Aki atau baterai adalah jantung sistem kelistrikan pada sepeda motor matic, terutama Yamaha Mio yang sangat bergantung pada starter elektrik. Pemilihan aki yang tepat tidak hanya menentukan kemudahan saat menyalakan mesin, tetapi juga stabilitas kinerja lampu, injeksi, dan komponen elektronik lainnya. Artikel ini akan mengupas tuntas spesifikasi, perbandingan harga, dan tips perawatan terbaik untuk memastikan Mio Anda selalu siap beraksi.
Ilustrasi visual aki motor matic, yang umumnya menggunakan spesifikasi 12V dan kapasitas sekitar 3.5 hingga 5 Ampere Hour (Ah).
Sebelum membahas harga, penting untuk memahami spesifikasi teknis aki yang dibutuhkan oleh keluarga motor Yamaha Mio. Meskipun ada banyak varian Mio (Mio Sporty, Mio Smile, Mio J, Mio M3, Mio Soul GT, Fino), mayoritas model menggunakan standar aki dengan voltase 12 Volt. Kapasitas (Ah) umumnya berkisar antara 3.0 Ah hingga 5 Ah.
Untuk varian Mio yang lebih tua (karburator) seperti Mio Sporty atau Smile, seringkali menggunakan kode aki tipe GTZ4V atau YTZ5S (atau ekuivalennya). Namun, untuk model injeksi yang lebih modern dan memiliki sistem kelistrikan yang lebih kompleks seperti Mio M3, Mio J, atau Soul GT 125, standar yang digunakan adalah GTZ5S atau YTX5L-BS (tergantung pada pabrikan dan dimensi kotak aki). Pemilik motor harus selalu mengacu pada buku manual atau kode aki lama untuk memastikan kompatibilitas ukuran dan terminal.
Pasar aki motor saat ini didominasi oleh dua tipe utama yang memiliki perbedaan signifikan dalam hal perawatan, harga, dan teknologi:
Aki kering, atau lebih tepatnya Aki Maintenance Free (MF), adalah pilihan paling populer untuk motor matic modern. Aki ini sebenarnya bukan benar-benar kering, melainkan menggunakan elektrolit cair yang sudah dikemas rapat dan disegel, atau menggunakan teknologi Gel/AGM (Absorbent Glass Mat) yang mana cairan elektrolitnya diserap oleh serat kaca khusus. Keunggulan utamanya adalah bebas perawatan. Pengguna tidak perlu lagi memeriksa atau menambah air aki secara berkala. Ini sangat menguntungkan bagi pengguna Mio yang menginginkan kepraktisan maksimal.
Kelebihan Aki Kering (MF) untuk Mio:
Aki basah adalah tipe tradisional yang menggunakan cairan elektrolit asam sulfat encer. Tipe ini memerlukan pemeriksaan dan penambahan air aki destilasi (air zuur) secara berkala, biasanya setiap 1 hingga 2 bulan. Meskipun secara teknologi lebih kuno, aki basah masih memiliki keunggulan, terutama dalam hal harga awal yang lebih terjangkau.
Kelebihan Aki Basah untuk Mio:
Catatan Penting: Performa starter elektrik Mio, terutama pada pagi hari atau setelah lama tidak digunakan, sangat ditentukan oleh kualitas dan jenis aki yang Anda pilih. Investasi pada aki MF berkualitas tinggi seringkali menghasilkan kenyamanan jangka panjang yang lebih baik.
Harga aki motor Mio sangat fluktuatif, dipengaruhi oleh merek, teknologi (MF atau basah), kapasitas Ah, dan lokasi pembelian (bengkel resmi, toko sparepart, atau daring). Berikut adalah estimasi rentang harga untuk tipe GTZ5S (standar umum untuk Mio modern) dari beberapa merek ternama di Indonesia. Perlu ditekankan bahwa harga ini adalah perkiraan rata-rata dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Yuasa dikenal sebagai salah satu merek aki premium dengan kualitas yang sangat terjamin dan sering menjadi Original Equipment Manufacturer (OEM) pada banyak motor Jepang, termasuk Yamaha. Harga Yuasa cenderung berada di segmen menengah ke atas, mencerminkan daya tahan dan performa yang konsisten.
| Tipe Aki Yuasa | Kapasitas (Ah) | Rentang Harga (MF) |
|---|---|---|
| Yuasa YTZ4V / YTX4L-BS | 3.0 - 3.5 Ah | Rp 150.000 - Rp 200.000 |
| Yuasa YTZ5S / GTZ5S | 5.0 Ah | Rp 210.000 - Rp 300.000 |
| Yuasa YTX7L-BS (Upgrade) | 6.0 Ah | Rp 350.000 - Rp 450.000 |
Harga aki Yuasa 5Ah tipe GTZ5S adalah pilihan paling umum dan paling dicari. Ketersediaannya sangat luas, baik di bengkel resmi Yamaha maupun toko sparepart umum. Kehandalan merek ini menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang tidak ingin mengambil risiko dengan kualitas kelistrikan motor mereka.
