Prinsip Dasar dan Fungsi Daftar Pustaka
Daftar pustaka, atau sering disebut referensi, bibliografi, atau daftar acuan, adalah elemen krusial dalam setiap karya ilmiah, skripsi, tesis, jurnal, atau laporan akademis. Penulisan yang tepat dan konsisten tidak hanya memenuhi standar etika akademis, tetapi juga memberikan kredibilitas pada argumen dan temuan yang disajikan.
Ilustrasi 1: Integritas dan Kredibilitas Sumber
Fungsi utama dari daftar pustaka adalah memberikan informasi yang cukup kepada pembaca untuk melacak dan memverifikasi setiap sumber yang Anda gunakan dalam teks. Standar penulisan ini memastikan bahwa format yang disajikan seragam, mempermudah identifikasi empat komponen utama referensi: Siapa (Penulis), Kapan (Tanggal publikasi), Apa (Judul), dan Di mana (Sumber atau penerbit).
Pentingnya Konsistensi Gaya
Setiap disiplin ilmu cenderung mengadopsi gaya penulisan tertentu. Ilmu sosial dan psikologi mayoritas menggunakan gaya American Psychological Association (APA). Humaniora seringkali menggunakan Modern Language Association (MLA). Sejarah dan studi literatur terkadang mengandalkan Chicago Manual of Style (CMOS), sementara banyak universitas Eropa menyukai Harvard Style. Memilih satu gaya dan menerapkannya secara konsisten adalah kunci utama dalam penulisan akademis yang profesional. Kesalahan minor dalam titik, koma, atau penggunaan huruf miring dapat mengurangi nilai akademis karya Anda.
Gaya American Psychological Association (APA) Edisi ke-7
Gaya APA adalah standar referensi yang paling banyak digunakan dalam ilmu sosial, psikologi, pendidikan, dan bisnis. Edisi ke-7 memperkenalkan penyederhanaan signifikan, terutama dalam format sumber daring (online) dan eliminasi kota penerbitan.
Prinsip Dasar dan Urutan Penulisan APA
Daftar pustaka APA diurutkan secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis pertama. Format umumnya mengikuti struktur dasar: Penulis, Tanggal, Judul, Sumber. Semua baris setelah baris pertama dalam setiap entri harus menggunakan indentasi menggantung (hanging indentation).
A. Komponen Utama Entri Daftar Pustaka (Referensi)
- Penulis: Nama belakang diikuti inisial nama depan. (Satu titik setelah inisial).
- Tanggal: Ditulis dalam kurung, diikuti titik. (Hanya tahun, kecuali untuk sumber yang sering diperbarui).
- Judul: Judul sumber utama (buku atau jurnal) ditulis miring (Italicized). Judul artikel tidak miring. Hanya huruf pertama judul dan subjudul, serta kata benda khusus yang dikapitalisasi.
- Sumber: Informasi penerbitan, jurnal, atau URL/DOI.
Penulisan Kutipan Dalam Teks (In-Text Citation) APA
Kutipan dalam teks menggunakan sistem penulis-tanggal. Ada dua bentuk utama:
- Kutipan Naratif: Nama penulis diintegrasikan ke dalam kalimat, diikuti tahun dalam kurung. (Contoh: Smith (2020) berpendapat bahwa...)
- Kutipan Kurung (Parenthetical): Nama penulis dan tahun diletakkan di akhir kalimat atau klausa. (Contoh: Pendapat ini didukung oleh berbagai penelitian (Smith, 2020).)
Catatan Penting APA: Untuk sumber dengan tiga penulis atau lebih, selalu gunakan “et al.” (dan kawan-kawan) untuk kutipan dalam teks, bahkan pada kutipan pertama. Untuk daftar pustaka, tuliskan hingga 20 nama penulis. Jika lebih dari 20, gunakan elipsis (...) sebelum nama penulis terakhir.
B. Contoh Detail Penulisan Sumber dengan Gaya APA (Edisi ke-7)
Agar mencapai akurasi maksimal dalam penulisan APA, kita akan mengulas berbagai jenis sumber yang paling umum hingga yang paling spesifik, memahami setiap variasi tanda baca dan kapitalisasi yang diperlukan.
1. Buku Cetak atau Edisi Standar
Struktur: Nama Belakang, I. N. (Tahun). Judul buku ditulis miring. Penerbit.
2. E-book dari Platform Online (Tanpa DOI)
Jika E-book memiliki DOI, perlakukan seperti buku standar dan tambahkan DOI. Jika tidak ada DOI dan didapatkan dari database akademis, Anda tidak perlu menambahkan URL/database name kecuali sumber tersebut sangat sulit dicari. Jika didapatkan dari platform non-akademis (misalnya, Google Books atau Kindle), URL perlu dicantumkan.
3. Bab dalam Buku yang Diedit (Book Chapter)
Struktur: Penulis Bab. (Tahun). Judul bab. Dalam I. Editor (Ed.), Judul buku yang diedit ditulis miring (halaman). Penerbit.
4. Artikel Jurnal Ilmiah (Dengan DOI)
DOI (Digital Object Identifier) harus selalu dicantumkan jika tersedia. Pastikan volume ditulis miring, tetapi nomor terbitan (issue) tidak miring dan diletakkan dalam kurung.
Struktur: Penulis. (Tahun). Judul artikel. Nama Jurnal Ditulis Miring, Volume(Nomor), Rentang halaman. DOI
5. Halaman Web atau Artikel dari Situs
Jika sumber tidak memiliki penulis personal, gunakan nama organisasi sebagai penulis.
Struktur: Penulis (atau Organisasi). (Tanggal Lengkap). Judul halaman ditulis miring. Nama Situs. URL
6. Sumber Tanpa Tanggal Publikasi (n.d.)
Jika tanggal tidak diketahui, gunakan singkatan n.d. (no date).
7. Laporan Teknis atau Riset (Corporate Author)
Jika organisasi adalah penulis sekaligus penerbit, sebutkan nama organisasi sekali saja pada bagian penulis.
8. Skripsi, Tesis, atau Disertasi yang Tidak Dipublikasikan
Sertakan jenis karya dan nama institusi.
9. Unggahan Media Sosial (Twitter/X, Instagram, Facebook)
Gunakan hingga 20 kata pertama dari unggahan sebagai judul (ditulis miring). Sertakan jenis media dalam kurung siku.
10. Video YouTube
Jika nama akun berbeda dengan nama pembuat, gunakan nama pembuat yang sebenarnya. Jika tidak diketahui, gunakan nama akun.
11. Entri Wikipedia atau Sumber Dinamis
Karena Wikipedia sering berubah, tanggal spesifik dan tanggal akses (Retrieval Date) harus dicantumkan untuk versi yang Anda gunakan.
12. Sumber dengan Banyak Penulis (2 sampai 20 Penulis)
Tuliskan nama semua penulis, pisahkan dengan koma, dan gunakan simbol ampersand (&) sebelum nama penulis terakhir.
Kekuatan APA terletak pada fokusnya pada ketertelusuran sumber melalui sistem penulis-tanggal yang efisien dan penggunaan DOI yang wajib. Penggunaan indentasi gantung yang ketat dan konsistensi kapitalisasi (hanya huruf pertama judul dikapitalisasi) membedakannya dari gaya lain.
Gaya Modern Language Association (MLA) Edisi ke-9
Gaya MLA didominasi oleh bidang humaniora, khususnya bahasa, sastra, filsafat, dan studi media. MLA Edisi ke-9 menggunakan pendekatan yang fleksibel dan logis, berpusat pada konsep "Containers" (Wadah) untuk mengidentifikasi di mana sumber ditemukan.
Prinsip Dasar dan Urutan Penulisan MLA
Daftar pustaka dalam MLA disebut "Works Cited" (Karya yang Dikutip). Penulisan diurutkan secara alfabetis, menggunakan indentasi gantung, dan menggunakan tanda baca yang berbeda secara signifikan dari APA (misalnya, tidak menggunakan kurung untuk tanggal).
A. Komponen Utama Entri Daftar Pustaka (The Nine Core Elements)
MLA mendefinisikan sembilan elemen inti. Jika suatu elemen tidak berlaku atau tidak tersedia, elemen tersebut dilewati. Tanda baca yang digunakan adalah koma, kecuali titik setelah penulis, judul sumber, dan lokasi.
- Penulis.
- “Judul sumber.” (Ditulis dalam tanda kutip).
- Judul wadah, (Ditulis miring).
- Kontributor lain,
- Versi,
- Nomor, (Volume dan nomor terbitan).
- Penerbit,
- Tanggal publikasi,
- Lokasi. (Halaman, URL, atau DOI).
Penulisan Kutipan Dalam Teks (In-Text Citation) MLA
Kutipan MLA menggunakan sistem penulis-halaman (author-page). Tanggal tidak dimasukkan kecuali ada kebutuhan untuk membedakan dua karya oleh penulis yang sama yang dipublikasikan pada tahun yang sama.
Contoh:
Kutipan Naratif: Menurut Mulyono, struktur naratif modern adalah non-linear (45).
B. Contoh Detail Penulisan Sumber dengan Gaya MLA (Edisi ke-9)
1. Buku (Satu Penulis)
Struktur: Nama Belakang, Nama Depan. Judul Buku Ditulis Miring. Penerbit, Tanggal Publikasi.
2. Artikel Jurnal Ilmiah
Jurnal adalah sumber, dan jurnal itu sendiri adalah wadah.
Struktur: Penulis. “Judul Artikel.” Nama Jurnal, Volume, Nomor, Tanggal, Halaman.
3. Artikel dari Situs Web
Situs web (misalnya, Jurnal Blog) adalah wadah. Nama situsnya ditulis miring.
4. Bab dalam Buku Kumpulan (Anthology)
Bab adalah sumber. Buku kumpulan adalah Wadah 1. Jika diakses melalui platform (misalnya, database), platform tersebut adalah Wadah 2.
5. Buku Terjemahan
Sertakan “diterjemahkan oleh” atau “Terj. oleh” setelah judul.
6. Film atau Video
Jika Anda fokus pada kontribusi sutradara, mulai dengan namanya. Jika fokus pada film secara umum, mulai dengan judul.
Atau jika diakses melalui platform:
7. Sumber dengan Informasi yang Tidak Tersedia
Jika suatu elemen (seperti penerbit atau tanggal) tidak diketahui, MLA menyarankan untuk menghilangkannya sama sekali, tidak menggunakan singkatan seperti “n.d.” atau “n.p.”.
Pendekatan "Wadah" (Containers) MLA membuat gaya ini sangat adaptif untuk sumber-sumber yang kompleks atau media baru, karena memungkinkan pengguna untuk menyusun entri berdasarkan lokasi sumber dan lokasi wadahnya (misalnya, artikel di jurnal [Wadah 1], yang diakses melalui JSTOR [Wadah 2]).
Gaya Chicago Manual of Style (CMOS) Edisi ke-17
Gaya Chicago banyak digunakan dalam ilmu sejarah, seni rupa, dan humaniora tertentu. Chicago menawarkan dua sistem utama yang tidak boleh dicampur dalam satu karya:
- Note-Bibliography (N-B): Digunakan untuk humaniora (sejarah, sastra). Menggunakan catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes) untuk kutipan singkat, dan daftar pustaka lengkap di akhir.
- Author-Date (A-D): Digunakan untuk ilmu sosial. Mirip dengan APA dan Harvard (menggunakan sistem kurung dalam teks).
Kami akan fokus pada sistem N-B (Note-Bibliography) yang merupakan ciri khas Chicago, dan memberikan contoh bagaimana format entri berubah antara catatan kaki dan daftar pustaka.
Perbedaan Kunci: Catatan Kaki (Note) vs. Daftar Pustaka (Bibliography)
- Catatan Kaki (N): Digunakan saat pertama kali sumber dikutip. Menggunakan tanda baca koma, mencantumkan nomor halaman spesifik, dan nama depan penulis ditulis secara lengkap (Nama Depan Nama Belakang).
- Daftar Pustaka (B): Digunakan di akhir karya. Menggunakan tanda baca titik, nama penulis dibalik (Nama Belakang, Nama Depan), dan tidak mencantumkan nomor halaman spesifik.
Ilustrasi 2: Kontras antara Catatan Kaki dan Daftar Pustaka Chicago (N-B)
A. Contoh Detail Penulisan Sumber Gaya Chicago (N-B)
1. Buku (Satu Penulis)
Catatan (N): Nama, Judul Miring (Kota Penerbit: Penerbit, Tahun), Halaman.
Bibliografi (B): Nama Belakang, Nama Depan. Judul Miring. Kota Penerbit: Penerbit, Tahun.
B: Bima, Satria. Filosofi Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Tunas Karya, 2018.
2. Artikel Jurnal Ilmiah
Nama artikel dalam tanda kutip. Nama jurnal miring. Kutipan online harus mencantumkan format akses (misalnya, DOI atau URL).
Catatan (N): Nama, “Judul Artikel,” Nama Jurnal Miring Volume, Nomor (Tahun): Halaman, DOI atau URL.
B: Sari, Rina. “Dampak Urbanisasi terhadap Pertanian Lokal.” Jurnal Sosiologi Pedesaan 25, no. 3 (2022): 40–58. doi:10.1353/jsp.2022.0001.
3. Halaman Web
Tanggal akses sangat penting jika situs sering diperbarui.
B: Museum Nasional. “Peninggalan Artefak Abad 18.” Museum Nasional. Terakhir diubah 12 April 2023. Diakses 15 Mei 2024. http://www.museumnasional.go.id/artefak.
Penggunaan Kutipan Singkat dan Lanjutan (Ibid.)
Chicago membolehkan penggunaan kutipan singkat setelah kutipan penuh pertama di catatan kaki. Kutipan singkat hanya berisi Nama Belakang, Judul Singkat, dan Halaman.
2. Bima, Filosofi Kebudayaan Jawa, 120. (Kutipan singkat dari sumber yang sama, halaman berbeda).
3. Ibid. (Jika sumber yang sama dan halaman yang sama persis dengan catatan 2).
4. Ibid., 80. (Jika sumber sama dengan catatan 2, tetapi halaman berbeda).
CMOS Author-Date (A-D): Jika Anda menggunakan format A-D (seperti APA), aturannya lebih sederhana: (Bima 2018, 112). Entri daftar pustaka A-D sama dengan N-B, hanya saja tanggal publikasi diletakkan segera setelah nama penulis. Contoh B: Bima, Satria. 2018. Filosofi Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Tunas Karya.
Chicago dikenal karena kedetailannya dalam menangani sumber historis, primer, dan kompleks, seperti wawancara, manuskrip, dan arsip, menjadikannya pilihan utama bagi peneliti yang berurusan dengan materi non-tradisional.
Gaya Harvard Referencing System
Gaya Harvard adalah sistem penulis-tanggal yang sangat populer di Inggris, Australia, dan banyak institusi di Asia. Meskipun tidak diatur oleh organisasi tunggal (tidak seperti APA atau MLA), gaya ini dicirikan oleh penggunaan kurung siku dalam teks untuk referensi (Penulis, Tahun), yang terhubung langsung ke daftar referensi di akhir karya.
Prinsip Dasar dan Urutan Penulisan Harvard
Daftar pustaka, biasanya disebut “Reference List,” diurutkan secara alfabetis. Penekanan utama ada pada tahun, yang diletakkan segera setelah nama penulis.
A. Komponen Utama Harvard
- Penulis: Nama Belakang, Inisial.
- Tahun: Diletakkan dalam kurung, diikuti titik.
- Judul: Judul buku atau jurnal miring. Judul artikel dalam tanda kutip.
- Penerbit/Sumber: Nama penerbit, tempat publikasi, dan URL jika online.
Penulisan Kutipan Dalam Teks (In-Text Citation) Harvard
Sistem ini identik dengan sistem Author-Date yang digunakan di APA dan Chicago (A-D), tetapi Harvard cenderung lebih fleksibel dalam format dan tanda baca.
Contoh:
Wibowo (2023, hlm. 55) menekankan perlunya inovasi.
B. Contoh Detail Penulisan Sumber dengan Gaya Harvard
1. Buku
Struktur: Nama Belakang, I. (Tahun). Judul buku. Kota: Penerbit.
2. Artikel Jurnal Ilmiah
Struktur: Nama Belakang, I. (Tahun). ‘Judul artikel’. Nama Jurnal, Volume(Nomor), Rentang Halaman.
3. Sumber Online (Website)
Sertakan [online] setelah judul, diikuti tanggal akses (Viewed Date).
Karena tidak ada satu badan resmi yang mengaturnya, variasi kecil dalam tanda baca (misalnya, penggunaan kurung siku atau kurung biasa untuk tahun, penggunaan titik atau koma setelah judul) mungkin ada tergantung pada pedoman spesifik universitas yang Anda ikuti.
Detail Mendalam: Mengatasi Komplikasi dan Kesalahan Umum
Konsistensi adalah musuh terbesar para penulis. Kesalahan fatal seringkali terjadi bukan pada pemilihan gaya, melainkan pada penerapannya yang tidak seragam di seluruh daftar pustaka. Untuk memastikan integritas karya, peneliti harus mampu mengatasi situasi referensi yang kurang ideal.
1. Sumber Tanpa Penulis
Saat sumber tidak memiliki penulis personal, hampir semua gaya menyarankan untuk memindahkan judul sumber ke posisi penulis (atau menggunakan nama organisasi).
- APA: The Guide to Ethical Reporting. (2023).
- MLA: Mulai dengan judul. “The Guide to Ethical Reporting.” Nama Situs...
- Chicago: Jika kutipan naratif, sebutkan nama organisasi atau judul.
Pengecualian: Anonim. Jika sumber secara eksplisit menyebutkan “Anonim” sebagai penulis, perlakukan Anonim sebagai nama penulis.
2. Sumber Tanpa Tahun (Date)
Kesalahan ini umum terjadi pada sumber daring (website). Gaya APA dan Harvard menggunakan singkatan, sementara MLA dan Chicago memiliki penanganan yang berbeda.
- APA & Harvard: Gunakan (n.d.) atau (no date) dalam kurung.
- MLA: Hilangkan tanggal sepenuhnya.
- Chicago (N-B): Tuliskan 'n.d.' atau hilangkan jika tanggal publikasi tidak relevan (misalnya, untuk manuskrip kuno).
3. Pembedaan Huruf Miring (Italic) dan Tanda Kutip
Ini adalah perbedaan gaya yang paling fundamental dan sering salah. Aturan umumnya adalah:
- Judul Wadah Besar/Utuh (Buku, Jurnal, Film, Album) selalu ditulis miring (Italic).
- Judul Sumber Kecil (Artikel Jurnal, Bab Buku, Cerpen, Lagu, Halaman Web) selalu ditulis dalam “tanda kutip.”
Pengecualian utama adalah APA, di mana judul artikel tidak miring atau dikutipkan; ia hanya ditulis tegak.
4. Penggunaan Huruf Kapital (Capitalization)
Perbedaan kapitalisasi antara APA dan MLA/Chicago seringkali membingungkan:
- APA (Sentence Case): Hanya huruf pertama judul dan subjudul, serta kata benda khusus yang dikapitalisasi. Contoh: The impact of climate change: A study on marine life.
- MLA / Chicago (Title Case): Semua kata utama (kata benda, kata sifat, kata kerja) dikapitalisasi. Contoh: The Impact of Climate Change: A Study on Marine Life.
5. Sumber Primer dan Sekunder
Anda hanya boleh mencantumkan sumber yang benar-benar Anda baca (sumber sekunder). Jika Anda membaca karya A, yang mengutip karya B, idealnya Anda harus mencari dan membaca karya B. Jika tidak memungkinkan, Anda harus mengutip karya B sebagai bagian dari karya A.
Contoh Kutipan Sekunder (Gaya APA):
Daftar Pustaka: Hanya cantumkan entri untuk Santoso (2021), karena itu yang Anda baca.
6. Penggunaan Kata Keterangan (e.g., “Available from,” “Retrieved from”)
Gaya modern (APA 7th, MLA 9th) telah menyederhanakan format URL. Mayoritas gaya kini hanya mengharuskan URL atau DOI disajikan sebagai tautan yang dapat diklik tanpa tambahan kata keterangan, kecuali dalam kasus sumber yang sangat dinamis atau sumber primer (seperti dalam Chicago N-B).
Kesalahan Fatal: Kesalahan terburuk adalah menyertakan sumber di Daftar Pustaka yang tidak pernah dikutip dalam teks, atau sebaliknya. Daftar Pustaka harus murni berisi sumber yang diacu dalam karya tulis Anda.
Strategi Pengelolaan Referensi Otomatis
Untuk karya tulis yang sangat panjang dan melibatkan ratusan referensi, penggunaan perangkat lunak manajemen referensi sangat disarankan. Alat-alat seperti Zotero, Mendeley, EndNote, atau bahkan fitur referensi di Microsoft Word dapat membantu memastikan konsistensi format dan meminimalkan kesalahan manual, terutama dalam penerapan indentasi gantung dan tanda baca spesifik per gaya.
Namun, penting untuk diingat bahwa perangkat lunak tersebut tidak selalu sempurna. Penulis harus selalu melakukan pemeriksaan manual (proofreading) terhadap output perangkat lunak, terutama dalam hal kapitalisasi judul (khususnya untuk APA) dan penanganan sumber non-standar (misalnya, wawancara pribadi, surat kabar tanpa penulis).
Panduan Detail untuk Sumber Non-Konvensional
Semakin kompleks dan multidisipliner penelitian, semakin besar kemungkinan Anda menemukan sumber yang tidak sesuai dengan kategori buku atau jurnal standar. Penanganan yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang prinsip gaya yang dipilih.
1. Dokumen Pemerintah dan Undang-Undang
Penanganan dokumen pemerintah sangat bervariasi. Biasanya, badan yang menerbitkan (Departemen, Kementerian, DPR) dianggap sebagai penulis.
Contoh: Undang-Undang (Gaya APA)
Jika Undang-Undang (UU) atau Peraturan Pemerintah (PP) adalah sumber primer, gunakan format khusus:
Contoh: Laporan Kementerian (Gaya Chicago Author-Date)
2. Wawancara Pribadi dan Komunikasi Personal
Wawancara pribadi, surat, atau email yang tidak dapat diakses publik dianggap sebagai komunikasi pribadi. Mayoritas gaya (termasuk APA dan MLA) tidak mencantumkan komunikasi pribadi di Daftar Pustaka karena pembaca tidak dapat mengambilnya kembali (non-retrievable source). Hanya cantumkan dalam kutipan teks.
Contoh Kutipan Teks (APA): (A. Wibisono, komunikasi pribadi, 10 Maret 2024).
Pengecualian: Chicago N-B. Chicago mengizinkan wawancara pribadi dicantumkan dalam Catatan Kaki, tetapi tidak perlu masuk ke Daftar Pustaka.
3. Materi Audiovisual (Podcast, Film, Lagu)
Identifikasi peran utama (Produser, Sutradara, Host) sangat penting.
Contoh: Episode Podcast (Gaya APA)
Gunakan nama host/produser sebagai penulis. Judul episode dalam format tegak, nama podcast miring.
Contoh: Lagu dari Album (Gaya MLA)
Penyanyi/Penulis Lagu. “Judul Lagu.” Nama Album, oleh [Penyanyi/Band], Label Rekaman, Tahun.
4. Materi Konferensi dan Prosiding
Jika dipublikasikan dalam prosiding (seperti jurnal), ikuti format prosiding. Jika disajikan di konferensi tetapi tidak dipublikasikan, perlakukan sebagai presentasi.
Contoh: Paper yang Dipublikasikan dalam Prosiding (Gaya Harvard)
5. Penggunaan P. dan Pp. untuk Halaman
Dalam daftar pustaka:
- APA: Menggunakan ‘p.’ untuk satu halaman (p. 45) dan ‘pp.’ untuk rentang halaman dalam Bab Buku atau Prosiding (pp. 45–60).
- MLA: Menggunakan ‘h.’ untuk halaman tunggal (h. 45) dan ‘hlm.’ untuk rentang halaman (hlm. 45–60).
- Chicago: Menggunakan ‘h.’ atau tidak sama sekali untuk rentang halaman dalam Bibliografi (45–60), dan menggunakan angka saja dalam Catatan Kaki (112).
Dengan menguasai aturan spesifik ini untuk sumber non-konvensional, Anda memastikan bahwa setiap klaim akademis yang Anda buat didukung oleh referensi yang akurat dan lengkap, terlepas dari jenis medianya. Ketepatan dalam penulisan daftar pustaka mencerminkan ketelitian dan kehati-hatian dalam seluruh proses penelitian Anda.