juga diingkari. Freddie kemudian menambahkan pertanyaan yang jujur dan menusuk: "But darling, then who's gonna love me? / Who's gonna love me?". Ini menunjukkan keraguan yang mendalam tentang keberlangsungan cinta, sebuah kerentanan yang membuat lagu ini begitu nyata dan relatable.
Lagu ini juga menyoroti momen-momen kesendirian dan ketakutan, seperti yang tergambar dalam baris "If the night is dark and I'm alone / And you can't find me, I'll be gone / I don't wanna be alone." Ini adalah pengakuan akan kebutuhan mendasar manusia untuk kehadiran dan dukungan, terutama ketika dihadapkan pada kegelapan dan ketidakpastian.
"Love Me Like There's No Tomorrow" adalah sebuah mahakarya kecil dari seorang seniman besar. Melalui melodi yang lembut dan lirik yang lugas, Freddie Mercury berhasil menyampaikan sebuah pesan universal tentang kerinduan akan cinta sejati dan mendalam. Lagu ini terus bergema hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap momen dan memberikan cinta kita sepenuhnya, seolah tidak ada lagi waktu.