GS Astra adalah merek lokal yang telah lama dipercaya dan memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia. Kualitasnya setara dengan OEM dan seringkali menawarkan rasio harga-performa yang sangat baik. GS Astra juga menyediakan pilihan aki basah dan MF untuk seluruh lini Mio.
| Tipe Aki GS Astra | Kapasitas (Ah) | Rentang Harga (MF) |
|---|---|---|
| GS Astra GTZ4V | 3.5 Ah | Rp 140.000 - Rp 180.000 |
| GS Astra GTZ5S | 5.0 Ah | Rp 200.000 - Rp 270.000 |
| GS Astra Premium (Basah) | 5.0 Ah | Rp 130.000 - Rp 170.000 |
Pilihan GS Astra tipe Premium (basah) menjadi solusi ekonomis bagi pemilik Mio lama yang rutin melakukan perawatan, sementara tipe MF GTZ5S adalah standar emas untuk Mio injeksi seperti M3 dan Soul GT. Konsistensi tegangan yang ditawarkan GS Astra sangat penting untuk ECU (Electronic Control Unit) pada motor injeksi.
Selain dua raksasa di atas, banyak merek lain yang menawarkan harga lebih kompetitif atau teknologi khusus, seperti teknologi gel (Motobatt) yang dikenal lebih tahan lama dan memiliki CCA lebih tinggi.
Yamaha Mio telah berevolusi melalui berbagai generasi, dan setiap generasi mungkin memiliki kebutuhan ruang atau spesifikasi kelistrikan yang sedikit berbeda. Memilih aki yang salah dapat mengakibatkan kesulitan pemasangan, atau bahkan kerusakan pada sistem pengisian (kiprok) motor.
Model lawas ini umumnya menggunakan aki berkapasitas lebih kecil, yaitu 3.5 Ah (kode GTZ4V atau YTX4L-BS). Karena sistemnya masih karburator, tuntutan kelistrikan pada ECU tidak ada. Namun, karena motor ini mungkin sudah tua, banyak pemilik melakukan upgrade ke 5 Ah (GTZ5S) jika kotak aki memungkinkan, untuk meningkatkan performa starter dan menopang beban listrik tambahan (misalnya lampu HID atau charger).
Jika Anda hanya menggunakan motor secara standar, aki 3.5 Ah sudah cukup. Namun, pertimbangkan untuk beralih ke 5 Ah MF jika Mio Anda sering digunakan jarak jauh atau memiliki aksesori tambahan. Pastikan dimensi aki 5Ah (biasanya lebih tinggi) masuk ke dalam tempat aki di bawah jok.
Motor-motor injeksi modern ini memiliki kebutuhan listrik yang lebih tinggi dan lebih stabil. ECU, sensor injeksi, dan pompa bensin listrik menuntut tegangan yang konsisten. Standar pabrikan untuk Mio M3 dan varian injeksi lainnya adalah aki 5 Ah (GTZ5S). Menggunakan aki di bawah spesifikasi ini sangat tidak disarankan.
Aki yang mulai tekor atau di bawah standar akan menyebabkan kinerja pompa bensin lemah, starter elektrik sulit hidup, hingga munculnya kode error pada panel speedometer. Dalam kasus terburuk, tegangan yang tidak stabil dapat merusak ECU. Oleh karena itu, bagi pengguna Mio Injeksi, prioritas utama adalah kualitas aki MF 5 Ah dari merek terpercaya (Yuasa, GS Astra, Motobatt).
Mio Soul GT dan Fino, terutama versi 125cc, sering menggunakan spesifikasi kelistrikan yang identik dengan Mio M3, yaitu 12V 5 Ah (GTZ5S). Namun, beberapa generasi awal Soul GT mungkin masih menggunakan aki 3.5 Ah. Selalu cek dimensi dan kode aki yang tertera di unit lama sebelum membeli penggantinya. Penggunaan aki Gel (Motobatt) sangat populer di kalangan pemilik Fino atau Soul GT yang ingin peningkatan performa kelistrikan.
