Dalam setiap organisasi, terutama yang berakar pada tradisi dan persaudaraan, terdapat elemen-elemen yang menjadi perekat dan pengingat akan nilai-nilai luhur. Bagi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu elemen terpenting adalah "Lirik Kekal Abadi". Lagu ini bukan sekadar lantunan nada, melainkan sebuah manifesto, pengingat akan sejarah, dan komitmen terhadap ajaran-ajaran yang diwariskan oleh para pendahulu. Lirik Kekal Abadi PSHT menjadi simbol kesatuan, kekuatan spiritual, dan identitas yang mengikat ribuan warganya di seluruh penjuru negeri maupun mancanegara.
Keberadaan Lirik Kekal Abadi sangat krusial dalam setiap kegiatan PSHT, mulai dari pelantikan warga baru, latihan rutin, hingga pertemuan akbar. Saat lantunan melodi khasnya mulai terdengar, atmosfer seketika berubah. Keheningan yang khidmat merayap, disusul oleh lantunan lirik yang diucapkan dengan penuh penghayatan oleh seluruh warga. Ini adalah momen refleksi, di mana setiap individu kembali terhubung dengan esensi menjadi seorang warga PSHT. Makna yang terkandung dalam setiap kata berusaha meresap ke dalam sanubari, memperkuat tekad dan loyalitas.
Lirik Kekal Abadi diciptakan oleh sang pendiri PSHT sendiri, Ki Ngabehi Soeromihardjo, yang kemudian dikenal sebagai Eyang Suro. Beliau adalah sosok visioner yang tidak hanya mengajarkan jurus-jurus pencak silat, tetapi juga nilai-nilai filosofis, spiritualitas, dan etika kehidupan. Eyang Suro menciptakan lagu ini sebagai sebuah bentuk pengabdian dan pesan moral yang abadi bagi generasi penerus. Liriknya dirancang sedemikian rupa agar mudah diingat dan dihayati, mengandung makna yang dalam tentang perjuangan, keteguhan hati, budi luhur, dan pengabdian tanpa pamrih.
Pemilihan kata-kata dalam Lirik Kekal Abadi bukanlah hal yang sembarangan. Setiap kalimat memiliki bobot historis dan filosofis yang kuat. Lagu ini menjadi cerminan dari perjuangan Eyang Suro dalam mendirikan dan mengembangkan PSHT, sebuah organisasi yang berlandaskan pada ajaran Islam dan tradisi luhur Nusantara. Melalui lirik ini, semangat juang para pendiri dan sesepuh PSHT terus hidup dan menginspirasi setiap generasi.
Secara garis besar, lirik kekal abadi PSHT mengajarkan tentang pentingnya memiliki hati yang setia, budi pekerti luhur, dan keberanian dalam menghadapi segala cobaan hidup. Lagu ini merupakan panduan moral yang tak lekang oleh waktu, mengingatkan setiap warga untuk selalu berada di jalan kebenaran, menjauhi perbuatan tercela, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama.
Beberapa bait dalam lirik tersebut seringkali menyinggung tentang perjuangan, pengorbanan, dan pentingnya persaudaraan yang kokoh. Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam PSHT, di mana persaudaraan melampaui batas-batas suku, agama, dan golongan. Kesetiaan pada organisasi, para guru, dan sesama saudara adalah pondasi utama yang harus selalu dijaga.
Lebih jauh lagi, Lirik Kekal Abadi juga sering diartikan sebagai pengingat akan tanggung jawab seorang pesilat. Bukan hanya mahir dalam teknik bela diri, tetapi juga memiliki akhlak mulia, bijaksana dalam bertindak, dan mampu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah wujud dari ajaran PSHT yang mengajarkan manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Meskipun terdapat sedikit variasi dalam pelafalan atau penekanan antar daerah, esensi dari Lirik Kekal Abadi PSHT tetap sama. Berikut adalah salah satu versi umum dari lirik tersebut yang sering dilantunkan:
Penghayatan terhadap lirik ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang falsafah Jawa yang terkandung di dalamnya, seperti "Tut Wuri Handayani" yang dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara, yang juga merupakan sahabat Eyang Suro. Makna dari setiap baitnya harus benar-benar direnungkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lirik Kekal Abadi PSHT bukan hanya sekadar lagu yang dinyanyikan, tetapi sebuah janji suci. Ia adalah pengingat konstan akan tujuan hidup yang mulia, semangat persaudaraan yang tak tergoyahkan, dan komitmen untuk terus berjuang menegakkan budi luhur. Dengan melantunkan dan menghayati lirik ini, setiap warga PSHT diharapkan senantiasa mengingat akar mereka dan terus melangkah maju dengan penuh keyakinan dan keberkahan. Keabadian lirik ini tercermin dalam semangat yang terus menyala di setiap dada warga PSHT.