Siklus menstruasi yang teratur adalah pertanda baik bagi kesehatan reproduksi wanita. Namun, sebagian wanita mungkin mengalami siklus yang sedikit berbeda, termasuk mengalami menstruasi dua kali dalam sebulan. Kondisi ini seringkali menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan, " kenapa wanita haid 2 kali dalam sebulan?". Perlu dipahami bahwa siklus menstruasi wanita sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor hormonal dan fisiologis. Meskipun siklus rata-rata adalah 28 hari, variasi hingga 21 hingga 35 hari masih dianggap normal.
Mengalami perdarahan yang menyerupai menstruasi lebih dari sekali dalam satu bulan kalender bisa jadi membingungkan. Terkadang, perdarahan yang disalahartikan sebagai menstruasi kedua ini bisa jadi merupakan pendarahan di luar siklus menstruasi. Namun, jika ini terjadi secara konsisten atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, penting untuk mencari tahu penyebabnya.
Ada beberapa alasan mengapa seorang wanita bisa mengalami menstruasi dua kali dalam sebulan. Memahami beberapa di antaranya dapat membantu mengurangi kecemasan dan mendorong tindakan yang tepat.
Siklus menstruasi tidak selalu tepat 28 hari. Bagi sebagian wanita, siklus mereka bisa lebih pendek, misalnya 21-24 hari. Jika seorang wanita memiliki siklus yang pendek dan siklus berikutnya jatuh dalam bulan kalender yang sama, ia mungkin akan mengalami menstruasi dua kali. Ini bisa menjadi variasi normal dari tubuhnya, terutama jika tidak disertai gejala lain yang mengganggu.
Ovulasi, pelepasan sel telur dari ovarium, adalah peristiwa kunci dalam siklus menstruasi. Perubahan hormon yang memicu ovulasi terkadang bisa terjadi lebih awal atau lebih lambat dari biasanya. Jika ovulasi terjadi lebih awal dari perkiraan, ini dapat memicu pelepasan lapisan rahim (menstruasi) lebih cepat. Dalam kasus yang jarang terjadi, perdarahan ringan yang terjadi di tengah siklus (mid-cycle bleeding) akibat fluktuasi hormon saat ovulasi bisa disalahartikan sebagai menstruasi.
Stres fisik maupun emosional dapat sangat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur siklus menstruasi. Kenaikan berat badan atau penurunan berat badan yang drastis, perubahan pola makan, kurang tidur, atau aktivitas fisik yang berlebihan dapat mengganggu hormon reproduksi dan menyebabkan perdarahan yang tidak teratur atau siklus yang lebih pendek.
Ketidakseimbangan hormon adalah salah satu penyebab paling umum dari siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), gangguan tiroid, atau masalah pada kelenjar pituitari dapat memengaruhi pelepasan hormon estrogen dan progesteron, yang pada gilirannya memengaruhi kapan dan seberapa sering menstruasi terjadi.
Pertumbuhan jinak seperti fibroid rahim (mioma) atau polip pada lapisan rahim (endometrium) dapat menyebabkan perdarahan abnormal di luar siklus menstruasi normal. Perdarahan ini bisa ringan atau berat dan terkadang menyerupai menstruasi, sehingga menimbulkan kesan adanya dua periode dalam sebulan.
Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, suntik KB, implan, atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) hormonal, terkadang mengalami perdarahan terobosan (breakthrough bleeding). Perdarahan ini bisa terjadi di luar jadwal menstruasi yang seharusnya dan bisa disalahartikan sebagai menstruasi kedua. Ini lebih umum terjadi pada awal penggunaan kontrasepsi atau jika ada pil yang terlewat.
Dalam beberapa kasus, perdarahan yang menyerupai menstruasi ringan bisa menjadi tanda awal kehamilan, yang dikenal sebagai pendarahan implantasi. Pendarahan ini biasanya ringan, singkat, dan berwarna merah muda atau cokelat. Jika seorang wanita mengalami perdarahan setelah terlambat haid, namun tes kehamilan menunjukkan hasil positif dan kemudian diikuti perdarahan lagi, ini bisa menjadi tanda keguguran dini.
Infeksi pada organ reproduksi, seperti penyakit radang panggul (PID), atau kondisi medis lain seperti kelainan pembekuan darah juga dapat menyebabkan perdarahan abnormal yang mungkin tampak seperti menstruasi. Kanker serviks atau kanker rahim yang jarang terjadi juga bisa menjadi penyebab perdarahan setelah hubungan seksual atau di luar siklus menstruasi.
Meskipun sebagian penyebab haid dua kali dalam sebulan bersifat normal, ada beberapa tanda yang memerlukan perhatian medis segera. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan mungkin tes tambahan seperti tes darah, USG panggul, atau tes lain yang diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dari keluhan Anda. Mengetahui penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menjaga kesehatan reproduksi Anda.
Memahami tubuh Anda dan siklus menstruasi adalah kunci untuk menjaga kesehatan. Jika Anda merasa khawatir tentang pola menstruasi Anda, jangan ragu untuk mencari saran medis.