Intisari Spesifikasi: Hampir semua Mio modern memerlukan tipe 12V 5Ah dengan kode GTZ5S atau setara, yang merupakan aki Maintenance Free (MF) untuk kemudahan perawatan.
Membeli aki tidak hanya soal harga. Dua parameter teknis yang paling menentukan performa dan daya tahan adalah Ampere Hour (Ah) dan Cold Cranking Amps (CCA). Pemahaman yang baik tentang keduanya akan membantu Anda membandingkan nilai jual antara merek premium dan merek ekonomis.
Ampere Hour (Ah) mendefinisikan kapasitas penyimpanan energi listrik total yang dimiliki oleh aki. Misalnya, aki 5 Ah secara teori dapat menyalurkan arus 5 Ampere selama 1 jam, atau arus 1 Ampere selama 5 jam. Semakin besar Ah, semakin lama aki dapat menyuplai listrik sebelum benar-benar habis.
Untuk Mio, Ah standar adalah 5 Ah. Menggunakan Ah yang terlalu besar (misalnya 7 Ah jika kotaknya muat) dapat memberikan cadangan energi lebih, tetapi ini juga menuntut sistem pengisian (kiprok) motor bekerja lebih keras dan lebih lama untuk mengisi penuh. Sebaliknya, menggunakan Ah yang terlalu kecil (misalnya 3 Ah) akan membuat aki cepat tekor, terutama jika motor sering macet (starter sering digunakan) atau menggunakan lampu tambahan.
Ketidaksesuaian Ah dapat mempersingkat usia aki karena siklus pengisian dan pengosongan (charge and discharge cycle) menjadi tidak ideal. Ketika aki 5 Ah dipasang pada Mio M3, ia dirancang untuk bekerja optimal dengan kemampuan pengisian dari sistem pengisian motor tersebut.
CCA (Cold Cranking Amps) adalah parameter kritis yang sering diabaikan. CCA mengukur kemampuan aki untuk memberikan lonjakan arus listrik tinggi dalam waktu singkat pada suhu rendah (dingin), yang persis dibutuhkan saat motor distarter. Angka CCA yang tinggi berarti kemampuan starter elektrik untuk memutar mesin lebih kuat dan cepat.
Motor matic seperti Mio sangat memerlukan CCA yang kuat karena tekanan kompresi mesin yang cukup tinggi harus dilawan oleh putaran dinamo starter. Jika CCA rendah, Anda akan merasakan starter yang lambat atau berat, terutama saat motor lama tidak dipakai. Merek premium seperti Motobatt atau Yuasa seringkali memiliki nilai CCA yang sedikit lebih tinggi daripada merek ekonomis, meskipun Ah-nya sama. Perbedaan ini adalah faktor yang membenarkan perbedaan harga hingga puluhan ribu Rupiah.
Secara umum, CCA untuk aki motor 5 Ah yang baik harus berada di kisaran 70 hingga 90 CCA. Selalu cek spesifikasi ini jika Anda membeli aki untuk memastikan kekuatan starter elektrik Mio Anda tetap prima.
Meskipun harga aki MF lebih tinggi, rata-rata usia pakainya (2-3 tahun) seringkali lebih panjang daripada aki basah yang tidak terawat (1.5-2 tahun). Namun, umur aki sangat bergantung pada tiga faktor utama:
Oleh karena itu, meskipun harga aki Yuasa lebih tinggi, jika Mio Anda memiliki kiprok yang buruk, aki premium pun tidak akan bertahan lama.
Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti aki dapat menghindarkan Anda dari mogok di jalan. Biasanya, aki motor memiliki umur rata-rata 2 tahun. Namun, beberapa tanda berikut menunjukkan aki telah melewati batas toleransi kinerja, bahkan sebelum masa pakainya berakhir:
Ini adalah indikasi paling nyata. Saat menekan tombol starter, dinamo berputar sangat lambat dan terdengar 'berat'. Jika motor Anda Mio J, M3, atau Soul GT, dan Anda harus berkali-kali menekan starter atau bahkan harus dibantu dengan kick starter, itu adalah sinyal keras bahwa CCA aki sudah menurun drastis.
