Bersin adalah refleks tubuh yang kuat dan tiba-tiba yang terjadi ketika saluran udara tersumbat, biasanya karena partikel asing, debu, alergen, atau infeksi. Meskipun merupakan mekanisme pertahanan alami, terkadang sensasi nyeri atau tidak nyaman di area dada bisa muncul setelah bersin. Apakah ini normal? Apa saja penyebabnya?
Sensasi nyeri dada saat atau setelah bersin seringkali berkaitan dengan cara otot-otot tubuh bereaksi terhadap kekuatan bersin itu sendiri. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:
Saat Anda bersin, terjadi kontraksi otot yang sangat cepat dan kuat di seluruh tubuh, termasuk otot dada (pektoralis), otot perut, otot punggung bagian atas, bahkan otot diafragma. Kontraksi mendadak ini bisa menyebabkan ketegangan atau bahkan cedera ringan pada serat otot, terutama jika otot tersebut tidak dalam kondisi prima atau jika gerakan bersin dilakukan dengan posisi tubuh yang kurang tepat. Rasa sakit yang timbul biasanya terasa seperti pegal atau tertarik.
Proses bersin melibatkan peningkatan tekanan yang signifikan di dalam rongga perut (intra-abdominal) dan rongga dada (intra-thoracic). Tekanan ini membantu mengeluarkan udara dengan kuat dari paru-paru. Peningkatan tekanan mendadak ini dapat memberikan beban pada struktur di sekitarnya, termasuk tulang rusuk dan otot-otot yang menempel padanya. Bagi sebagian orang, terutama yang memiliki kondisi tertentu atau otot yang lemah, tekanan ini bisa memicu rasa sakit.
Pada beberapa kasus, nyeri dada saat bersin bisa menjadi indikasi adanya masalah pada paru-paru atau saluran napas. Jika Anda mengalami bersin disertai batuk yang intens, mungkin ada peradangan atau iritasi pada bronkus. Kondisi seperti bronkitis, pneumonia, atau bahkan pleuritis (radang selaput paru-paru) dapat membuat area dada menjadi lebih sensitif terhadap tekanan atau gerakan tiba-tiba, termasuk saat bersin. Nyeri yang dirasakan bisa lebih tajam atau menusuk.
Tulang rusuk sendiri tidak secara langsung menyebabkan nyeri saat bersin, namun otot-otot yang menempel pada tulang rusuklah yang bisa meregang atau tegang. Dalam kasus yang jarang terjadi, bersin yang sangat kuat bisa memicu rasa sakit jika ada riwayat patah tulang rusuk sebelumnya, memar pada tulang rusuk, atau kondisi peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada (kondritis kostal). Rasa sakitnya bisa sangat terlokalisir dan memburuk saat bernapas dalam atau bergerak.
Meskipun terdengar tidak berkaitan, refluks asam lambung terkadang dapat memicu refleks batuk atau bersin yang lebih kuat. Gerakan esofagus dan lambung yang dipicu oleh asam lambung yang naik bisa secara tidak langsung mempengaruhi tekanan di dada. Jika nyeri dada terasa seperti terbakar atau sangat tidak nyaman, perlu dipertimbangkan apakah ada kaitan dengan masalah pencernaan seperti GERD.
Postur tubuh yang buruk, terutama saat duduk atau berdiri dalam waktu lama, dapat membuat otot-otot punggung dan dada menjadi kaku dan kurang fleksibel. Ketika otot-otot ini dipaksa berkontraksi secara tiba-tiba saat bersin, risiko mengalami ketegangan dan nyeri menjadi lebih tinggi.
Sebagian besar kasus nyeri dada saat bersin bersifat ringan dan sementara, hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Namun, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter jika:
Saran: Untuk mengurangi risiko nyeri dada saat bersin, cobalah untuk meredakan potensi pemicu bersin sedini mungkin, seperti menghindari alergen. Lakukan peregangan ringan secara rutin untuk menjaga kelenturan otot. Jika bersin terasa akan datang, cobalah menahannya dengan lembut (misalnya dengan menekan bibir atas) daripada menahan seluruh gerakan, dan pastikan Anda bersin dengan posisi tubuh yang baik.
Memahami penyebab nyeri dada saat bersin dapat membantu Anda mengenali kapan kondisi tersebut normal dan kapan memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran.