Kenapa Ada Benjolan di Ketiak dan Terasa Sakit? Memahami Penyebab dan Penanganannya
Munculnya benjolan di ketiak seringkali memicu kekhawatiran, apalagi jika disertai rasa sakit. Area ketiak adalah lokasi yang kompleks, dipenuhi dengan kelenjar getah bening, kelenjar keringat, folikel rambut, serta jaringan lemak dan ikat. Oleh karena itu, benjolan yang muncul di area ini dapat memiliki berbagai penyebab, mulai dari kondisi yang relatif tidak berbahaya hingga indikasi masalah kesehatan yang lebih serius. Memahami apa yang menyebabkan benjolan tersebut, bagaimana gejalanya, dan kapan harus mencari bantuan medis adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan Anda.
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai kemungkinan penyebab benjolan di ketiak yang terasa sakit, mulai dari yang paling umum hingga yang jarang terjadi, bagaimana diagnosis ditegakkan, dan pilihan penanganan yang tersedia. Informasi yang komprehensif ini diharapkan dapat membantu Anda memahami kondisi yang mungkin Anda alami dan mengambil keputusan yang tepat untuk kesehatan Anda.
Ilustrasi sederhana kelenjar getah bening.
Anatomi Ketiak: Mengapa Benjolan Sering Muncul di Sana?
Untuk memahami mengapa benjolan bisa muncul di ketiak, penting untuk mengenal struktur anatomi daerah ini. Ketiak (aksila) adalah area cekung di bawah sendi bahu yang kaya akan berbagai jaringan dan organ penting. Beberapa komponen utama yang ada di ketiak meliputi:
Kelenjar Getah Bening (Limfonodus): Ini adalah salah satu komponen terpenting yang sering menjadi penyebab benjolan. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai filter dalam sistem kekebalan tubuh, menyaring zat-zat berbahaya dan sel-sel asing. Ketiak mengandung banyak kelenjar getah bening yang berfungsi mengumpulkan cairan limfatik dari lengan, bahu, dan sebagian payudara.
Kelenjar Keringat Apokrin dan Ekrin: Kelenjar ini bertanggung jawab untuk produksi keringat. Kelenjar apokrin, khususnya, dapat tersumbat atau terinfeksi, menyebabkan benjolan.
Folikel Rambut: Setiap rambut di ketiak tumbuh dari folikel rambut. Folikel ini dapat teriritasi, meradang, atau terinfeksi, menyebabkan benjolan.
Jaringan Lemak: Ketiak memiliki lapisan jaringan lemak yang dapat membentuk benjolan jinak seperti lipoma.
Jaringan Payudara Aksesori: Pada beberapa wanita, jaringan payudara dapat meluas hingga ke ketiak. Kondisi ini dikenal sebagai jaringan payudara aksesori atau tambahan, dan benjolan yang terkait dengan payudara (seperti fibroadenoma atau bahkan kanker) dapat muncul di area ini.
Pembuluh Darah dan Saraf: Meskipun tidak secara langsung menyebabkan benjolan, iritasi atau kompresi pada struktur ini oleh benjolan dapat menyebabkan rasa sakit atau gejala lainnya.
Kepadatan dan keragaman struktur ini menjadikan ketiak sebagai lokasi yang umum untuk berbagai jenis benjolan. Reaksi tubuh terhadap infeksi, peradangan, pertumbuhan sel yang tidak normal, atau trauma lokal semuanya dapat bermanifestasi sebagai benjolan.
Penyebab Umum Benjolan di Ketiak dan Terasa Sakit
Sebagian besar benjolan di ketiak yang terasa sakit disebabkan oleh kondisi jinak. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling sering ditemui:
Ini adalah penyebab paling umum dari benjolan di ketiak yang nyeri. Kelenjar getah bening adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Ketika tubuh melawan infeksi atau peradangan, kelenjar getah bening di area yang terkena akan membesar dan menjadi nyeri karena peningkatan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh.
Penyebab Limfadenopati:
Infeksi Bakteri:
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA): Pilek, flu, radang tenggorokan (faringitis), atau sinusitis dapat menyebabkan kelenjar getah bening di leher dan ketiak sedikit membesar.
Infeksi Kulit: Bisul, selulitis, atau abses di tangan, lengan, atau dada dapat menyebabkan kelenjar getah bening di ketiak membengkak. Bakteri seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes sering menjadi penyebabnya.
