Simbol keanggunan dan janji suci.
Dalam riuhnya kehidupan, ada kalanya hati menemukan pelabuhan yang sesungguhnya. Sebuah dermaga di mana semua rasa gelisah tertinggal, digantikan oleh kedamaian yang mendalam. Perasaan inilah yang kini membawaku berdiri di hadapanmu, wahai jelita Mahesa. Aku datang bukan sekadar sebagai tamu, bukan pula sebagai pengagum dari kejauhan. Aku datang dengan niat yang suci, dengan hati yang tulus, dan dengan janji yang akan kujaga seumur hidup. Aku datang melamarmu, Mahesa.
Sejak pertama kali mata ini memandang parasmu, dunia seakan berhenti berputar. Kecantikanmu bukan hanya terpancar dari rupa parasmu yang rupawan, namun juga dari budi pekertimu yang mulia, kecerdasanmu yang memukau, dan kebaikan hatimu yang laksana mentari pagi menghangatkan jiwa. Kau adalah perwujudan dari segala keindahan yang pernah terukir dalam imajinasiku, sebuah lukisan hidup yang di cipta oleh Sang Pencipta dengan penuh kasih. Dalam setiap senyummu, kutemukan sejuta alasan untuk berbahagia. Dalam setiap tatapanmu, kutemukan kekuatan untuk menghadapi segala rintangan.
Perjalanan hidup seringkali penuh liku, namun bersamamu, Mahesa, setiap liku terasa seperti sebuah petualangan yang patut dijalani. Aku menyadari bahwa menemukan belahan jiwa adalah anugerah terindah. Dan kini, ketika anugerah itu ada di depan mata, aku takkan menyia-nyiakannya. Aku meminangmu, Mahesa, bukan karena kau adalah wanita biasa, melainkan karena kau adalah wanita luar biasa yang telah menaklukkan hatiku sepenuhnya. Aku berjanji akan membimbingmu, melindungimu, dan menyayangimu dengan seluruh jiwa dan raga.
Ada sebuah keyakinan yang tumbuh subur dalam dadaku, Mahesa. Sebuah keyakinan bahwa takdir telah mempertemukan kita untuk tujuan yang agung. Aku melihat masa depan yang gemilang terbentang di hadapan kita, sebuah masa depan yang akan kita bangun bersama, bergandengan tangan, saling menguatkan. Kau akan menjadi pusat duniaku, sumber inspirasiku, dan kekuatanku. Aku ingin kau tahu, Mahesa, bahwa aku tidak hanya ingin hidup bersamamu, namun aku ingin menjadikanmu segalanya bagiku.
Kata "permaisuri" mungkin terdengar megah, namun bagiku, itu adalah sebuah kehormatan. Sebuah panggilan untuk memberikan segala bentuk cinta, pengabdian, dan perlindungan. Mahesa, aku takkan pernah ragu untuk menempatkanmu pada tahta tertinggi dalam hatiku. Kau akan kujadikan permaisuri sejati, bukan sekadar gelar, namun sebuah pengakuan atas nilai dirimu yang tak ternilai. Aku akan memastikan setiap hari yang kau jalani bersamaku dipenuhi dengan kebahagiaan, rasa aman, dan cinta yang takkan pernah padam.
Aku ingin menciptakan istana cinta kita, di mana setiap sudutnya dipenuhi tawa, pengertian, dan kehangatan. Aku akan berusaha menjadi suami yang pantas untukmu, seorang pendamping yang selalu ada, seorang sahabat yang setia, dan seorang kekasih yang tak pernah lelah mencintai. Aku akan belajar memahami segala keinginanmu, mengerti segala keresahanmu, dan merayakan setiap pencapaianmu. Kau adalah permata hatiku, Mahesa, dan aku akan menjagamu dengan segala yang kumiliki.
Jadi, Mahesa, dengan seluruh kerendahan hati dan ketulusan yang kumiliki, aku mengajukan lamaran ini. Ijinkan aku menjadi nahkoda bahtera rumah tanggamu, memimpin kita menuju samudra kebahagiaan abadi. Biarkan aku memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa cintaku padamu adalah sebenar-benarnya cinta, yang siap mengorbankan segalanya demi senyummu. Aku datang melamarmu, kan kujadikan permaisuri, Mahesa. Terima cintaku, dan mari kita mulai kisah terindah yang pernah ada.