Ilustrasi pola anyaman silang yang menjadi dasar bilik tradisional.
Anyaman bilik merujuk pada teknik atau hasil dari anyaman yang membentuk dinding atau sekat ruangan. Secara historis, terutama di wilayah pedesaan Indonesia dan Asia Tenggara, bilik seringkali dibuat dari material alami seperti bambu, rotan, atau pandan. Kata "bilik" sendiri umumnya berarti kamar kecil atau sekat pembatas. Oleh karena itu, anyaman bilik adalah seni membuat dinding partisi yang kuat namun memiliki sirkulasi udara yang baik, sangat fungsional untuk iklim tropis.
Pola dasar yang digunakan dalam membuat bilik sering kali sederhana, seperti pola tik-takan (polos) atau pola anyaman yang lebih rapat untuk memberikan privasi lebih. Kepraktisan material dan kemudahan dalam perbaikan menjadikan anyaman ini pilihan utama sebelum era beton dan bata menyebar luas. Contoh anyaman bilik yang paling umum adalah yang menggunakan bilah bambu tipis yang disusun secara vertikal dan horizontal dengan pola saling mengunci.
Karakteristik yang membedakan anyaman bilik dari jenis anyaman dekoratif lainnya adalah fokusnya pada durabilitas dan fungsi struktural.
Pembuatan bilik memerlukan ketelitian tinggi, dimulai dari pemilihan bahan. Bambu harus dipilih yang cukup tua untuk memastikan kekuatannya. Setelah dipotong, bambu dibelah memanjang menjadi bilah-bilah dengan ketebalan yang seragam. Proses ini seringkali memakan waktu lama karena memerlukan pengeringan yang tepat agar tidak mudah lapuk atau menyusut setelah dipasang.
Contoh paling klasik dari contoh anyaman bilik melibatkan dua set bilah: bilah lungsi (vertikal, sering kali dipasang pada rangka utama) dan bilah pakan (horizontal, yang dianyam masuk dan keluar dari bilah lungsi). Kerapatan anyaman ditentukan oleh seberapa rapat bilah pakan ditarik ke atas atau ke bawah. Keahlian utama terletak pada menjaga tegangan agar bilik yang dihasilkan rata dan tidak melengkung saat dibiarkan mengering.
Meskipun kini banyak rumah modern menggunakan dinding permanen, teknik anyaman bilik tidak hilang. Ia berevolusi menjadi elemen desain interior dan eksterior kontemporer. Banyak desainer kini mengadopsi pola anyaman bilik untuk membuat partisi dekoratif, dinding aksen, atau bahkan kap lampu. Penggunaan material modern seperti rotan sintetis atau bambu yang sudah diolah khusus memungkinkan daya tahan lebih baik terhadap cuaca.
Sebagai contoh anyaman bilik kontemporer, kita bisa melihat penerapannya pada fasad bangunan komersial yang ingin menonjolkan sentuhan lokal atau alami. Fungsi utamanya bergeser dari kebutuhan primer (sekat ruangan) menjadi pilihan estetika yang menghargai warisan budaya kerajinan tangan. Teknik menganyam yang sama juga masih sangat vital dalam pembuatan perabotan rumah tangga, seperti kursi, meja, hingga keranjang penyimpanan. Inti dari anyaman bilik tetap sama: memadukan material alami dengan keterampilan tangan untuk menciptakan struktur yang fungsional dan indah.