Cat Scratch Disease (Penyakit Cakar Kucing): Infeksi bakteri Bartonella henselae yang ditularkan melalui cakaran atau gigitan kucing, terutama anak kucing. Benjolan biasanya muncul di kelenjar getah bening terdekat dengan lokasi cakaran.
Tuberkulosis (TB) Limfadenitis: Meskipun lebih sering menyerang paru-paru, TB juga bisa menyerang kelenjar getah bening, termasuk di ketiak. Ini cenderung menyebabkan benjolan yang tidak terlalu nyeri dan mungkin berlangsung lama.
Infeksi Virus:
Mononukleosis (Penyakit Ciuman): Disebabkan oleh virus Epstein-Barr, kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang luas, termasuk di ketiak, disertai demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan ekstrem.
Cacar Air atau Herpes Zoster: Infeksi virus ini dapat menyebabkan limfadenopati regional.
HIV/AIDS: Infeksi HIV dapat menyebabkan limfadenopati persisten dan umum, termasuk di ketiak. Ini bisa menjadi salah satu tanda awal infeksi.
Vaksinasi: Beberapa vaksin, seperti vaksin campak-gondong-rubela (MMR) atau vaksin COVID-19, dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sementara di area ketiak yang sama dengan lokasi suntikan. Ini adalah respons imun normal dan biasanya mereda dalam beberapa hari hingga minggu.
Kondisi Autoimun: Penyakit seperti lupus eritematosus sistemik (LES) atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan limfadenopati sebagai bagian dari respons peradangan sistemik.
Reaksi Obat: Beberapa obat dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sebagai efek samping.
Benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terasa lunak, kenyal, dan bergerak bebas di bawah kulit. Nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga sedang, terutama saat ditekan.
2. Kista
Kista adalah kantung tertutup berisi cairan, udara, atau bahan semi-padat yang dapat terbentuk di bawah kulit.
Jenis Kista yang Umum di Ketiak:
Kista Sebasea: Terbentuk ketika kelenjar sebaceous (penghasil minyak) di kulit tersumbat, menyebabkan penumpukan sebum. Kista ini biasanya lunak, dapat digerakkan, dan terkadang nyeri jika meradang atau terinfeksi.
Kista Epidermoid: Mirip dengan kista sebasea, tetapi terbentuk dari sel-sel kulit mati yang terperangkap di bawah kulit. Mereka juga lunak, dapat digerakkan, dan bisa meradang atau terinfeksi, menyebabkan nyeri.
Kista biasanya tumbuh lambat dan mungkin tidak menimbulkan gejala sampai ukurannya cukup besar atau terinfeksi. Ketika terinfeksi, area di sekitarnya bisa menjadi merah, bengkak, dan sangat nyeri.
3. Abses (Bisul)
Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk di bawah kulit sebagai respons terhadap infeksi bakteri. Ini seringkali sangat nyeri, merah, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh. Abses dapat berkembang dari infeksi folikel rambut (folikulitis), kista yang terinfeksi, atau luka terbuka.
Penyebab paling umum adalah bakteri Staphylococcus aureus. Jika tidak diobati, abses dapat terus membesar dan bahkan pecah, melepaskan nanah. Penanganan seringkali memerlukan drainase (pengeluaran nanah) oleh dokter dan pemberian antibiotik.
Ilustrasi benjolan seperti kista atau abses di bawah kulit.
4. Hidradenitis Suppurativa (Acne Inversa)
Ini adalah kondisi kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan munculnya benjolan yang nyeri, abses, dan saluran sinus (terowongan di bawah kulit) berulang, terutama di area yang banyak terdapat kelenjar apokrin (ketiak, selangkangan, bokong, di bawah payudara). Penyebab pastinya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan penyumbatan folikel rambut dan respons imun yang abnormal.
Gejala dan Perkembangan:
Awalnya muncul benjolan kecil, merah, dan nyeri yang mirip jerawat atau bisul.
Benjolan ini dapat membesar, pecah, dan mengeluarkan nanah berbau.
Seringkali, benjolan ini kambuh di lokasi yang sama atau berdekatan, menyebabkan pembentukan jaringan parut dan saluran sinus yang persisten.
Rasa sakit kronis, gatal, dan ketidaknyamanan adalah gejala umum yang dapat sangat mengganggu kualitas hidup.
Hidradenitis suppurativa lebih sering terjadi pada wanita, perokok, dan individu dengan riwayat keluarga kondisi ini. Pengobatan melibatkan kombinasi terapi antibiotik, anti-inflamasi, imunomodulator (termasuk biologis), dan dalam beberapa kasus, intervensi bedah untuk mengangkat lesi atau saluran sinus yang kambuh.
5. Rambut Tumbuh ke Dalam (Ingrown Hair)
Rambut yang tumbuh ke dalam terjadi ketika rambut yang dicukur atau dicabut melengkung kembali dan tumbuh ke dalam kulit. Ini sering terjadi di area yang sering dicukur seperti ketiak. Ketika rambut tumbuh ke dalam, tubuh menganggapnya sebagai benda asing, memicu respons peradangan.
Benjolan yang terbentuk biasanya kecil, merah, nyeri, dan dapat berisi nanah. Pencegahannya meliputi mencukur dengan arah pertumbuhan rambut, menggunakan krim cukur yang baik, dan eksfoliasi kulit secara teratur. Dalam banyak kasus, rambut akan keluar dengan sendirinya, tetapi terkadang perlu bantuan untuk mengeluarkannya.
6. Lipoma
Lipoma adalah benjolan jinak yang terbuat dari sel-sel lemak. Ini adalah tumor jaringan lunak non-kanker yang paling umum. Lipoma biasanya tidak nyeri, lunak saat disentuh, dan dapat digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Namun, jika tumbuh besar dan menekan saraf atau pembuluh darah di sekitarnya, lipoma dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan.
Penyebab lipoma tidak sepenuhnya jelas, tetapi cenderung bersifat genetik. Umumnya, lipoma tidak memerlukan pengobatan kecuali jika menyebabkan gejala, tumbuh sangat besar, atau menimbulkan kekhawatiran kosmetik. Pembedahan untuk mengangkat lipoma adalah prosedur yang relatif sederhana.
7. Fibroadenoma (Jaringan Payudara Aksesori)
Meskipun fibroadenoma lebih sering terjadi di payudara, beberapa wanita memiliki jaringan payudara yang meluas hingga ke ketiak (disebut jaringan payudara aksesori atau ektopik). Jika ini terjadi, fibroadenoma atau benjolan jinak lain yang biasanya ditemukan di payudara dapat juga muncul di ketiak.
Fibroadenoma adalah benjolan padat, jinak, yang biasanya terasa kenyal, halus, dan dapat digerakkan. Meskipun umumnya tidak nyeri, fibroadenoma bisa menjadi sensitif atau nyeri, terutama sebelum menstruasi. Diagnosis sering melibatkan pemeriksaan fisik, USG, dan mungkin biopsi.
8. Reaksi Alergi atau Iritasi Kulit
Kulit ketiak adalah area yang sensitif dan sering terpapar berbagai produk, seperti deodoran, antiperspiran, sabun, losion, atau deterjen pakaian. Reaksi alergi (dermatitis kontak alergi) atau iritasi (dermatitis kontak iritan) terhadap bahan kimia dalam produk-produk ini dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang bermanifestasi sebagai ruam merah, gatal, bengkak, dan terkadang benjolan kecil yang nyeri.
Mengidentifikasi dan menghindari pemicu adalah langkah pertama dalam penanganan. Menggunakan produk yang hypoallergenic atau bebas pewangi dapat membantu mencegah kondisi ini.
9. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah di luar pembuluh darah, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau cedera pada area tersebut. Benturan, terjatuh, atau bahkan tekanan yang kuat dapat merusak pembuluh darah kecil di bawah kulit ketiak, menyebabkan darah bocor dan membentuk benjolan yang nyeri dan memar. Hematoma biasanya akan diserap kembali oleh tubuh seiring waktu, tetapi yang besar mungkin memerlukan drainase.
Penyebab Lebih Jarang namun Serius
Meskipun sebagian besar benjolan di ketiak adalah jinak, ada beberapa penyebab yang lebih serius yang perlu diwaspadai dan memerlukan perhatian medis segera.
1. Kanker
Benjolan di ketiak bisa menjadi tanda kanker, baik yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri atau kanker dari area lain yang menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
Jenis Kanker yang Mungkin Terkait:
Kanker Payudara: Ketiak adalah lokasi umum kelenjar getah bening yang mengalirkan limfa dari payudara. Oleh karena itu, benjolan di ketiak bisa menjadi tanda pertama atau tanda penyebaran (metastasis) kanker payudara. Benjolan kanker payudara di ketiak cenderung terasa keras, tidak nyeri pada awalnya (meskipun bisa menjadi nyeri seiring pertumbuhan), dan mungkin tidak bergerak bebas. Gejala lain mungkin termasuk perubahan pada payudara itu sendiri (benjolan di payudara, perubahan ukuran/bentuk, kulit berlesung pipit, puting tertarik ke dalam, keluarnya cairan dari puting). Skrining rutin seperti mammografi dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat penting.
Limfoma: Ini adalah kanker yang berasal dari sel-sel sistem kekebalan tubuh, khususnya limfosit, yang seringkali dimulai di kelenjar getah bening. Limfoma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan. Benjolan limfoma mungkin tidak nyeri pada awalnya, tetapi bisa menjadi nyeri seiring pertumbuhan. Gejala lain yang sering menyertai limfoma meliputi:
Demam tanpa sebab yang jelas.
Keringat malam yang parah.
Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Gatal-gatal di seluruh tubuh.
Kelelahan ekstrem.
Limfoma dibagi menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin. Keduanya memiliki karakteristik dan penanganan yang berbeda.
Leukemia: Kanker darah ini juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sebagai bagian dari penyakit yang lebih luas. Sel-sel darah putih yang abnormal dapat menumpuk di kelenjar getah bening.
Kanker Kulit (Melanoma atau Karsinoma Sel Skuamosa) yang Bermetastasis: Jika ada kanker kulit di area lengan, dada, atau punggung atas, sel kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak, menyebabkan benjolan.
Sarkoma: Kanker jaringan ikat (otot, lemak, tulang rawan) sangat jarang, tetapi bisa muncul di area ketiak dan menyebabkan benjolan.
Benjolan kanker memiliki beberapa ciri khas yang perlu diwaspadai: umumnya keras, tidak bergerak, bentuk tidak beraturan, dan bisa tumbuh dengan cepat. Meskipun demikian, hanya biopsi yang dapat memastikan diagnosis kanker.
Simbol kesadaran untuk penyakit serius.
2. Infeksi Sistemik Kronis atau Langka
Brucellosis: Infeksi bakteri yang ditularkan dari hewan yang terinfeksi. Ini dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang meluas, demam, nyeri sendi, dan kelelahan.
Filaria (Penyakit Kaki Gajah): Infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk, dapat menyebabkan limfadenopati dan pembengkakan ekstremitas yang parah jika kronis.
Sporotrichosis: Infeksi jamur yang biasanya masuk melalui luka kecil di kulit, dapat menyebabkan benjolan di kelenjar getah bening yang terdekat.
Kapan Harus Segera Pergi ke Dokter?
Meskipun banyak benjolan di ketiak yang tidak berbahaya, penting untuk tidak mengabaikannya. Anda harus segera mencari evaluasi medis jika benjolan Anda memiliki salah satu karakteristik berikut:
Benjolan baru yang muncul secara tiba-tiba dan terus membesar dengan cepat.
Benjolan yang sangat nyeri dan tidak mereda setelah beberapa hari.
Benjolan yang keras, tidak bergerak, atau terfiksasi di bawah kulit.
Benjolan yang tidak hilang dalam waktu dua hingga empat minggu, atau bahkan terus membesar.
Kulit di atas benjolan menunjukkan perubahan: kemerahan yang parah, hangat saat disentuh, mengeluarkan nanah, atau ada lesung pipit/kerutan.
Disertai gejala sistemik lain seperti:
Demam yang tidak jelas penyebabnya.
Keringat malam yang berlebihan.
Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Kelelahan ekstrem atau malaise umum.
Pembengkakan kelenjar getah bening di area lain (leher, selangkangan).
Ada riwayat kanker payudara atau limfoma dalam keluarga.
Anda memiliki faktor risiko tinggi untuk kanker payudara.
Ingatlah bahwa diagnosis dini sangat penting untuk sebagian besar kondisi, terutama yang serius. Jangan mencoba mendiagnosis diri sendiri atau menunda kunjungan ke dokter.
