Nyeri di perut sebelah kiri bawah pada laki-laki bisa menjadi keluhan yang cukup umum, namun seringkali menimbulkan kekhawatiran. Area perut kiri bawah menampung berbagai organ penting, mulai dari bagian usus besar, ureter (saluran kemih), hingga organ reproduksi seperti testis pada laki-laki. Oleh karena itu, rasa sakit di area ini bisa berasal dari berbagai sumber. Memahami kemungkinan penyebabnya adalah langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Beberapa Kemungkinan Penyebab Nyeri Perut Kiri Bawah pada Pria
Rasa sakit yang dirasakan bisa bervariasi, mulai dari rasa kram ringan hingga nyeri tajam yang mengganggu. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang perlu diwaspadai:
1. Masalah Pencernaan
Gas Berlebih: Penumpukan gas di dalam usus adalah penyebab umum rasa tidak nyaman. Ini bisa disebabkan oleh pola makan, konsumsi makanan tertentu, atau masalah pencernaan. Nyeri biasanya terasa kembung dan bisa hilang dengan sendawa atau buang angin.
Sembelit (Konstipasi): Kotoran yang menumpuk di usus besar, terutama di bagian kolon sigmoid (bagian terakhir usus besar sebelum rektum yang terletak di kiri bawah), dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit.
Divertikulitis: Ini adalah kondisi peradangan atau infeksi pada kantung-kantung kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Divertikulitis sering terjadi di sisi kiri bawah perut dan bisa menyebabkan nyeri yang signifikan, demam, dan perubahan pola buang air besar. Ini adalah salah satu penyebab paling serius di area ini.
Sindrom Iritasi Usus (IBS): IBS adalah gangguan kronis pada usus besar yang dapat menyebabkan nyeri perut, kembung, diare, dan/atau sembelit. Gejala bisa datang dan pergi.
Radang Usus Buntu (Apendisitis): Meskipun apendiks biasanya terletak di perut kanan bawah, dalam kasus yang jarang terjadi, posisi apendiks bisa berbeda atau rasa sakitnya bisa menjalar ke sisi kiri.
2. Masalah Saluran Kemih
Batu Ginjal: Batu yang terbentuk di ginjal bisa bergerak turun melalui ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih). Jika batu tersebut tersangkut di ureter kiri bawah, dapat menyebabkan nyeri tajam yang menjalar ke punggung, perut bawah, dan selangkangan.
Infeksi Saluran Kemih (ISK): Meskipun ISK lebih sering dikaitkan dengan nyeri saat buang air kecil, infeksi pada ginjal atau ureter juga bisa menyebabkan rasa sakit di area perut.
3. Masalah pada Organ Reproduksi
Radang Testis (Orchitis) atau Epididimis (Epididymitis): Infeksi atau peradangan pada testis atau epididimis (saluran di belakang testis) dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah.
Torsi Testis: Ini adalah kondisi medis darurat di mana korda spermatika (saluran yang membawa darah ke testis) terpuntir, membatasi aliran darah. Nyeri biasanya sangat parah, mendadak, dan bisa disertai mual serta muntah. Torsi testis membutuhkan penanganan medis segera.
Hernia Inguinalis: Ini terjadi ketika sebagian usus menonjol melalui titik lemah di otot perut bagian bawah, seringkali ke arah selangkangan. Jika benjolan hernia terjepit (inkarserata) atau tercekik (strangulata), bisa menyebabkan nyeri hebat.
4. Penyebab Lain
Masalah Otot: Ketegangan otot akibat olahraga berlebihan, cedera, atau gerakan mendadak bisa menyebabkan nyeri di area perut kiri bawah.
Nyeri Menjalar: Terkadang, nyeri dari organ lain seperti punggung atau pinggul bisa terasa menjalar ke perut bagian kiri bawah.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun beberapa penyebab nyeri perut kiri bawah bisa ringan dan hilang dengan sendirinya, ada beberapa gejala yang menandakan Anda perlu segera mencari pertolongan medis. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami nyeri:
Sangat parah atau mendadak.
Disertai demam tinggi.
Disertai mual dan muntah yang parah.
Menyebabkan kesulitan buang air besar atau buang air kecil.
Disertai darah dalam tinja atau urine.
Mengganggu aktivitas sehari-hari.
Muncul setelah cedera.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes tambahan seperti tes darah, tes urine, USG, atau CT scan untuk menentukan penyebab pasti nyeri Anda. Jangan mendiagnosis diri sendiri, karena penanganan yang tepat sangat bergantung pada identifikasi penyebab yang akurat.