Gangguan pencernaan, terutama sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai GERD atau maag, seringkali membuat orang mencari pertolongan cepat. Salah satu obat yang paling umum digunakan dan mudah didapatkan adalah antasida. Antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung yang berlebihan, memberikan kelegaan yang cepat.
Namun, pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: antasida diminum berapa kali dalam sehari? Jawabannya tidak tunggal, karena sangat bergantung pada jenis antasida yang Anda gunakan, keparahan gejala, dan instruksi dari profesional kesehatan.
Antasida bukanlah obat yang menyembuhkan penyebab utama naiknya asam lambung (seperti proton pump inhibitors/PPIs atau H2 blockers), melainkan memberikan solusi jangka pendek untuk meredakan gejala akut. Mereka mengandung basa lemah seperti aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, atau kalsium karbonat.
Mayoritas antasida yang dijual bebas (OTC) direkomendasikan untuk diminum sesuai kebutuhan saat gejala muncul. Namun, secara umum, panduan dosisnya adalah:
Mengetahui "berapa kali" harus meminumnya juga harus diselaraskan dengan "kapan" waktu yang tepat:
Frekuensi penggunaan juga bisa berbeda tergantung formulanya:
Antasida Cair (Suspensi): Bekerja lebih cepat karena permukaannya yang lebih luas dan tidak memerlukan pengunyahan. Oleh karena itu, dosisnya mungkin sedikit berbeda (misalnya, 10 ml setiap 4 jam). Efeknya cenderung bertahan lebih singkat dibandingkan beberapa tablet yang dirancang untuk pelepasan lambat.
Antasida Tablet Kunyah: Membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai bekerja karena harus dikunyah sempurna dan larut dalam lambung. Dosisnya seringkali lebih tinggi per sajian (misalnya, 2 tablet per dosis) namun intervalnya mungkin lebih panjang.
Meskipun antasida aman digunakan dalam jangka pendek, mengandalkan obat ini terlalu sering atau terlalu banyak dapat menimbulkan masalah:
Jika Anda merasa perlu mengonsumsi antasida lebih dari dua kali sehari secara rutin selama lebih dari dua minggu, ini adalah sinyal bahwa asam lambung Anda mungkin memerlukan penanganan medis yang lebih serius. Penggunaan berlebihan dapat: