Mengalami pendarahan saat buang air besar (BAB) selama kehamilan tentu bisa menimbulkan kekhawatiran bagi setiap ibu hamil. Jangan panik dulu, karena ada berbagai kemungkinan penyebab yang perlu diketahui. Sebagian besar penyebabnya tidak berbahaya, namun ada juga yang memerlukan perhatian medis segera. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai kenapa BAB keluar darah saat hamil, mulai dari penyebab umum hingga kondisi yang lebih serius.
Perubahan hormonal yang signifikan selama kehamilan dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk sistem pencernaan. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Ini adalah penyebab paling sering ditemui. Selama kehamilan, rahim yang membesar memberikan tekanan tambahan pada pembuluh darah di area panggul dan rektum. Peningkatan volume darah dalam tubuh juga berkontribusi pada pembengkakan pembuluh darah ini. Akibatnya, wasir bisa muncul atau memburuk. Wasir yang meradang dan bengkak lebih rentan mengalami iritasi dan pendarahan, terutama saat mengejan saat BAB. Darah yang keluar biasanya berwarna merah terang dan terlihat menetes atau melapisi tinja.
Fissura ani adalah robekan kecil pada lapisan kulit di sekitar anus. Ini seringkali disebabkan oleh tinja yang keras dan kering yang sulit dikeluarkan, sehingga menyebabkan gesekan dan robekan. Selama kehamilan, perubahan pola makan, dehidrasi, atau kurangnya serat dapat memperburuk sembelit, yang kemudian meningkatkan risiko fissura ani. Pendarahan akibat fissura ani juga biasanya berwarna merah terang, dan seringkali disertai rasa nyeri atau perih yang tajam saat BAB.
Perubahan hormonal, kurangnya aktivitas fisik, dan penekanan pada usus oleh rahim yang membesar dapat memperlambat pergerakan usus, menyebabkan sembelit. Tinja yang keras dan besar lebih sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan iritasi atau bahkan luka pada saluran pencernaan bagian bawah, yang berujung pada pendarahan.
Ibu hamil seringkali mengalami perubahan nafsu makan dan preferensi makanan. Jika asupan serat dan cairan berkurang, tinja bisa menjadi lebih keras dan kering, meningkatkan risiko sembelit dan pendarahan saat BAB.
Meskipun jarang, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan pendarahan saat BAB selama kehamilan dan memerlukan evaluasi medis segera.
Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal di lapisan usus. Meskipun polip biasanya jinak, beberapa jenis polip bisa mengeluarkan darah.
Kondisi seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn, jika sudah ada sebelumnya, bisa mengalami kekambuhan selama kehamilan dan menyebabkan pendarahan pada tinja.
Infeksi bakteri atau parasit pada usus dapat menyebabkan peradangan dan pendarahan.
Meskipun lebih sering terkait dengan perdarahan dari saluran cerna bagian atas (yang akan terlihat hitam pekat), tukak pada usus yang lebih dalam juga bisa menyebabkan darah merah jika pendarahannya cukup signifikan.
Meskipun banyak kasus BAB berdarah saat hamil bersifat ringan, sangat penting untuk tidak mengabaikannya. Segera konsultasikan dengan dokter atau bidan jika Anda mengalami gejala berikut:
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya. Namun, secara umum, beberapa langkah berikut dapat membantu:
BAB keluar darah saat hamil bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, namun penting untuk diingat bahwa seringkali disebabkan oleh kondisi yang umum dan dapat ditangani seperti wasir atau fissura ani yang diperparah oleh perubahan kehamilan. Kunci utamanya adalah tidak panik, mengenali gejala yang memerlukan perhatian medis segera, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan serta penanganan yang disarankan oleh profesional kesehatan. Jika Anda ragu atau khawatir, selalu konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.