Lagu "Assalamualaikum Calon Imam" telah menjadi salah satu soundtrack hati bagi banyak orang, terutama mereka yang tengah merajut kisah cinta menuju jenjang pernikahan. Dinyanyikan dengan syahdu oleh Nabila Taqiyyah, lagu ini menawarkan lirik yang sederhana namun penuh makna mendalam. Lagu ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah doa dan harapan yang terucap tulus kepada sosok calon pendamping hidup di masa depan.
Lagu ini membingkai momen penantian dengan penuh kesabaran dan keindahan. Ia berbicara tentang kerinduan akan sosok yang akan menjadi imam dalam kehidupan, membimbing, melindungi, dan berbagi suka duka. Liriknya menggambarkan kesiapan hati untuk menerima dan menjalani peran sebagai istri, sekaligus harapan agar calon imam tersebut adalah pilihan terbaik dari Sang Pencipta.
Proses penulisan lirik ini terinspirasi dari momen-momen personal, di mana sang penyanyi dan pencipta lagu merangkum perasaan yang umum dirasakan oleh banyak wanita yang sedang menanti jodohnya. Ada rasa cemas yang terselip di antara harapan, namun dominasi keikhlasan dan kepercayaan pada takdir ilahi terasa kuat dalam setiap baitnya. Lagu ini seolah menjadi jembatan antara dunia impian dan realitas penantian.
Assalamualaikum...
Calon imamku
Yang tak pernah ku bayangkan
Datangnya dirimu
Assalamualaikum...
Calon imamku
Kau bukan pilihan
Tapi pilihan Tuhan
Terima kasih Tuhan
Telah mempertemukan
Aku dengan dia
Yang akan ku jadikan imamku
Maafkan aku...
Bila cinta ini
Terlalu berlebih
Terlalu menyayangimu
Terima kasih...
Telah hadir di hidupku
Dan aku akan
Menjadi pendampingmu
Assalamu'alaikum
Calon imamku
Yang tak pernah ku bayangkan
Datangnya dirimu
Assalamu'alaikum
Calon imamku
Kau bukan pilihan
Tapi pilihan Tuhan
Terima kasih Tuhan
Telah mempertemukan
Aku dengan dia
Yang akan ku jadikan imamku
Maafkan aku...
Bila cinta ini
Terlalu berlebih
Terlalu menyayangimu
Terima kasih...
Telah hadir di hidupku
Dan aku akan
Menjadi pendampingmu
Dan aku akan
Menjadi pendampingmu
Setiap baris dalam "Assalamualaikum Calon Imam" sarat akan doa dan penyerahan diri. Frasa "Assalamualaikum... Calon imamku" bukan sekadar sapaan, melainkan sebuah pembuka diri, permohonan restu, dan pengakuan bahwa ia akan hadir membawa keberkahan. Kalimat "Yang tak pernah ku bayangkan datangnya dirimu" menegaskan bahwa cinta sejati seringkali datang tanpa terduga, melampaui skenario terindah yang kita rencanakan sendiri.
Poin yang paling kuat dari lagu ini adalah pengakuan bahwa pilihan Tuhan adalah yang terbaik. "Kau bukan pilihan, tapi pilihan Tuhan" adalah pernyataan iman yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa proses pencarian jodoh, meskipun diiringi harapan pribadi, pada akhirnya diserahkan sepenuhnya kepada kehendak Sang Pencipta. Pengakuan ini membawa ketenangan batin dan mengurangi beban ekspektasi yang mungkin memberatkan.
Ucapan terima kasih kepada Tuhan ("Terima kasih Tuhan, telah mempertemukan aku dengan dia") adalah inti dari rasa syukur. Momen dipertemukan dengan seseorang yang berpotensi menjadi imam hidup dianggap sebagai anugerah besar. Ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai setiap pertemuan dan melihatnya sebagai bagian dari rencana ilahi.
Bagian "Maafkan aku... Bila cinta ini terlalu berlebih, terlalu menyayangimu" mengungkapkan kerentanan hati. Cinta yang tumbuh kadang begitu besar hingga terasa meluap, namun permintaan maaf ini justru menunjukkan ketulusan dan kedalaman rasa. Ia juga tersirat sebuah harapan agar kelebihan cinta tersebut tidak menjadi beban, melainkan menjadi energi positif dalam membangun rumah tangga.
Penutup "Terima kasih... Telah hadir di hidupku, dan aku akan menjadi pendampingmu" adalah janji suci dan komitmen. Ini adalah ungkapan penghargaan atas kehadiran sang calon imam dan kesiapan untuk menjalani peran baru sebagai pendamping hidup. Ini bukan hanya tentang dicintai, tetapi juga tentang kesediaan untuk memberi, mendukung, dan berjalan bersama.
"Assalamualaikum Calon Imam" tidak hanya menyentuh hati para pendengarnya, tetapi juga memberikan perspektif positif tentang cinta, penantian, dan pernikahan. Lagu ini mengajarkan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan pada rencana Tuhan. Ia menjadi pengingat bahwa proses menuju pernikahan adalah sebuah perjalanan spiritual yang membutuhkan kedewasaan hati dan keteguhan iman.
Bagi banyak perempuan muda, lagu ini menjadi semacam anthem yang menemani hari-hari penantian mereka. Liriknya yang mudah dihafal dan melodinya yang menenangkan membuat lagu ini sering diputar ulang, menjadi teman setia saat merenung atau berdoa. Dengan mendengarkan dan memahami maknanya, para pendengar diajak untuk merayakan setiap tahapan dalam perjalanan cinta, dari penantian hingga kesiapan untuk memulai babak baru.