Cegukan adalah fenomena yang umum terjadi dan seringkali datang tanpa diundang. Bagi sebagian orang, sensasi cegukan tidak hanya berupa getaran yang berulang, tetapi juga disertai rasa nyeri atau ketidaknyamanan di area dada. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita selami lebih dalam penyebab di balik rasa sakit saat cegukan.
Sebelum membahas rasa sakit, penting untuk memahami apa sebenarnya cegukan itu. Cegukan terjadi ketika diafragma, otot besar yang terletak di bawah paru-paru yang berperan penting dalam pernapasan, mengalami kejang secara tiba-tiba dan tidak disengaja. Kejang ini menyebabkan penutupan pita suara yang cepat, menghasilkan suara "hik" yang khas.
Diafragma dikendalikan oleh saraf frenikus. Iritasi pada saraf ini atau pada pusat refleks cegukan di otak dapat memicu kejang pada diafragma. Berbagai faktor dapat menjadi pemicunya, mulai dari makan terlalu cepat, minum minuman berkarbonasi, konsumsi alkohol berlebihan, hingga perubahan suhu perut yang drastis.
Rasa sakit atau ketidaknyamanan di dada saat cegukan dapat dijelaskan oleh beberapa faktor:
Setiap kali cegukan terjadi, diafragma berkontraksi dengan kuat. Kontraksi otot yang tiba-tiba dan berulang ini, terutama jika dilakukan secara ekstensif, dapat meregangkan atau menekan jaringan di sekitarnya. Area dada memiliki banyak serat otot, saraf, dan organ yang sensitif. Kejang diafragma yang kuat dapat memberikan tekanan pada tulang rusuk, otot interkostal (otot di antara tulang rusuk), dan bahkan memicu sensasi nyeri yang menjalar.
Saraf frenikus yang mengendalikan diafragma berjalan melalui rongga dada. Iritasi pada saraf ini, yang bisa menjadi penyebab cegukan itu sendiri, juga bisa dirasakan sebagai rasa sakit atau perih. Beberapa kondisi medis yang memengaruhi saraf frenikus atau saraf di sekitarnya dapat memperparah sensasi nyeri ini.
Diafragma terletak tepat di atas organ-organ perut seperti lambung dan usus. Kejang diafragma dapat secara tidak langsung memberikan tekanan atau goncangan pada organ-organ ini. Jika Anda memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti refluks asam, tukak lambung, atau peradangan di area perut, kejang diafragma dapat memperparah gejala dan menimbulkan rasa sakit yang dirasakan di dada.
Tubuh kita seringkali bereaksi terhadap rangsangan yang tidak nyaman dengan meningkatkan ketegangan otot. Saat cegukan, otot-otot di sekitar dada dan perut bisa menjadi tegang sebagai respons terhadap gerakan diafragma yang tidak biasa. Ketegangan otot ini sendiri dapat menimbulkan rasa nyeri atau pegal.
Meskipun cegukan biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya, rasa sakit yang berulang atau parah saat cegukan bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cegukan yang menyakitkan meliputi:
Dalam kasus yang jarang terjadi, cegukan yang persisten dan menyakitkan bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius, seperti tumor di dada atau kepala, stroke, atau gangguan metabolik.
Sebagian besar kasus cegukan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit hingga jam. Namun, Anda perlu waspada dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab cegukan dan rasa sakit yang Anda alami, serta memberikan penanganan yang sesuai.
Untuk cegukan yang ringan dan tidak disertai rasa sakit parah, beberapa cara sederhana bisa dicoba untuk mengatasinya:
Untuk mencegahnya, hindari makan atau minum terlalu cepat, kurangi konsumsi minuman berkarbonasi dan alkohol, serta hindari perubahan suhu perut yang drastis.
Memahami mengapa cegukan bisa menimbulkan rasa sakit di dada membantu kita mengenali kapan kondisi ini hanya merupakan gangguan sementara dan kapan memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Selalu utamakan kesehatan Anda dan jangan ragu untuk mencari saran profesional jika ada kekhawatiran.