Ilustrasi: Aliran asam lambung yang naik.
Mual adalah sensasi tidak nyaman yang seringkali mengindikasikan adanya masalah pada sistem pencernaan. Salah satu penyebab umum sensasi mual ini adalah naiknya asam lambung. Banyak orang pernah mengalami kondisi ini, namun mungkin belum sepenuhnya memahami kenapa kalau asam lambung naik mual bisa terjadi. Mari kita telusuri lebih dalam mekanisme di balik fenomena ini.
Lambung kita memproduksi asam klorida (HCl) yang sangat kuat. Asam ini memiliki peran krusial dalam proses pencernaan, yaitu:
Normalnya, asam lambung tetap berada di dalam lambung berkat adanya katup otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES). LES ini bertindak seperti pintu satu arah yang membuka saat makanan masuk ke lambung dan menutup rapat setelahnya.
Masalah timbul ketika LES tidak berfungsi dengan baik atau melemah. Kondisi ini memungkinkan isi lambung, termasuk asam lambung, untuk naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Fenomena ini dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau refluks asam. Beberapa faktor yang bisa memicu melemahnya LES antara lain:
Naiknya asam lambung ke kerongkongan memicu serangkaian respons yang akhirnya berujung pada sensasi mual. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:
Dinding kerongkongan tidak dirancang untuk terpapar asam lambung yang pekat. Ketika asam ini naik, ia mengiritasi lapisan mukosa kerongkongan. Sinyal saraf dari kerongkongan yang teriritasi dikirim ke otak, yang kemudian dapat diinterpretasikan sebagai sensasi tidak nyaman, termasuk rasa ingin muntah atau mual.
Dalam beberapa kasus, refluks asam dapat terkait dengan lambung yang mengosongkan isinya lebih lambat dari biasanya. Ketika makanan dan asam bertahan lebih lama di lambung, tekanan di dalam lambung bisa meningkat. Peningkatan tekanan ini dapat mendorong isi lambung ke atas menuju kerongkongan, memperparah refluks dan memicu mual.
Sistem pencernaan kita terhubung erat dengan otak melalui saraf vagus. Saraf vagus berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk motilitas pencernaan dan respons mual. Ketika asam lambung naik dan mengiritasi kerongkongan atau bagian atas saluran pencernaan, hal ini dapat memicu aktivitas abnormal pada saraf vagus. Stimulasi saraf vagus yang berlebihan diketahui dapat memicu perasaan mual.
Tubuh memiliki mekanisme pertahanan untuk mengeluarkan zat yang dianggap berbahaya. Iritasi akibat asam lambung di kerongkongan dapat mengaktifkan refleks emetik, yaitu dorongan untuk muntah. Mual adalah sensasi mendahului dari refleks muntah, sehingga ketika refleks ini terpicu, mual seringkali menjadi gejala pertamanya.
Asam lambung yang naik bisa menyebabkan rasa asam atau pahit di mulut, serta sensasi terbakar di dada (heartburn). Kombinasi rasa dan sensasi fisik yang tidak nyaman ini dapat memicu respons mual pada sebagian orang, sebagai respons umum tubuh terhadap ketidaknyamanan.
Selain mual, naiknya asam lambung juga bisa disertai dengan gejala lain seperti:
Jika Anda sering mengalami mual akibat asam lambung naik, atau jika gejalanya parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu mendiagnosis penyebab pasti dan merekomendasikan penanganan yang tepat, yang mungkin meliputi perubahan gaya hidup, diet, atau obat-obatan.
Memahami kenapa kalau asam lambung naik mual dapat membantu kita mengenali dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik, sehingga kualitas hidup dapat terjaga.