Proses Diagnosis Benjolan di Ketiak
Saat Anda mengunjungi dokter karena benjolan di ketiak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya. Proses ini biasanya meliputi:
1. Anamnesis (Wawancara Medis)
Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk:
Kapan benjolan pertama kali muncul?
Apakah benjolan terasa nyeri atau tidak?
Bagaimana ukurannya berubah seiring waktu?
Adakah faktor-faktor yang memperburuk atau meringankan gejala?
Apakah ada gejala penyerta lain (demam, penurunan berat badan, keringat malam, kelelahan, perubahan kulit)?
Apakah Anda baru saja mengalami infeksi, cedera, atau vaksinasi?
Penggunaan produk deodoran atau antiperspiran.
Riwayat kesehatan keluarga, terutama kanker.
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa benjolan dengan hati-hati. Ini melibatkan:
Palpasi (Perabaan): Dokter akan meraba benjolan untuk menilai ukuran, bentuk, konsistensi (lunak, kenyal, keras), mobilitas (dapat digerakkan atau terfiksasi), dan apakah benjolan tersebut nyeri saat ditekan.
Pemeriksaan Kulit: Dokter akan memeriksa kulit di atas benjolan untuk melihat adanya kemerahan, bengkak, lesung pipit, ulserasi, atau tanda-tanda infeksi.
Pemeriksaan Area Sekitar: Dokter juga akan memeriksa payudara, leher, dan selangkangan untuk mencari pembengkakan kelenjar getah bening lainnya atau tanda-tanda lain yang relevan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan Pencitraan:
Ultrasonografi (USG) Ketiak: Ini adalah pemeriksaan pencitraan non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur di bawah kulit. USG dapat membantu membedakan antara kista (cair), lipoma (lemak), abses (nanah), atau kelenjar getah bening yang membesar, serta menilai karakteristik benjolan yang mencurigakan.
Mammografi: Jika ada kekhawatiran tentang kemungkinan kanker payudara, mammografi (pemindaian X-ray payudara) mungkin diperlukan untuk memeriksa jaringan payudara di ketiak dan payudara itu sendiri.
MRI atau CT Scan: Dalam kasus yang lebih kompleks atau jika ada kecurigaan tinggi terhadap keganasan, MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau CT Scan (Computed Tomography) dapat memberikan gambaran yang lebih detail tentang benjolan dan area sekitarnya, serta mencari kemungkinan penyebaran.
Tes Laboratorium:
Tes Darah Lengkap (CBC): Dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi (peningkatan sel darah putih) atau kondisi lain seperti leukemia.
Tes Inflamasi: Seperti C-reactive protein (CRP) atau laju endap darah (LED) untuk mengidentifikasi peradangan sistemik.
Tes Antibodi/Serologi: Untuk mendeteksi infeksi virus tertentu (misalnya, mononukleosis, HIV).
Tes Fungsi Tiroid: Jika ada indikasi masalah tiroid yang juga dapat menyebabkan limfadenopati.
Biopsi:
Ini adalah prosedur diagnostik paling definitif untuk menentukan sifat benjolan, terutama jika ada kecurigaan kanker. Biopsi melibatkan pengambilan sampel jaringan dari benjolan untuk dianalisis di bawah mikroskop oleh ahli patologi.
Fine Needle Aspiration (FNA) Biopsy: Menggunakan jarum halus untuk mengambil sampel sel dari benjolan. Ini cepat dan minim invasif, tetapi mungkin tidak selalu memberikan cukup jaringan untuk diagnosis pasti.
Core Needle Biopsy: Menggunakan jarum yang sedikit lebih besar untuk mengambil sampel jaringan yang lebih substansial. Ini seringkali lebih akurat daripada FNA.
Eksisi Biopsi (Biopsi Bedah): Seluruh benjolan atau sebagian besar benjolan diangkat melalui pembedahan. Ini adalah metode yang paling informatif dan sering digunakan jika hasil biopsi jarum tidak konklusif atau jika ada kecurigaan tinggi terhadap keganasan.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan dapat merekomendasikan rencana perawatan yang paling sesuai.
Pilihan Pengobatan Berdasarkan Penyebab
Penanganan benjolan di ketiak sangat tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum:
1. Untuk Infeksi (Bakteri, Virus, Jamur)
Antibiotik: Jika benjolan disebabkan oleh infeksi bakteri (misalnya, abses, infeksi kelenjar getah bening bakteri), dokter akan meresepkan antibiotik oral atau topikal. Untuk abses yang besar, mungkin diperlukan drainase bedah terlebih dahulu.
Antivirus: Untuk infeksi virus seperti mononukleosis, pengobatan biasanya suportif (istirahat, hidrasi, pereda nyeri) karena tidak ada obat antivirus spesifik untuk sebagian besar infeksi virus umum.
Antijamur: Infeksi jamur yang menyebabkan benjolan dapat diobati dengan obat antijamur oral atau topikal.
2. Untuk Kista dan Lipoma
Observasi: Kista atau lipoma yang kecil, tidak nyeri, dan tidak menimbulkan masalah seringkali tidak memerlukan pengobatan dan hanya dipantau.
Drainase: Kista yang terinfeksi atau abses mungkin perlu didrainase untuk mengeluarkan nanah dan meredakan nyeri.
Pembedahan: Jika kista atau lipoma membesar, menyebabkan nyeri, terinfeksi berulang, atau mengganggu, dokter mungkin merekomendasikan pengangkatan bedah. Prosedur ini umumnya sederhana dan dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.
3. Untuk Hidradenitis Suppurativa
Pengobatan Hidradenitis Suppurativa bersifat kompleks dan multidisiplin, bertujuan untuk mengelola gejala dan mencegah kekambuhan.
Obat Topikal: Antibiotik topikal (seperti clindamycin) atau retinoid.
Terapi Biologis: Obat-obatan seperti adalimumab (Humira) yang menargetkan respons imun dapat sangat efektif untuk kasus yang parah.
Prosedur Medis: Injeksi kortikosteroid ke dalam benjolan, drainase abses, atau ablasi laser.
Pembedahan: Eksisi lesi berulang, de-roofing (membuka terowongan sinus), atau eksisi luas pada area yang parah untuk menghilangkan semua kelenjar keringat dan folikel rambut yang terpengaruh.
Perubahan Gaya Hidup: Penurunan berat badan, berhenti merokok, dan menjaga kebersihan kulit dapat membantu mengurangi gejala.
4. Untuk Reaksi Alergi atau Iritasi
Menghindari Pemicu: Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan produk yang menyebabkan reaksi.
Krim Steroid Topikal: Dapat diresepkan untuk mengurangi peradangan dan gatal.
Antihistamin Oral: Untuk mengurangi gatal.
5. Untuk Kanker
Pengobatan kanker sangat bervariasi tergantung pada jenis kanker, stadium, dan karakteristik individual pasien. Ini mungkin melibatkan satu atau kombinasi dari metode berikut:
Pembedahan: Mengangkat tumor dan/atau kelenjar getah bening yang terkena.
Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Radioterapi: Menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
Terapi Target: Menggunakan obat-obatan yang menargetkan protein atau jalur spesifik yang terlibat dalam pertumbuhan kanker.
Imunoterapi: Membantu sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker.
Terapi Hormonal: Untuk kanker yang sensitif terhadap hormon, seperti beberapa jenis kanker payudara.
Rencana pengobatan kanker akan dikembangkan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari onkolog, ahli bedah, radioterapis, dan patolog.
6. Pereda Nyeri dan Perawatan Suportif
Terlepas dari penyebabnya, pereda nyeri dapat membantu mengelola rasa sakit yang terkait dengan benjolan. Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen sering direkomendasikan. Kompres hangat juga dapat membantu mengurangi nyeri dan bengkak, terutama untuk abses atau kelenjar getah bening yang meradang.
Penting untuk diingat bahwa setiap benjolan di ketiak, terutama jika nyeri, harus dievaluasi oleh profesional medis untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.
Pencegahan dan Perawatan Mandiri
Meskipun tidak semua benjolan dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko atau meredakan gejala benjolan umum di ketiak.
1. Menjaga Kebersihan Ketiak
Mandi Secara Teratur: Gunakan sabun ringan untuk membersihkan ketiak setiap hari untuk mencegah penumpukan bakteri, minyak, dan sel kulit mati yang dapat menyumbat folikel rambut dan kelenjar keringat.
Keringkan dengan Baik: Pastikan ketiak benar-benar kering setelah mandi untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur di lingkungan lembab.
