Keluhan asam lambung naik, atau refluks asam, sering kali dikaitkan dengan rasa panas di dada (heartburn) dan gangguan pencernaan lainnya. Namun, tahukah Anda bahwa kondisi ini juga bisa memicu gejala sesak napas yang mengganggu? Fenomena ini mungkin terdengar aneh, namun sebenarnya ada beberapa mekanisme fisiologis yang menjelaskan hubungan antara masalah lambung dan kesulitan bernapas.
Sesak napas yang timbul akibat asam lambung naik bukanlah karena paru-paru yang bermasalah secara primer, melainkan sebagai respons sekunder terhadap iritasi atau tekanan yang berasal dari area lambung dan kerongkongan.
Ada beberapa teori dan penjelasan ilmiah mengapa asam lambung yang naik dapat memicu sensasi sesak napas:
Saraf vagus adalah saraf kranial panjang yang menghubungkan otak dengan berbagai organ tubuh, termasuk jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan. Ketika asam lambung naik dan mengiritasi lapisan kerongkongan bagian bawah, hal ini dapat merangsang saraf vagus. Stimulasi saraf vagus yang berlebihan dapat mengirimkan sinyal ke otak yang kemudian memengaruhi pola pernapasan, menyebabkan sensasi sesak napas atau napas yang pendek dan cepat.
Berbeda dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang utamanya memengaruhi kerongkongan bagian bawah, LPR terjadi ketika asam lambung naik hingga ke tenggorokan (laring) dan kotak suara (faring). Paparan asam lambung di area ini dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada laring. Pembengkakan ini dapat mempersempit saluran udara, sehingga menimbulkan rasa sesak napas, batuk kronis, suara serak, atau sensasi seperti ada yang mengganjal di tenggorokan.
Dalam kasus yang lebih jarang, asam lambung yang terhirup (aspirasi) ke dalam saluran pernapasan dapat memicu respons refleks berupa bronkospasme. Bronkospasme adalah penyempitan otot-otot di sekitar saluran bronkus di paru-paru. Penyempitan ini sangat mirip dengan apa yang terjadi pada penderita asma dan tentu saja akan menyebabkan kesulitan bernapas yang signifikan.
Perut yang kembung akibat gas berlebih atau makanan yang mengembang di lambung dapat memberikan tekanan pada diafragma, otot utama yang berperan dalam pernapasan. Ketika diafragma tertekan, ruang geraknya untuk bergerak ke bawah saat menarik napas menjadi terbatas. Hal ini membuat proses pernapasan terasa lebih sulit dan dangkal, sehingga menimbulkan sensasi sesak napas.
Gejala asam lambung naik yang tidak nyaman, seperti rasa panas di dada, nyeri, dan sensasi mengganjal, sering kali memicu kecemasan atau kepanikan pada seseorang. Kecemasan itu sendiri adalah penyebab umum sesak napas. Siklus ini bisa menjadi lingkaran setan: asam lambung menyebabkan ketidaknyamanan, ketidaknyamanan memicu kecemasan, dan kecemasan memperburuk rasa sesak napas, yang kemudian bisa saja memperparah gejala asam lambung.
Memahami faktor pemicu asam lambung naik adalah langkah penting untuk mencegah kekambuhan, termasuk gejala sesak napas:
Meskipun asam lambung naik yang menyebabkan sesak napas mungkin tidak berbahaya dalam banyak kasus, sangat penting untuk tidak mengabaikannya. Jika sesak napas terjadi secara tiba-tiba, sangat parah, disertai nyeri dada hebat, keringat dingin, mual muntah, atau Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru, segera cari pertolongan medis darurat. Dokter perlu menyingkirkan penyebab lain yang lebih serius dari sesak napas sebelum mendiagnosisnya sebagai akibat dari asam lambung.
Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, baik melalui perubahan gaya hidup, pola makan, maupun obat-obatan, gejala asam lambung naik, termasuk sesak napas, dapat dikelola secara efektif.