Keluhan pusing adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum dialami oleh banyak orang. Seringkali, ketika seseorang merasakan pusing, langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksakan tekanan darah. Namun, banyak yang terheran-heran ketika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tekanan darah mereka normal, tetapi rasa pusing itu tetap saja datang mengganggu.
Fenomena ini memang bisa membingungkan. Mengapa kepala terasa berputar atau melayang padahal tidak ada kelainan pada sistem peredaran darah? Perlu dipahami bahwa pusing bukanlah penyakit tunggal, melainkan sebuah gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Tekanan darah yang normal hanyalah salah satu indikator kesehatan, dan ada banyak hal lain yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah timbulnya rasa pusing.
Jika Anda sering mengalami pusing meskipun tekanan darah Anda stabil, ada baiknya untuk mengeksplorasi kemungkinan penyebab lainnya. Berikut adalah beberapa faktor yang seringkali menjadi biang keladi di balik rasa pusing yang tidak kunjung reda:
Tubuh yang kekurangan cairan dapat mempengaruhi volume darah dan menurunkan tekanan darah secara sementara, yang bisa memicu pusing. Dehidrasi bisa terjadi akibat kurang minum, aktivitas fisik yang berlebihan, atau cuaca panas. Gejala lain dari dehidrasi meliputi mulut kering, sedikit buang air kecil, dan kelelahan.
Telinga bagian dalam memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh. Gangguan pada telinga dalam, seperti Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), labirinitis (radang labirin), atau Meniere's disease, dapat menyebabkan sensasi berputar atau vertigo yang hebat. BPPV, misalnya, sering dipicu oleh perubahan posisi kepala tertentu.
Meskipun tekanan darah mungkin normal, kadar sel darah merah atau hemoglobin yang rendah (anemia) dapat mengurangi pasokan oksigen ke otak. Kekurangan oksigen inilah yang bisa menimbulkan rasa pusing, lemas, dan pucat. Anemia bisa disebabkan oleh kekurangan zat besi, vitamin B12, atau folat.
Gula darah adalah sumber energi utama bagi otak. Jika kadar gula darah turun terlalu rendah, otak tidak mendapatkan energi yang cukup, yang bisa berujung pada pusing, gemetar, keringat dingin, dan pandangan kabur. Hal ini sering terjadi pada penderita diabetes, namun bisa juga dialami oleh orang tanpa diabetes, terutama jika melewatkan waktu makan atau berpuasa terlalu lama.
Faktor psikologis seperti stres berat, kecemasan, atau serangan panik dapat memicu perubahan fisiologis dalam tubuh, termasuk peningkatan denyut jantung dan pernapasan yang cepat (hiperventilasi). Hiperventilasi dapat mengurangi kadar karbon dioksida dalam darah, yang bisa menyebabkan pusing dan sensasi seperti melayang.
Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk dapat mengganggu fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh. Kurang tidur bisa membuat seseorang merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan lebih rentan mengalami pusing.
Beberapa jenis obat, baik yang dijual bebas maupun dengan resep, memiliki efek samping yang dapat menimbulkan pusing. Ini termasuk obat penurun tekanan darah (meskipun tekanan darah Anda normal), antidepresan, obat penenang, hingga obat-obatan untuk alergi.
Migrain bukan hanya tentang sakit kepala hebat. Ada jenis migrain yang disebut migrain vestibular, yang gejalanya didominasi oleh pusing atau vertigo, terkadang tanpa disertai sakit kepala yang signifikan.
Ketegangan atau masalah pada otot dan tulang belakang leher dapat mempengaruhi aliran darah ke otak atau menekan saraf yang berperan dalam keseimbangan, sehingga menyebabkan pusing.
Meskipun pusing seringkali tidak berbahaya, ada kalanya pusing bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius. Segera cari pertolongan medis jika pusing Anda disertai dengan gejala berikut:
Jika pusing yang Anda alami tidak disertai gejala serius, beberapa langkah sederhana dapat membantu:
Penting untuk diingat bahwa diagnosis mandiri dapat menyesatkan. Jika Anda sering atau khawatir dengan keluhan pusing, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya.