Kenapa Sering Buang Air Kecil Saat Demam?

Demam merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Saat suhu tubuh meningkat, berbagai proses fisiologis dalam tubuh ikut berubah. Salah satu perubahan yang sering dialami adalah peningkatan frekuensi buang air kecil. Fenomena ini mungkin membuat sebagian orang bertanya-tanya: kenapa sering buang air kecil saat demam? Apakah ini pertanda baik atau buruk?

Sebenarnya, sering buang air kecil saat demam adalah respons tubuh yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Memahami alasan di baliknya dapat membantu kita mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan mengetahui kapan perlu mencari bantuan medis.

1. Peningkatan Metabolisme dan Produksi Panas Tubuh

Ketika tubuh melawan infeksi, metabolisme seluler akan meningkat untuk menghasilkan energi dan sel-sel kekebalan tubuh yang lebih aktif. Peningkatan aktivitas metabolik ini secara inheren menghasilkan panas sebagai produk sampingan. Untuk menjaga suhu inti tubuh agar tidak terlalu tinggi, tubuh perlu melepaskan panas berlebih ini. Salah satu cara tubuh melakukannya adalah melalui peningkatan laju metabolisme, yang juga dapat memicu peningkatan produksi urin.

2. Respons Terhadap Cairan yang Masuk

Saat demam, penting bagi kita untuk tetap terhidrasi. Banyak orang dianjurkan untuk minum lebih banyak cairan ketika demam untuk mencegah dehidrasi dan membantu tubuh melawan penyakit. Jika Anda minum lebih banyak air, teh herbal, atau jus, maka secara otomatis ginjal Anda akan memproses cairan tersebut dan memproduksinya menjadi urin. Oleh karena itu, asupan cairan yang meningkat secara langsung berkorelasi dengan peningkatan frekuensi buang air kecil.

3. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa obat yang digunakan untuk meredakan demam, seperti parasetamol atau ibuprofen, meskipun tidak secara langsung memicu buang air kecil, dapat bekerja dengan cara yang memengaruhi keseimbangan cairan tubuh atau metabolisme. Selain itu, beberapa obat lain yang mungkin dikonsumsi bersamaan dengan obat demam, misalnya diuretik (obat untuk meningkatkan pengeluaran urin) yang diresepkan untuk kondisi lain, tentu akan memperparah frekuensi buang air kecil.

4. Pelepasan Zat Kimia Tertentu

Saat tubuh mengalami demam, ia melepaskan berbagai zat kimia yang disebut sitokin. Sitokin ini adalah bagian dari respons imun tubuh. Beberapa sitokin dapat memengaruhi fungsi ginjal dan kandung kemih. Selain itu, demam dapat menyebabkan tubuh memproduksi dan melepaskan hormon antidiuretik (ADH) dalam jumlah yang lebih rendah. ADH berperan dalam mengatur jumlah air yang diserap kembali oleh ginjal. Penurunan kadar ADH berarti lebih sedikit air yang diserap kembali, sehingga lebih banyak urin yang diproduksi dan dikeluarkan.

5. Merasa Tidak Nyaman dan Keinginan Buang Air Kecil

Terkadang, sensasi umum tidak nyaman yang menyertai demam dapat memicu keinginan untuk buang air kecil lebih sering. Perasaan gelisah, sakit otot, atau hanya perubahan kesadaran tubuh akibat demam bisa membuat seseorang lebih peka terhadap sensasi kandung kemih yang penuh, sehingga mendorong mereka untuk pergi ke toilet lebih sering, bahkan jika volume urinnya tidak sebanyak biasanya.

Kapan Harus Khawatir?

Meskipun sering buang air kecil saat demam umumnya merupakan respons normal, ada beberapa situasi di mana Anda perlu memperhatikan lebih saksama:

Secara umum, sering buang air kecil saat demam adalah bagian dari mekanisme tubuh dalam mengatur suhu dan melawan infeksi. Tetaplah terhidrasi dengan baik, istirahat yang cukup, dan perhatikan tanda-tanda peringatan yang mungkin memerlukan intervensi medis. Jika Anda memiliki kekhawatiran, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

🏠 Homepage