Ilustrasi: Mekanisme netralisasi asam lambung.
Gangguan pencernaan yang umum seperti mulas (heartburn), dispepsia (nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas), dan refluks asam seringkali disebabkan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Asam lambung (asam klorida) yang seharusnya membantu proses pencernaan, ketika jumlahnya terlalu banyak atau naik ke kerongkongan, dapat menyebabkan sensasi terbakar dan rasa tidak nyaman. Untuk mengatasi gejala akut ini, banyak orang mengandalkan obat-obatan yang bekerja cepat, salah satunya adalah antasida.
Dalam dunia farmasi, terdapat berbagai formulasi antasida. Salah satu kombinasi yang sangat populer dan efektif adalah yang menggabungkan dua zat aktif utama: **Aluminium Hidroksida (Al(OH)₃)** dan **Magnesium Hidroksida (Mg(OH)₂) **. Formula ini dirancang untuk memberikan aksi netralisasi asam yang cepat dan seimbang.
Kedua senyawa ini adalah basa lemah yang bekerja dengan cara langsung menetralkan kelebihan asam klorida di dalam lambung, sehingga meningkatkan pH lambung dan mengurangi iritasi pada lapisan mukosa.
• Aluminium Hidroksida: 200 mg
• Magnesium Hidroksida: 200 mg
Aluminium Hidroksida (200 mg): Zat ini terkenal karena memiliki efek mengikat (binding effect) yang dapat membantu melapisi dinding lambung. Namun, salah satu efek sampingnya yang paling dikenal adalah kecenderungan menyebabkan konstipasi atau sembelit pada beberapa pengguna.
Magnesium Hidroksida (200 mg): Senyawa ini cenderung bekerja lebih cepat dalam menetralkan asam dibandingkan aluminium hidroksida. Keunikan magnesium hidroksida adalah efek sampingnya yang cenderung berlawanan dengan aluminium, yaitu dapat menyebabkan diare ringan.
Kombinasi antasida doen aluminium hydroxide 200 mg magnesium hydroxide 200 mg bukanlah kebetulan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sinergi efek netralisasi yang cepat sekaligus meminimalkan efek samping yang merugikan dari masing-masing komponen. Jika hanya menggunakan aluminium hidroksida, risiko sembelit meningkat. Sebaliknya, jika hanya menggunakan magnesium hidroksida, risiko diare meningkat. Dengan dosis seimbang 200 mg untuk keduanya, efek pencahar dari magnesium dapat mengimbangi efek konstipasi dari aluminium, menghasilkan tolerabilitas yang lebih baik bagi saluran pencernaan secara umum.
Antasida ini sangat efektif untuk meredakan gejala mulas mendadak, sakit maag akibat asam lambung naik, dan ketidaknyamanan yang terkait dengan keasaman lambung yang bersifat sementara.
Antasida dengan kombinasi ini umumnya tersedia dalam bentuk tablet kunyah atau suspensi cair. Sangat penting untuk mengonsumsinya sesuai anjuran yang tertera pada kemasan atau petunjuk dokter. Biasanya, obat ini dikonsumsi 1-2 jam setelah makan atau sebelum tidur, saat gejala asam lambung diperkirakan akan muncul.
Meskipun aman untuk penggunaan sesekali, perlu diingat bahwa antasida hanya mengatasi gejala, bukan penyakit dasarnya. Jika gejala asam lambung sering kambuh (kronis), atau jika Anda mengalami gejala parah seperti kesulitan menelan, penurunan berat badan yang tidak jelas, atau muntah darah, konsultasi medis sangat diperlukan.
Selain itu, antasida dapat mempengaruhi penyerapan obat-obatan lain. Konsultasikan dengan apoteker atau dokter mengenai jarak waktu yang tepat antara konsumsi antasida dengan obat resep lain, terutama antibiotik atau obat jantung, karena interaksi dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.