Munculnya benjolan di leher bisa menjadi perhatian yang wajar bagi siapa saja. Leher adalah area yang kompleks, berisi banyak struktur penting seperti kelenjar getah bening, tiroid, pembuluh darah, saraf, dan otot. Keberadaan benjolan di area ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang ringan dan tidak berbahaya hingga yang memerlukan perhatian medis segera.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, "Ada benjolan di leher harus ke dokter apa?" Jawabannya bergantung pada beberapa faktor penting, seperti ukuran benjolan, apakah terasa nyeri, bagaimana perkembangannya, dan gejala lain yang menyertainya. Memahami kapan harus mencari bantuan profesional medis adalah langkah awal yang krusial untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Sebelum membahas kapan harus ke dokter, penting untuk mengetahui beberapa penyebab umum munculnya benjolan di leher:
Ini adalah penyebab paling umum dari benjolan di leher. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyaring patogen seperti bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar getah bening bisa membengkak. Lokasinya bisa di berbagai area leher, seperti di bawah rahang, di samping leher, atau di belakang telinga.
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher. Pembengkakan kelenjar tiroid (gondok atau struma) dapat menyebabkan benjolan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kekurangan yodium, penyakit autoimun seperti Hashimoto atau Graves, atau nodul tiroid (tonjolan kecil pada kelenjar tiroid).
Kista adalah kantung berisi cairan, udara, atau bahan lain yang dapat terbentuk di berbagai bagian leher. Contohnya adalah kista duktus (benjolan akibat sisa perkembangan janin) atau kista ateroma (terbentuk dari kelenjar minyak kulit).
Lipoma adalah pertumbuhan jinak dari sel lemak. Benjolan ini biasanya lunak, bergerak, dan tidak nyeri. Lipoma dapat tumbuh di mana saja di bawah kulit, termasuk di leher.
Meskipun lebih jarang, benjolan di leher juga bisa menjadi tanda adanya tumor, baik yang jinak maupun ganas (kanker). Kanker kelenjar getah bening (limfoma) atau kanker yang berasal dari organ lain di kepala dan leher bisa bermanifestasi sebagai benjolan.
Membedakan benjolan yang perlu dikhawatirkan dengan yang tidak membutuhkan penanganan medis segera bisa membingungkan. Namun, ada beberapa tanda peringatan yang harus mendorong Anda untuk segera berkonsultasi dengan dokter:
Benjolan yang berukuran lebih dari 2 cm, atau yang tumbuh dengan cepat dalam beberapa minggu, perlu dievaluasi. Benjolan yang terus membesar tanpa alasan jelas patut dicurigai.
Benjolan yang terasa keras seperti batu, sulit digerakkan saat disentuh, dan tidak menimbulkan rasa sakit bisa menjadi indikasi kondisi yang lebih serius, termasuk keganasan.
Jika benjolan disertai dengan gejala seperti:
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda bahwa benjolan tersebut terkait dengan kondisi yang lebih serius.
Meskipun seringkali benjolan pasca cedera adalah hematoma (kumpulan darah), jika benjolan tersebut tidak menghilang atau terasa aneh, sebaiknya periksakan.
Jika benjolan tidak mereda dalam waktu 2-4 minggu, meskipun Anda sudah beristirahat atau minum obat pereda nyeri dan demam, sebaiknya Anda memeriksakannya.
Ketika Anda memeriksakan benjolan di leher ke dokter, dokter akan melakukan beberapa hal untuk menegakkan diagnosis:
Memiliki benjolan di leher memang bisa menimbulkan kekhawatiran. Namun, dengan mengetahui kemungkinan penyebab dan kapan harus mencari pertolongan medis, Anda dapat bertindak dengan bijak. Umumnya, benjolan yang disebabkan oleh infeksi akan mereda dengan sendirinya atau dengan pengobatan sederhana. Namun, jika Anda menemukan benjolan yang besar, tumbuh cepat, keras, tidak bergerak, atau disertai gejala menyakitkan lainnya, jangan tunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif dan menjaga kesehatan Anda.