Munculnya darah saat buang air besar (BAB) seringkali menimbulkan kekhawatiran. Namun, tidak semua kondisi yang menyebabkan perdarahan ini disertai rasa sakit. Fenomena ini bisa membingungkan, namun ada penjelasan medis yang cukup logis di baliknya. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghilangkan rasa cemas yang berlebihan.
Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan BAB berdarah namun tanpa rasa sakit meliputi:
Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus atau rektum bagian bawah. Hemoroid eksternal terletak di luar lubang anus. Jika pembengkakan ini tidak terlalu parah, tidak mengalami peradangan berlebihan, atau belum sampai pada tahap prolaps yang menyakitkan, maka buang air besar bisa saja terjadi tanpa menimbulkan rasa sakit sama sekali. Darah yang muncul biasanya berwarna merah terang dan terlihat menempel di permukaan feses atau di tisu toilet. Pendarahan ini terjadi karena pembuluh darah yang rapuh pecah akibat tekanan saat mengejan.
Fissura ani adalah robekan kecil pada lapisan mukosa anus. Meskipun seringkali dikaitkan dengan rasa sakit yang tajam saat BAB, pada beberapa kasus, terutama jika robekannya sangat dangkal atau sudah mulai sembuh, pendarahan bisa saja terjadi tanpa disertai rasa sakit yang signifikan. Robekan ini bisa disebabkan oleh feses yang keras atau konstipasi. Darah yang keluar biasanya juga berwarna merah terang.
Divertikula adalah kantung kecil yang terbentuk di dinding usus besar. Divertikulosis adalah kondisi adanya kantung-kantung ini. Perdarahan dari divertikula adalah penyebab umum pendarahan rektal tanpa rasa sakit pada orang dewasa, terutama yang berusia lanjut. Perdarahan ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam divertikula pecah. Jumlah darah yang keluar bisa bervariasi, dari sedikit hingga cukup banyak, namun biasanya tidak disertai rasa nyeri.
Polip adalah pertumbuhan jaringan pada lapisan dalam usus besar atau rektum. Sebagian besar polip bersifat jinak, namun beberapa bisa berkembang menjadi kanker seiring waktu. Polip yang berukuran lebih besar atau yang permukaannya berdarah dapat menyebabkan pendarahan yang terlihat saat BAB. Jika polip tersebut tidak menimbulkan peradangan atau menyumbat saluran, maka BAB bisa saja tidak terasa sakit.
Angiodisplasia adalah kelainan pada pembuluh darah di dinding usus. Pembuluh darah ini cenderung melebar dan rapuh, sehingga mudah pecah dan menyebabkan pendarahan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan pendarahan berulang yang biasanya tidak disertai rasa sakit.
Ketiadaan rasa sakit saat BAB berdarah dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Pertama, beberapa kondisi pendarahan terjadi pada area rektum atau usus yang tidak memiliki banyak saraf nyeri yang sensitif, terutama jika pendarahan tersebut tidak menyebabkan robekan atau peradangan yang luas. Kedua, jika pendarahan berasal dari pembuluh darah yang pecah di dalam saluran pencernaan, dan tidak ada iritasi atau gesekan yang signifikan pada area anus yang sensitif, maka rasa sakit mungkin tidak akan dirasakan.
Selain itu, respon tubuh terhadap luka atau pendarahan juga bervariasi. Pada kasus pendarahan minor, tubuh mungkin mampu mengatasinya tanpa menimbulkan sinyal nyeri yang kuat, terutama jika tidak ada pembengkakan atau peradangan yang menyertai.
Meskipun pendarahan tanpa rasa sakit bisa disebabkan oleh kondisi yang relatif ringan, penting untuk tidak mengabaikannya. Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan, dan mungkin merekomendasikan tes tambahan seperti kolonoskopi atau sigmoidoskopi untuk menentukan penyebab pasti pendarahan dan memberikan penanganan yang sesuai. Mengabaikan gejala ini dapat menunda diagnosis kondisi yang lebih serius.
Intinya, BAB berdarah tanpa rasa sakit bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Meskipun seringkali disebabkan oleh kondisi yang tidak mengancam jiwa seperti wasir internal, ada pula kemungkinan kondisi lain yang memerlukan perhatian medis segera. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan demi kesehatan pencernaan Anda.