2. Teknik Mencukur atau Mencabut Rambut yang Benar
Rambut yang tumbuh ke dalam adalah penyebab umum benjolan yang nyeri. Untuk meminimalkan risiko:
Gunakan Alat Cukur yang Tajam dan Bersih: Bilas pisau cukur setelah setiap gerakan dan ganti secara teratur.
Gunakan Krim Cukur: Ini membantu melumasi kulit dan rambut, mengurangi gesekan.
Cukur Sesuai Arah Pertumbuhan Rambut: Mencukur melawan arah pertumbuhan dapat meningkatkan risiko rambut tumbuh ke dalam.
Jangan Mencukur Terlalu Dekat: Hindari mencukur terlalu dekat ke kulit.
Eksfoliasi Teratur: Gunakan loofah atau scrub lembut dua hingga tiga kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati yang dapat menyumbat folikel rambut.
Pertimbangkan Metode Penghilangan Rambut Lain: Waxing, depilasi, atau laser hair removal mungkin mengurangi risiko rambut tumbuh ke dalam dibandingkan mencukur.
3. Memilih Produk Perawatan Pribadi yang Tepat
Pilih Deodoran/Antiperspiran yang Tepat: Jika Anda rentan terhadap iritasi, pilih produk yang hypoallergenic, bebas pewangi, atau khusus untuk kulit sensitif. Hindari produk yang mengandung alkohol atau bahan kimia keras lainnya.
Uji Coba Produk Baru: Oleskan sedikit produk baru di area kecil kulit terlebih dahulu untuk melihat apakah ada reaksi sebelum menggunakannya secara luas.
4. Gaya Hidup Sehat
Diet Seimbang: Konsumsi makanan kaya antioksidan, vitamin, dan mineral untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Hidrasi Cukup: Minum banyak air untuk menjaga kulit tetap sehat.
Olahraga Teratur: Membantu sirkulasi limfatik dan kesehatan secara keseluruhan.
Hindari Merokok: Merokok adalah faktor risiko untuk beberapa kondisi kulit seperti hidradenitis suppurativa dan dapat memperlambat penyembuhan luka.
Manajemen Stres: Stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi kulit.
5. Perawatan Mandiri untuk Gejala Ringan
Untuk benjolan yang jelas disebabkan oleh iritasi ringan, rambut tumbuh ke dalam, atau kelenjar getah bening yang sedikit bengkak karena infeksi ringan (setelah konsultasi dengan dokter):
Kompres Hangat: Letakkan kompres hangat di atas benjolan selama 10-15 menit, beberapa kali sehari. Ini dapat membantu meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan mempercepat drainase jika ada nanah.
Jaga Kebersihan Area: Pastikan area tetap bersih dan kering.
Jangan Memencet atau Menggaruk: Ini dapat memperburuk peradangan, menyebabkan infeksi sekunder, dan meningkatkan risiko jaringan parut.
Pakaian Longgar: Kenakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan alami seperti katun untuk mengurangi gesekan dan memungkinkan kulit bernapas.
Pereda Nyeri OTC: Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengatasi rasa sakit.
Penting untuk diingat bahwa perawatan mandiri hanya boleh dilakukan untuk benjolan yang telah dipastikan tidak berbahaya oleh dokter. Untuk benjolan yang mencurigakan atau terus memburuk, selalu cari nasihat medis.
Kesimpulan
Benjolan di ketiak yang terasa sakit adalah kondisi yang umum dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi ringan, peradangan, kista, hingga kondisi yang lebih serius seperti kanker. Meskipun sebagian besar benjolan jinak dan tidak berbahaya, rasa sakit yang menyertainya seringkali menjadi tanda adanya masalah yang memerlukan perhatian.
Memahami anatomi ketiak dan berbagai potensi penyebabnya adalah langkah awal untuk mengurangi kekhawatiran. Namun, yang terpenting adalah untuk tidak mencoba mendiagnosis diri sendiri. Setiap benjolan baru di ketiak, terutama jika disertai rasa sakit, membesar dengan cepat, atau menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan (seperti demam, penurunan berat badan, atau perubahan pada kulit), harus dievaluasi oleh dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengambil riwayat medis lengkap, dan jika perlu, merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti USG, mammografi, tes darah, atau biopsi untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Dengan diagnosis yang tepat, rencana pengobatan yang sesuai dapat disusun, memastikan penanganan yang efektif dan hasil kesehatan yang optimal bagi Anda. Prioritaskan kesehatan Anda dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis.