Sakit tenggorokan pada kucing, meskipun tidak seumum pada manusia, adalah kondisi yang memerlukan perhatian serius. Jika kucing Anda menunjukkan gejala seperti kesulitan menelan, penurunan nafsu makan, bersuara serak, atau air liur berlebihan, kemungkinan besar ia mengalami peradangan pada tenggorokan (faringitis). Dalam banyak kasus, infeksi bakteri menjadi penyebab utama, yang mengharuskan penggunaan antibiotik untuk kucing sakit tenggorokan.
Penyebab sakit tenggorokan pada kucing sangat beragam, mulai dari benda asing tersangkut, trauma fisik, hingga alergi. Namun, ketika infeksi bakteri menjadi pemicunya, antibiotik adalah lini pertahanan yang paling efektif. Bakteri seperti *Bordetella bronchiseptica* atau *Streptococcus* seringkali menjadi biang keladi.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua sakit tenggorokan disebabkan oleh bakteri. Infeksi virus (seperti Calicivirus atau Herpesvirus, yang sering menjadi bagian dari kombo flu kucing) atau jamur juga bisa terjadi. Inilah mengapa diagnosis dokter hewan sangat krusial sebelum pemberian antibiotik untuk kucing sakit tenggorokan.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter hewan akan meresepkan antibiotik yang sesuai berdasarkan jenis bakteri yang dicurigai atau teridentifikasi. Beberapa kelompok antibiotik yang sering direkomendasikan meliputi:
Durasi pengobatan dengan antibiotik untuk kucing sakit tenggorokan biasanya bervariasi, seringkali berlangsung antara 7 hingga 14 hari. Kepatuhan total terhadap jadwal pemberian sangat penting untuk memastikan semua bakteri berhasil dibasmi dan mencegah resistensi obat.
Ketika kucing mengalami sakit tenggorokan parah hingga memerlukan intervensi antibiotik, gejala lain mungkin menyertai. Mengenali tanda-tanda ini akan mempercepat penanganan:
Antibiotik adalah pengobatan inti untuk infeksi bakteri, namun perawatan suportif akan sangat membantu proses penyembuhan kucing Anda:
Ingat, antibiotik untuk kucing sakit tenggorokan hanyalah satu bagian dari rencana perawatan. Konsultasi rutin dengan dokter hewan sangat dianjurkan untuk memonitor efektivitas obat dan memastikan tidak ada komplikasi lain yang berkembang selama masa pemulihan.