Panduan Mutakhir: Cara Jumlah di Excel, Mulai dari Operasi Dasar hingga Rumus Bersyarat Kompleks

Microsoft Excel adalah tulang punggung dari analisis data di seluruh dunia. Inti dari kemampuan Excel adalah perhitungan, dan yang paling sering digunakan adalah penjumlahan. Namun, menjumlahkan data di Excel jauh lebih kompleks dari sekadar mengetik =A1+A2. Ada berbagai fungsi, teknik, dan trik yang memungkinkan Anda menjumlahkan data berdasarkan kriteria tertentu, dalam tabel besar, bahkan di antara banyak lembar kerja.

Artikel ini akan membawa Anda melalui perjalanan lengkap, membahas setiap metode penjumlahan yang tersedia di Excel, dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih, memastikan Anda dapat mengatasi tantangan data apa pun.

Bagian I: Dasar-Dasar Penjumlahan Cepat di Excel

Sebelum melangkah ke fungsi yang kompleks, penting untuk menguasai metode penjumlahan paling fundamental yang seringkali terabaikan namun sangat efisien untuk tugas sehari-hari.

1. Operator Aritmatika Langsung (+)

Metode paling sederhana adalah menggunakan operator plus (+) untuk menjumlahkan sel atau angka tertentu.

  • Untuk Dua Sel: =A1+B1
  • Untuk Sel dan Angka: =A1+100
  • Keterbatasan: Metode ini sangat tidak efisien jika Anda harus menjumlahkan ratusan baris data, karena Anda harus mengetik setiap referensi sel secara manual.

2. Fungsi SUM()—Fondasi Penjumlahan

Fungsi SUM adalah perintah paling dasar dan penting untuk menjumlahkan rentang sel secara cepat dan efisien. Ini jauh lebih baik daripada menggunakan operator + berulang kali.

=SUM(number1, [number2], ...)

Sintaks Detail dan Penerapan:

  • Menjumlahkan Rentang Berdekatan: Untuk menjumlahkan data dari sel B2 hingga B100, gunakan =SUM(B2:B100). Tanda titik dua (:) menunjukkan rentang berurutan.
  • Menjumlahkan Rentang yang Tidak Berdekatan: Anda dapat menjumlahkan beberapa area data yang terpisah menggunakan koma (,). Contoh: =SUM(A1:A5, C10:C15, F2).
  • Menjumlahkan Seluruh Kolom atau Baris: Untuk data yang dinamis, Anda bisa menjumlahkan seluruh kolom (misalnya Kolom D): =SUM(D:D). Ini akan secara otomatis menyesuaikan jika baris baru ditambahkan.

3. Fitur AutoSum (Penjumlahan Otomatis)

AutoSum adalah fitur tercepat di Excel. Jika Anda menempatkan kursor di bawah kolom angka atau di sebelah kanan baris angka, fitur ini akan secara otomatis mendeteksi rentang yang logis dan menyisipkan fungsi SUM.

Tips Efisiensi: Gunakan pintasan keyboard Alt + = (Windows) atau Command + Shift + T (Mac) untuk mengaktifkan AutoSum secara instan, tanpa perlu menyentuh mouse. Ini menghemat waktu dalam entri data cepat.

Mengatasi Pengabaian Sel: Penting diketahui bahwa fungsi SUM secara default mengabaikan sel yang berisi teks, nilai boolean (TRUE/FALSE), dan sel kosong. Ini memastikan hasil perhitungan Anda hanya mencakup nilai numerik yang valid, menghindari kesalahan tipe data yang umum.

Bagian II: Penjumlahan Bersyarat dengan SUMIF dan SUMIFS

Dalam analisis data nyata, jarang sekali Anda hanya perlu menjumlahkan seluruh kolom. Seringkali, Anda perlu menjumlahkan data HANYA jika kriteria tertentu terpenuhi—misalnya, total penjualan hanya untuk produk 'A' atau total biaya hanya di bulan 'Maret'. Di sinilah fungsi bersyarat berperan.

1. Fungsi SUMIF()—Satu Kriteria Penjumlahan

SUMIF digunakan untuk menjumlahkan nilai dalam suatu rentang yang memenuhi satu kriteria tunggal.

=SUMIF(range, criteria, [sum_range])

Struktur Kunci SUMIF:

  • range: Rentang sel tempat kriteria akan dievaluasi (misalnya, daftar nama produk).
  • criteria: Kondisi yang harus dipenuhi (misalnya, "Laptop"). Kriteria harus diapit tanda kutip ("") jika berupa teks atau operator perbandingan.
  • sum_range: Rentang sel yang akan dijumlahkan HANYA JIKA kriteria terpenuhi di kolom range yang bersesuaian.

Studi Kasus 1.1: Penjumlahan Berdasarkan Teks Tepat

Misalnya, Anda ingin menjumlahkan total pesanan dari pelanggan bernama "PT Jaya Abadi".

=SUMIF(A2:A50, "PT Jaya Abadi", B2:B50)

Di mana A2:A50 adalah kolom nama pelanggan, dan B2:B50 adalah kolom jumlah pesanan.

Studi Kasus 1.2: Penjumlahan dengan Operator Logika

Jika Anda ingin menjumlahkan semua transaksi yang nilainya lebih besar dari 5.000.000:

=SUMIF(C2:C100, ">5000000")

Catatan Penting: Ketika sum_range dihilangkan, Excel akan otomatis menjumlahkan range (dalam contoh ini, C2:C100), asalkan kriteria terpenuhi.

Studi Kasus 1.3: Penggunaan Wildcard (* dan ?)

Wildcard berguna untuk pencocokan parsial:

  • * (Asterisk): Mewakili urutan karakter apa pun. Contoh: =SUMIF(A:A, "*Timur*", B:B) akan menjumlahkan semua yang mengandung kata "Timur" (misalnya, "Cabang Timur" atau "Penjualan Timur").
  • ? (Tanda Tanya): Mewakili satu karakter tunggal apa pun.

2. Fungsi SUMIFS()—Banyak Kriteria Penjumlahan

Jika SUMIF terbatas pada satu kriteria, SUMIFS memungkinkan Anda menetapkan hingga 127 pasangan kriteria/rentang yang harus dipenuhi secara bersamaan (AND logic).

=SUMIFS(sum_range, criteria_range1, criteria1, [criteria_range2, criteria2], ...)

Perbedaan Krusial dengan SUMIF: Perhatikan bahwa posisi sum_range berada di depan. Ini karena SUMIFS harus tahu rentang mana yang akan dijumlahkan terlebih dahulu, sebelum mengevaluasi berbagai kondisi.

Studi Kasus 2.1: Penjumlahan dengan Dua Kriteria (Teks dan Angka)

Tujuan: Hitung total penjualan produk "Monitor" di daerah "Jawa Barat", dan pastikan jumlah penjualannya lebih besar dari 50 unit.

=SUMIFS(
    D2:D50,             ; sum_range (Kolom Jumlah Penjualan)
    A2:A50, "Monitor",  ; Kriteria 1 (Kolom Produk = Monitor)
    B2:B50, "Jawa Barat", ; Kriteria 2 (Kolom Wilayah = Jawa Barat)
    D2:D50, ">50"       ; Kriteria 3 (Kolom Jumlah Penjualan > 50)
)
            

Dengan SUMIFS, ketiga kondisi tersebut harus bernilai TRUE pada baris yang sama agar nilai di kolom D dijumlahkan.

Studi Kasus 2.2: Penjumlahan Berdasarkan Rentang Tanggal

Salah satu penggunaan SUMIFS yang paling sering adalah menjumlahkan data yang jatuh dalam rentang waktu tertentu. Anda memerlukan dua kriteria untuk menentukan rentang (awal dan akhir).

Tujuan: Hitung total penjualan antara 1 Januari 2024 (A1) dan 31 Januari 2024 (B1).

=SUMIFS(
    C:C,              ; sum_range (Kolom Penjualan)
    A:A, ">="&A1,     ; Kriteria 1: Tanggal di kolom A >= tanggal awal (di sel A1)
    A:A, "<="&B1      ; Kriteria 2: Tanggal di kolom A <= tanggal akhir (di sel B1)
)
            
Ingat Kombinasi Operator: Saat menggunakan operator perbandingan (>, <, =, >=, <=) yang merujuk pada nilai di sel lain, Anda HARUS menggabungkannya menggunakan tanda ampersand (&). Contoh: ">="&A1.

Bagian III: Teknik Penjumlahan Lanjutan dan Fungsi Kompleks

Saat berhadapan dengan data yang difilter, data array, atau data yang membutuhkan perhitungan matriks sebelum dijumlahkan, Excel menawarkan solusi yang lebih kuat dari sekadar SUM atau SUMIFS.

1. Fungsi SUBTOTAL()—Menjumlahkan Data yang Terlihat

Masalah umum dalam analisis data adalah ketika Anda memfilter tabel, fungsi SUM standar masih menjumlahkan semua baris, termasuk yang tersembunyi. Fungsi SUBTOTAL mengatasi hal ini.

=SUBTOTAL(function_num, ref1, [ref2], ...)

Kode Fungsi Kunci untuk Penjumlahan:

  • 9 (SUM): Menjumlahkan data yang terlihat dan data yang disembunyikan secara manual (sembunyikan baris).
  • 109 (SUM): Menjumlahkan data yang terlihat saja, mengabaikan data yang disembunyikan baik oleh filter maupun penyembunyian manual. (Ini adalah pilihan terbaik untuk laporan ringkas).

Contoh Penerapan: Jika Anda memfilter data di kolom B, gunakan:

=SUBTOTAL(109, B2:B500)

Kapan pun filter diterapkan, hasil SUBTOTAL(109) akan otomatis diperbarui, hanya menampilkan jumlah dari sel-sel yang saat itu terlihat oleh pengguna.

2. Fungsi SUMPRODUCT()—Penjumlahan Array Tanpa CSE

SUMPRODUCT adalah salah satu fungsi Excel yang paling kuat dan fleksibel, awalnya dirancang untuk mengalikan elemen-elemen yang sesuai dalam array dan kemudian menjumlahkan produk-produk tersebut. Namun, kekuatannya yang sebenarnya terletak pada kemampuannya melakukan penjumlahan bersyarat yang sangat kompleks, seringkali menggantikan kebutuhan akan Array Formulas (CSE).

=SUMPRODUCT(array1, [array2], [array3], ...)

Studi Kasus 3.1: Menghitung Total Harga (Kuantitas x Harga)

Ini adalah penggunaan dasarnya. Jika Kuantitas ada di A2:A10 dan Harga Satuan di B2:B10, Anda ingin Total Harga:

=SUMPRODUCT(A2:A10, B2:B10)

Excel akan menghitung (A2*B2) + (A3*B3) + ... + (A10*B10).

Studi Kasus 3.2: Penjumlahan Bersyarat Kompleks (Menggunakan Logika Boolean)

Kita dapat menggunakan SUMPRODUCT untuk melakukan operasi SUMIFS dengan kriteria yang lebih rumit, terutama ketika melibatkan banyak kriteria atau logika OR.

Tujuan: Jumlahkan Penjualan di kolom D2:D50 HANYA untuk "Kantor Pusat" (kolom A) DAN yang nilainya di atas 1.000.000 (kolom D).

Dalam SUMPRODUCT, logika TRUE/FALSE (hasil dari perbandingan kriteria) diubah menjadi 1/0, memungkinkan perkalian logis.

=SUMPRODUCT(
    (A2:A50 = "Kantor Pusat") *  ; Kriteria 1: Hasilnya array 1 atau 0
    (D2:D50 > 1000000) *        ; Kriteria 2: Hasilnya array 1 atau 0
    (D2:D50)                    ; Nilai yang akan dijumlahkan
)
            

Hanya baris di mana Kriteria 1 * Kriteria 2 menghasilkan 1 (yaitu, kedua-duanya TRUE) yang akan dikalikan dengan nilai penjualan, sehingga nilai tersebut dijumlahkan.

Studi Kasus 3.3: Penjumlahan dengan Logika OR (Salah Satu Kriteria Terpenuhi)

Tujuan: Jumlahkan penjualan untuk Wilayah A ATAU Wilayah B.

=SUMPRODUCT(
    ((A2:A50 = "Wilayah A") + (A2:A50 = "Wilayah B")) * 
    (B2:B50) 
)
            

Penggunaan operator + di sini berfungsi sebagai logika OR. Jika salah satu kondisi TRUE (1), total dari ekspresi logis tersebut adalah 1 (atau lebih), yang memastikan nilai penjualan di B2:B50 dijumlahkan. Karena SUMPRODUCT bekerja secara alami dengan array, ini menghindari kebutuhan menekan Ctrl+Shift+Enter.

3. Penjumlahan 3D (Across Multiple Sheets)

Ketika data identik (misalnya, laporan bulanan) tersebar di beberapa lembar kerja (Sheet1, Sheet2, Sheet3), Anda dapat menjumlahkan data yang berada di sel atau rentang yang sama di semua lembar kerja tersebut menggunakan referensi 3D.

Sintaks: =SUM(Sheet_A:Sheet_Z!Range)

Contoh: Untuk menjumlahkan nilai sel B5 di Sheet Januari, Sheet Februari, hingga Sheet Desember:

=SUM(Januari:Desember!B5)

Ini secara dramatis menyederhanakan pelaporan konsolidasi bulanan.

Bagian IV: Penjumlahan dalam Struktur Data dan Visual

Selain rumus, Excel menyediakan alat struktural yang dirancang untuk mengorganisasi dan meringkas data, yang secara implisit melakukan operasi penjumlahan yang kompleks.

1. Pivot Tables (Tabel Pivot)

Tabel Pivot adalah alat penjumlahan dan agregasi data yang paling efisien dan fleksibel di Excel. Ini dapat mengelompokkan data, menerapkan kriteria, dan menghitung jumlah (SUM), rata-rata (AVERAGE), atau hitungan (COUNT) secara instan, tanpa menulis satu pun rumus SUMIF.

Keuntungan Penjumlahan dengan Pivot Table:

  • Dinamis: Anda dapat mengubah kriteria penjumlahan (misalnya, dari Total Penjualan per Wilayah menjadi Total Penjualan per Kategori) hanya dengan menarik bidang di daftar bidang.
  • Otomatis: Pivot Table otomatis menangani kriteria berlapis (seperti SUMIFS) dan menghasilkan subtotal serta grand total.
  • Efisiensi: Untuk dataset yang sangat besar, Pivot Table seringkali lebih cepat dan stabil daripada ribuan rumus SUMIFS.

2. Fitur Grouping dan Subtotal (Data Tab)

Fitur "Subtotal" di tab Data Excel (jangan bingung dengan fungsi SUBTOTAL()) dirancang untuk menyisipkan baris subtotal secara otomatis dalam daftar data yang sudah diurutkan. Ini sangat berguna untuk laporan cepat.

Cara Kerja: Anda mengurutkan data Anda berdasarkan kolom kriteria (misalnya, Wilayah). Kemudian, gunakan Subtotal. Excel akan secara otomatis menyisipkan baris di setiap perubahan Wilayah dan menambahkan fungsi SUBTOTAL(9, ...) untuk menjumlahkan semua data di bawah kriteria tersebut.

Catatan Penting: Fitur Subtotal menggunakan fungsi SUBTOTAL (kode 9), yang berarti jika data Anda disembunyikan secara manual (bukan karena filter), data yang tersembunyi tersebut masih akan dijumlahkan.

3. Menggunakan Fungsi AGGREGATE() untuk Penjumlahan Tahan Error

Fungsi AGGREGATE adalah versi modern dan lebih kuat dari SUBTOTAL, yang memberikan kontrol lebih besar atas apa yang harus diabaikan dalam perhitungan. Fungsi ini sangat berharga untuk penjumlahan dalam data yang berantakan atau mengandung nilai error.

=AGGREGATE(function_num, options, array, [k])

Untuk Penjumlahan (SUM), kita menggunakan function_num = 9.

Parameter options memungkinkan kita menentukan apa yang harus diabaikan:

  • 0: Abaikan fungsi SUBTOTAL dan AGGREGATE bersarang.
  • 1: Abaikan baris tersembunyi.
  • 2: Abaikan nilai kesalahan (Error values, seperti #DIV/0! atau #N/A).
  • 7: Abaikan baris tersembunyi DAN nilai kesalahan. (Pilihan terbaik untuk data yang berantakan).

Contoh Penerapan Tahan Error: Jika Anda ingin menjumlahkan rentang A1:A100 yang mungkin berisi error, dan Anda juga hanya ingin menjumlahkan sel yang terlihat:

=AGGREGATE(9, 7, A1:A100)

Ini adalah solusi yang jauh lebih bersih daripada menyisipkan IFERROR di setiap baris, terutama ketika berurusan dengan dataset besar yang rawan kesalahan impor.

Bagian V: Analisis Mendalam, Troubleshooting, dan Kinerja

Penggunaan rumus penjumlahan yang benar tidak hanya tentang sintaks; ini juga tentang pemahaman mengapa perhitungan Anda mungkin salah dan bagaimana memastikan kinerja yang optimal pada data skala besar.

1. Troubleshooting: Mengapa Jumlah Anda Salah?

Masalah A: Format Teks vs. Angka

Ini adalah penyebab utama kegagalan penjumlahan. Jika sel yang seharusnya berisi angka diformat sebagai Teks, fungsi SUM atau SUMIF akan mengabaikannya, dan hasilnya akan salah. Ciri-ciri sel berformat teks adalah adanya tanda segitiga hijau di sudut kiri atas sel.

  • Solusi Cepat: Pilih rentang sel tersebut, klik ikon tanda seru kecil, dan pilih "Convert to Number."
  • Solusi Rumus (Konversi Massal): Anda dapat memaksa Excel mengenali nilai sebagai angka. Misalnya, =SUMPRODUCT(--(A1:A10)) akan mengubah nilai Teks-Angka menjadi Angka melalui operator unary minus (--).

Masalah B: Spasi atau Karakter Tersembunyi

Saat menggunakan SUMIF, spasi ekstra di akhir teks dapat mencegah pencocokan kriteria. Misalnya, "Laptop " tidak sama dengan "Laptop".

Solusi: Gunakan fungsi TRIM() untuk membersihkan spasi berlebih pada kolom data sumber, atau gunakan wildcard (*) dalam kriteria Anda, misalnya "Laptop*".

Masalah C: Kesalahan Referensi 3D

Jika Anda menggunakan referensi 3D (=SUM(Sheet1:SheetN!A1)) dan Anda memasukkan lembar kerja baru di tengah-tengah rentang (misalnya, antara Sheet2 dan Sheet3), lembar kerja baru itu secara otomatis akan disertakan dalam penjumlahan Anda. Jika Anda tidak ingin itu terjadi, pastikan lembar kerja pertama dan terakhir dalam referensi 3D Anda hanya berfungsi sebagai "pembatas" atau gunakan nama yang jelas (misalnya, *StartSheet*:*EndSheet*).

2. Memaksimalkan Kinerja Penjumlahan pada Data Besar (Big Data)

Ketika spreadsheet Anda mencapai puluhan ribu baris atau lebih, efisiensi rumus sangat penting. Beberapa rumus lebih "berat" (memakan waktu komputasi) daripada yang lain.

SUMIFS vs. Array Formulas vs. Pivot Table

Secara umum, urutan efisiensi (dari tercepat ke paling lambat untuk banyak baris data):

  1. Pivot Table: Paling efisien karena hanya menghitung ulang ketika data sumber diubah/di-refresh.
  2. SUMIFS: Sangat efisien. Excel dioptimalkan untuk SUMIFS karena fungsinya terstruktur dan tidak memerlukan evaluasi array per baris seperti yang dilakukan oleh teknik SUMPRODUCT atau Array Formulas lama.
  3. SUMPRODUCT (Logika Boolean): Lebih lambat dari SUMIFS, karena harus membangun dan mengalikan array internal yang besar sebelum menjumlahkan. Sebaiknya hanya digunakan jika SUMIFS tidak dapat menangani logika yang dibutuhkan (misalnya, logika OR yang kompleks atau kondisi dinamis).
  4. Volatile Functions: Hindari menggunakan fungsi volatile (seperti OFFSET atau INDIRECT) di dalam rumus penjumlahan bersyarat Anda, karena ini memaksa seluruh spreadsheet untuk dihitung ulang setiap kali ada perubahan, bahkan jika perubahan tersebut tidak terkait dengan sel tersebut.

3. Menjumlahkan Data Horizontal (SUMSQ dan SUMX2MY2)

Meskipun jarang digunakan untuk penjumlahan data keuangan sederhana, ada fungsi yang dirancang untuk jenis penjumlahan spesifik dalam analisis statistik atau teknik:

  • SUMSQ: Menghitung jumlah kuadrat dari argumen. =SUMSQ(A1:A3) akan menghasilkan (A1^2) + (A2^2) + (A3^2).
  • SUMX2MY2: Menghitung jumlah dari selisih kuadrat dari nilai yang sesuai dalam dua array. Berguna dalam analisis statistik.

4. Penjumlahan Berbasis Kriteria OR Lanjutan (Menggunakan Array Formulas Lama)

Meskipun SUMIFS hanya mendukung logika AND, dan SUMPRODUCT menawarkan logika OR, array formulas tradisional (yang diakhiri dengan Ctrl + Shift + Enter atau CSE) masih menjadi alat yang ampuh untuk logika OR yang sangat spesifik dan berlapis.

Tujuan: Jumlahkan Penjualan di B:B jika Wilayahnya adalah "Utara" ATAU "Selatan".

{=SUM(
    IF(
        (A2:A10="Utara") + (A2:A10="Selatan"), 
        B2:B10, 
        0
    )
)}
            

Kurung kurawal {} di sekitar rumus menunjukkan bahwa rumus tersebut telah dimasukkan sebagai Array Formula. Sama seperti SUMPRODUCT, logika + digunakan untuk operasi OR. Kelemahan utamanya adalah array formulas sulit dipelihara dan rentan terhadap kesalahan saat editor lupa menekan CSE.

Bagian VI: Praktik Terbaik dalam Manajemen Penjumlahan Data

Untuk memastikan spreadsheet Anda akurat, mudah dipelihara, dan berkelanjutan, ikuti praktik terbaik berikut saat mendesain rumus penjumlahan yang kompleks.

1. Selalu Gunakan Referensi Tabel (Table References)

Alih-alih merujuk pada rentang sel statis (misalnya, A2:C500), konversikan data Anda menjadi Tabel Excel (Insert > Table). Ketika Anda menggunakan Tabel (misalnya, bernama DataPenjualan), Anda dapat merujuk pada kolomnya dengan nama yang bermakna.

Contoh Statis (Buruk): =SUMIF(A2:A100, "Monitor", C2:C100)

Contoh Tabel (Baik): =SUMIF(DataPenjualan[Produk], "Monitor", DataPenjualan[Penjualan])

Keuntungan: Rumus akan otomatis menyesuaikan ukurannya ketika baris baru ditambahkan ke Tabel, menghilangkan kesalahan rentang yang terlupakan.

2. Pisahkan Kriteria dari Rumus

Hindari memasukkan nilai kriteria (misalnya, "Monitor" atau ">5000000") langsung ke dalam rumus. Sebaliknya, simpan kriteria di sel terpisah (misalnya, sel F1 berisi "Monitor", sel F2 berisi 5000000). Hal ini membuat rumus lebih fleksibel dan mudah diaudit.

Contoh Fleksibel:

=SUMIF(DataPenjualan[Produk], F1, DataPenjualan[Penjualan])
=SUMIF(DataPenjualan[Penjualan], ">"&F2)
            

Ini memungkinkan pengguna mengubah kriteria hanya dengan mengetik di sel F1 atau F2 tanpa menyentuh rumus utama.

3. Pemanfaatan Kolom Bantuan (Helper Columns)

Terkadang, kriteria penjumlahan terlalu kompleks atau melibatkan pembersihan data (misalnya, hanya menjumlahkan data dari hari kerja). Daripada membuat rumus SUMIFS yang sangat panjang dan tidak terbaca, buat kolom bantuan yang menghitung kondisi tersebut (misalnya, kolom yang menghasilkan TRUE/FALSE atau 1/0).

Setelah kondisi dihitung di kolom bantuan, SUMIFS Anda menjadi lebih sederhana: kriteria_range adalah kolom bantuan, dan kriteria adalah 1 atau TRUE.

4. Audit Rumus Penjumlahan Anda

Untuk rumus yang kompleks, gunakan fitur Excel "Trace Precedents" dan "Trace Dependents" di tab Formulas. Ini membantu Anda memvisualisasikan sel mana yang menyumbang hasil rumus penjumlahan Anda dan memastikan Anda tidak merujuk ke data yang salah atau mengabaikan rentang penting.

5. Penggunaan DAX untuk Penjumlahan Lebih Lanjut (Power Pivot)

Untuk kebutuhan penjumlahan dan agregasi data yang ekstrem, terutama ketika Anda harus menggabungkan data dari berbagai sumber atau melakukan perhitungan Time Intelligence (YTD, QTD), Excel memiliki fitur Power Pivot. Power Pivot menggunakan bahasa DAX (Data Analysis Expressions). Dalam DAX, penjumlahan dilakukan dengan fungsi SUM, SUMX (untuk operasi baris-demi-baris), dan CALCULATE (mesin utamanya untuk penjumlahan bersyarat). Ini adalah langkah selanjutnya bagi pengguna yang telah mencapai batas kemampuan SUMIFS dan SUMPRODUCT.

🏠 Homepage