Motor matic modern, terutama yang sudah injeksi, menggunakan arus DC langsung dari aki untuk lampu utama (terutama LED). Jika saat mesin mati atau langsam (idle), lampu utama terlihat sangat redup, dan saat gas ditarik lampu menjadi lebih terang secara signifikan, ini menandakan aki tidak mampu menahan beban listrik dasar. Pada Mio karburator, jika lampu klakson dan sein sangat lemah, ini juga merupakan pertanda kerusakan aki.
Klakson memerlukan daya lonjakan tinggi untuk menghasilkan suara nyaring. Jika suara klakson Mio Anda terdengar seperti "batuk-batuk" atau sangat pelan, ini menunjukkan tegangan output aki telah jatuh di bawah 12 Volt yang dibutuhkan.
Khusus pada Mio Injeksi (Mio J, M3), tegangan yang terlalu rendah dapat memicu ECU mendeteksi kesalahan pada sistem kelistrikan. Lampu MIL bisa menyala sebagai peringatan, meskipun masalah utamanya hanyalah aki yang tekor atau rusak. Selalu periksa tegangan aki terlebih dahulu sebelum menyimpulkan kerusakan pada sensor atau ECU.
Pada aki basah, perhatikan jika terdapat kebocoran cairan elektrolit atau munculnya kerak putih/biru (sulfasi) parah di terminal. Pada aki MF, jika bodi aki terlihat menggembung atau cembung, ini menandakan telah terjadi overcharge parah dan tekanan gas di dalamnya meningkat. Aki yang sudah menggembung harus segera diganti karena sangat berbahaya.
Setelah mengeluarkan sejumlah biaya untuk aki baru, tentu Anda ingin aki tersebut bertahan selama mungkin. Perawatan yang tepat, meskipun pada aki MF, tetap diperlukan untuk memastikan kinerja sistem kelistrikan motor Mio Anda optimal.
Meskipun menggunakan aki MF yang minim uap asam, kebersihan terminal positif dan negatif harus selalu dipantau. Korosi (kerak hijau atau putih) pada terminal menghambat aliran listrik, mengurangi efisiensi pengisian, dan membuat starter terasa lebih berat. Bersihkan terminal dengan sikat kawat kecil dan oleskan sedikit gemuk (vaselin) pada terminal setelah dipasang untuk mencegah oksidasi.
Ini adalah langkah paling krusial. Gunakan voltmeter atau bawa motor ke bengkel untuk mengukur tegangan pengisian kiprok. Tegangan ideal saat motor hidup (posisi langsam hingga sedikit digas) harus berada di rentang 13.5 hingga 14.5 Volt. Jika tegangan di bawah 13 Volt, aki akan cepat tekor (undercharge). Jika di atas 15 Volt, aki akan cepat rusak (overcharge/kepanasan).
Pemasangan lampu LED aftermarket yang tidak standar, klakson keong bertenaga tinggi, atau sistem audio tambahan akan membebani aki 5 Ah standar Mio. Jika Anda memasang aksesori yang menarik daya besar, pertimbangkan untuk melakukan upgrade aki ke kapasitas 6 Ah atau 7 Ah (jika muat) atau bahkan memasang relay tambahan untuk mengurangi beban langsung pada aki.
Jika Mio tidak digunakan selama beberapa hari, pastikan untuk memanaskannya minimal 10-15 menit agar aki sempat terisi kembali. Motor yang hanya diam akan mengalami pengosongan daya yang lambat (self-discharge). Proses memanaskan mesin ini memastikan aki menjalani siklus pengisian yang sehat.
Mengganti aki motor Mio sendiri cukup mudah, namun ada urutan langkah yang wajib diikuti untuk menghindari korsleting atau kerusakan pada sistem kelistrikan motor. Lokasi aki Mio umumnya berada di bawah pijakan kaki (step floor) atau di bawah jok depan (tergantung varian).
Siapkan obeng plus/minus, kunci T 8 mm atau kunci pas 10 mm (tergantung mur terminal), dan sarung tangan pelindung (terutama jika menangani aki basah). Pastikan mesin motor dalam keadaan mati total dan kunci kontak dicabut.
Urutan pelepasan adalah kritis untuk keselamatan. Selalu lepaskan kabel terminal Negatif (-) terlebih dahulu, diikuti kabel terminal Positif (+). Ini bertujuan untuk mencegah percikan api atau korsleting jika kunci yang Anda gunakan secara tidak sengaja menyentuh rangka motor (ground).
Prosedur detail pelepasan:
Pemasangan adalah kebalikan dari pelepasan. Urutan pemasangan terminal harus selalu didahulukan terminal Positif (+) agar jika kunci Anda menyentuh rangka saat mengencangkan terminal negatif, tidak terjadi korsleting, karena terminal positif sudah terisolasi.
Prosedur detail pemasangan:
Penting untuk diingat: koneksi yang kendor pada terminal positif dapat menyebabkan panas berlebih dan merusak kabel, sementara koneksi negatif yang kendor akan menyebabkan kinerja starter yang buruk atau mati mendadak.
Perbedaan harga antara aki murah (Rp 150.000) dan aki premium (Rp 300.000+) untuk spesifikasi 5Ah yang sama terkadang membingungkan konsumen. Ada beberapa faktor yang mendorong variasi harga ini, dan ini penting untuk diperhitungkan sebagai bagian dari nilai investasi Anda.
Aki premium umumnya menggunakan pelat timbal (lead plate) dengan kemurnian dan ketebalan yang lebih baik. Pelat yang lebih tebal dan murni cenderung lebih lambat mengalami sulfasi dan lebih tahan terhadap panas. Selain itu, separator (pemisah antara pelat positif dan negatif) pada aki premium menggunakan material AGM (Absorbent Glass Mat) atau Gel berkualitas tinggi yang mampu menahan getaran dan suhu ekstrem lebih baik, yang secara langsung meningkatkan CCA dan umur pakai.
Teknologi MF memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi karena proses penyegelan dan penyiapan elektrolit. Beberapa merek menawarkan aki MF 'siap pakai' yang sudah diisi elektrolit dan disegel permanen di pabrik (Factory Activated). Ini memastikan kualitas elektrolit optimal. Sementara itu, aki MF yang masih harus diisi elektrolit oleh bengkel ('Add-and-Seal') mungkin dijual sedikit lebih murah, namun kualitasnya sangat bergantung pada proses pengisian di toko.
Merek-merek besar seperti Yuasa, GS Astra, atau Motobatt biasanya menawarkan masa garansi yang lebih panjang (misalnya 3 hingga 6 bulan) dan proses klaim yang lebih mudah. Garansi ini adalah bagian dari nilai jual yang membuat harga unit menjadi lebih tinggi. Merek ekonomis mungkin menawarkan garansi yang sangat terbatas, atau bahkan tidak ada, yang mencerminkan risiko yang harus ditanggung konsumen.
Reputasi yang dibangun selama puluhan tahun (misalnya Yuasa yang menjadi OEM) memungkinkan produsen mematok harga yang lebih tinggi karena konsumen mempercayai konsistensi kualitas. Selain itu, jaringan distribusi yang luas dan terstruktur, termasuk ketersediaan di bengkel resmi Yamaha, juga menambah biaya operasional yang tercermin dalam harga jual akhir.
Kesimpulan Harga: Jika Mio Anda adalah kendaraan harian yang sangat diandalkan, memilih aki di rentang harga menengah ke atas (Rp 200.000 - Rp 300.000) untuk tipe 5Ah adalah pilihan yang bijak. Biaya tambahan ini dibayar dengan umur pakai yang lebih lama, performa starter yang kuat (CCA tinggi), dan minimnya risiko kegagalan di tengah jalan.
Seiring perkembangan teknologi, beberapa merek aki menawarkan tipe Gel. Meskipun harganya relatif lebih tinggi, aki Gel menawarkan beberapa keuntungan spesifik, terutama untuk lingkungan yang panas dan motor yang membutuhkan daya tahan ekstra.
Aki Gel menggunakan elektrolit yang dicampur dengan silika (zat seperti bubuk) sehingga membentuk seperti gel yang kental dan tidak mudah tumpah. Karena elektrolitnya berbentuk gel, penguapan sangat minim, dan aki ini lebih tahan terhadap getaran dan suhu tinggi dibandingkan aki MF standar (yang masih cair dalam bentuk yang diserap AGM).
Jika Mio Anda telah dimodifikasi dengan sistem penerangan LED full non-standar, charger ponsel, atau memiliki penggunaan harian yang sangat intensif (sering distarter), investasi pada aki Gel seperti Motobatt bisa sangat membenarkan harga yang lebih tinggi. Namun, jika Mio Anda masih standar, aki MF biasa (Yuasa/GS Astra GTZ5S) sudah lebih dari cukup dan lebih ekonomis.
Pemilihan tipe aki ini harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai membeli aki Gel yang mahal, tetapi kemudian motor hanya digunakan sebentar-sebentar yang justru tidak memanfaatkan keunggulan daya tahan siklus dalamnya.
Karena tingginya permintaan dan harga aki yang relatif mahal, pasar gelap sering dipenuhi oleh produk aki palsu atau aki rekondisi yang dijual seolah-olah baru. Membeli aki palsu atau rekondisi, meskipun harganya jauh lebih murah, adalah kerugian besar bagi sistem kelistrikan Mio Anda.
Aki palsu atau rekondisi memiliki kapasitas Ah dan CCA yang jauh di bawah standar yang tertera di label. Ini berarti Mio Anda akan kesulitan distarter, dan aki akan tekor dalam waktu singkat (kadang hanya dalam hitungan hari atau minggu). Lebih berbahayanya, kualitas bahan internal yang rendah dapat menyebabkan kegagalan total, panas berlebih, atau bahkan berpotensi merusak kiprok akibat tegangan output yang tidak stabil. Investasi awal yang sedikit lebih mahal untuk produk asli adalah biaya pencegahan yang jauh lebih murah daripada perbaikan sistem kelistrikan total.
Bagaimana motor Mio mengisi daya aki adalah sebuah proses dinamis yang melibatkan beberapa komponen penting: rotor, stator (spul), dan kiprok (regulator/rectifier). Memahami proses ini membantu dalam diagnosa jika aki baru Anda cepat tekor.
Ketika mesin Mio berputar, rotor (magnet) berputar mengelilingi stator (gulungan kawat). Gerakan ini menghasilkan arus AC (Alternating Current). Jumlah energi yang dihasilkan berbanding lurus dengan putaran mesin (RPM). Pada RPM rendah (langsam), produksi listrik minim; pada RPM tinggi, produksi listrik maksimal.
Listrik AC dari spul tidak bisa langsung digunakan untuk mengisi aki atau sistem kelistrikan DC Mio. Di sinilah kiprok bekerja. Kiprok memiliki dua fungsi utama:
Jika Mio Anda memiliki masalah pengisian (aki cepat mati), hampir 80% penyebabnya adalah kegagalan pada kiprok. Meskipun harga aki relatif mahal, jika kiprok motor rusak, aki termahal sekalipun hanya akan bertahan sebentar sebelum tekor atau meledak.
Di lalu lintas perkotaan yang padat, Mio seringkali berjalan dalam kondisi RPM rendah atau bahkan mati-nyala berulang kali. Saat motor dalam kondisi langsam (idle), energi yang dihasilkan spul mungkin hanya cukup untuk menopang sistem kelistrikan (lampu, ECU) dan hampir tidak mengisi aki. Setiap kali Anda menggunakan starter elektrik di kemacetan, Anda mengeluarkan daya besar. Jika jarak tempuh berikutnya terlalu pendek, aki tidak sempat diisi kembali. Inilah alasan mengapa motor yang sering terjebak macet cenderung memiliki umur aki yang lebih pendek. Solusinya adalah sesekali melakukan perjalanan jarak menengah atau melakukan pengisian daya eksternal (charger aki) jika motor sering diam atau hanya menempuh jarak sangat pendek.
Ketika mempertimbangkan harga, kita tidak hanya melihat biaya awal, tetapi juga Biaya Total Kepemilikan (Total Cost of Ownership - TCO). TCO membandingkan biaya awal dengan umur pakai yang diharapkan.
| Tipe Aki (GTZ5S) | Harga Awal Est. | Umur Pakai Est. | Biaya per Tahun |
|---|---|---|---|
| Aki Basah (Perawatan Rutin) | Rp 150.000 | 1.5 Tahun | Rp 100.000 |
| Aki MF Ekonomis (Merek Lokal) | Rp 180.000 | 1.5 Tahun | Rp 120.000 |
| Aki MF Premium (Yuasa/GS Astra) | Rp 250.000 | 2.5 Tahun | Rp 100.000 |
| Aki Gel (Motobatt) | Rp 300.000 | 3.0 Tahun | Rp 100.000 |
Dari tabel TCO di atas, terlihat jelas bahwa meskipun aki premium memiliki harga awal yang lebih tinggi, biaya tahunan yang dikeluarkan (Rp 100.000 per tahun) ternyata setara atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan aki ekonomis. Hal ini disebabkan oleh umur pakai yang lebih lama. Dengan kata lain, memilih aki premium untuk Mio adalah investasi jangka panjang yang bijak, memberikan performa lebih baik tanpa harus sering mengganti komponen vital ini.