Ilustrasi sederhana: Netralisasi asam lambung (H+) oleh antasida (OH-).
Gangguan pencernaan seperti sakit maag, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), atau rasa panas di ulu hati seringkali disebabkan oleh produksi asam lambung (asam klorida/HCl) yang berlebihan. Obat antasida menjadi solusi cepat yang umum digunakan untuk menetralkan kelebihan asam ini. Salah satu merek yang sangat populer dan mudah dijumpai di Indonesia adalah Antasida Doen. Memahami komposisi obat ini sangat penting agar kita bisa menggunakannya secara efektif dan aman.
Antasida bekerja secara lokal di lambung, bukan sistemik (tidak diserap banyak oleh aliran darah). Mekanisme kerjanya adalah reaksi kimia asam-basa sederhana: ia mengandung basa lemah yang akan bereaksi dengan asam lambung, menghasilkan garam, air, dan gas karbon dioksida (yang terkadang menyebabkan bersendawa ringan).
Antasida Doen dikenal karena formula kombinasinya yang dirancang untuk memberikan efek cepat sekaligus berkelanjutan. Komposisi aktif obat ini biasanya terdiri dari dua atau lebih senyawa mineral yang berfungsi sebagai agen penetral.
Formula standar Antasida Doen (biasanya tersedia dalam bentuk tablet kunyah) menggabungkan beberapa zat aktif utama. Meskipun formulasi spesifik dapat sedikit bervariasi tergantung pada produsen atau versi produk, komponen inti yang memberikan efek terapeutik adalah kombinasi dari senyawa-senyawa berikut:
Kombinasi dua komponen ini—aluminium dan magnesium—adalah strategi farmasi yang cerdas untuk menciptakan antasida yang efektif menetralkan asam dengan efek samping yang minimal terhadap fungsi usus. Jika salah satu komponen menyebabkan efek samping (sembelit dari Aluminium), komponen lainnya (diare ringan dari Magnesium) akan membantu menyeimbangkannya.
Selain zat aktif yang bertugas menetralkan asam, Antasida Doen juga mengandung beberapa zat tambahan yang penting untuk bentuk sediaan obat:
Meskipun Antasida Doen memberikan kelegaan cepat, penting untuk diingat bahwa ia hanya mengobati gejala, bukan penyebab utama masalah asam lambung (kecuali jika penyebabnya adalah kelebihan produksi asam sesekali). Efek penetralan biasanya bertahan sekitar 30 menit hingga 3 jam, tergantung seberapa penuh perut Anda saat dikonsumsi.
Penggunaan yang tepat adalah mengunyah tablet secara menyeluruh dan membiarkannya larut di lambung. Hindari meminumnya bersamaan dengan obat lain, terutama antibiotik tetrasiklin atau obat tiroid, karena antasida dapat mengikat obat tersebut dan mengurangi penyerapan (absorpsi) obat lainnya secara signifikan. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika Anda membutuhkan antasida setiap hari selama lebih dari dua minggu, karena ini mungkin menandakan kondisi medis yang memerlukan penanganan lebih lanjut.